Hai semua, gimana kabarnya? Author harap semua baik, sehat selalu yaa.
Maaf baru bisa update sekarang, jujur belakang ini males banget buat nulis.
Kalau ada saran ataupun kritik silahkan tulis di kolom komentar ya.
Happy reading, I hope you enjoy it.
***
Emilia membelah padatnya jalan Ibu Kota dengan motor sport, ia melaju dengan kecepatan penuh. Tujuannya saat ini tempat balapan yang telah dikirim Elvina.
Emilia berhenti tepat di tengah-tengah ribuan orang dan menjadi pusat perhatian. Ia tak mempedulikannya, tujuannya sekarang adalah Elvina. Netranya menelisik jauh hingga atensinya berpusat pada tribun paling atas.
Setelah sampai, Emilia mendudukkan badannya tepat di samping Elvina.
"Siapa yang balap?" tanya Emilia.
"Wakil Geng Black Wolf, kalau lawannya engga tau."
"Lo tau siapa wakil Geng Black Wolf? Langit, dia wakilnya," sambung Elvina.
"Hah?" Emilia terkejut mendengarnya.
"Lo kaget kan? Sama, gue juga. Baru aja gue dapet kabarnya dari X," timbal Elvina.
"Bukannya Rifan ya?"
"Engga, dia cuman penutup aja mungkin? Wakil aslinya ya Langit. Opini gue kaya gitu," jelas Elvina. Emilia menganggukkan kepalanya paham.
"Anak Geng Dragon lawannya?" tanya Emilia memastikan.
"Bukan, engga tau dia geng mana."
Emilia mengernyitkan dahinya bingung, bukankah selama ini yang selalu menantang Geng Black Wolf itu Geng Drago? Lalu siapa lawan dari Geng Black Wolf kali ini? Ntahlah Emilia tak ingin memusingkan hal tersebut.
Pertandingan akan segera dimulai. Seorang wanita dengan penampilan yang seksi dan pakaian yang minim bahan berjalan menuju ke tengah lintasan dengan membawa bendera. Dengan hitungan,
3
2
1
Bendera jatuh ke tanah berbarengan dengan melajunya motor sport dengan kecepatan tinggi. Saat ini mereka seperti tak mempedulikan nyawa yang sewaktu-waktu bisa melayang, tujuan mereka hanyalah kemenangan. Gesekan benteng di antara mereka bagaikan kebencian yang memercik menciptakan kobaran api yang semakin lama semakin membesar. Hal itu hanya imajinasi? Ntahlah hanya mereka yang mengetahuinya.
Mereka mencoba menyalip satu sama lain, menambah kecepatan hingga menciptakan ilusi yang tampak kabur.
Hingga tiba ditikungan terakhir, masing masing dari mereka tak ada yang mau mengalah. Mereka menambah kecepatan guna mencapai garis finis pertama.
Pertandingan telah berakhir, salah satu dari mereka mencapai garis finis terlebih dahulu, sorakan dan tepuk tangan terdengar begitu nyaring disertai umpatan penuh amarah dari seorang pemuda.
"Anjing."
"Kalah hm?" ucapnya menyindir disertai dengan kekehan mengejek.
Siapa pemenang diantara mereka? Langit? Salah, pemuda yang diketahui bernama Samudera lah yang menjadi pemenang.
Langit memandang tak suka ke arah Samudera. Ia benci kekalahan, menurutnya kalah itu sama saja dengan mempermalukan diri sendiri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlabuh?
Teen FictionChintya Emilia Mada, gadis cantik dengan seribu teka tekinya. Ia terkenal dengan sifat yang keras kepala, tidak suka diatur, dan suka dengan hal yang berbau motor sport. Baginya hidup itu hanya sekali, jadi sayang jika disia sia kan. Meski tingkahn...