05

254 38 1
                                    


Happy Reading

Sebelum masuk sekolah, Deukpal menyempatkan waktu berolahraga untuk membentuk tubuh anak ini menjadi lebih baik. Tubuh Yiheon sangat kurus, tidak memiliki otot-otot seperti tubuhnya dahulu.

Dia juga mencoba belajar walaupun sedikit tidak mengerti, setidaknya apa yang diajarkan gurunya dahulu masih teringat di otaknya.

Dengan tubuh anak ini, Deukpal bisa meraih mimpinya untuk kuliah dan menjadi sarjana. Walaupun begitu, dia tetap kasihan dengan anak ini, yang tidak bisa melakukan apa-apa setelah mereka berdua bertukar tubuh seperti ini.

Deukpal akhirnya menyerah karena ada beberapa soal yang tidak bisa dia kerjakan, dia pun memutuskan menyewa guru private dari kartu kredit tanpa batas yang ia miliki. Selain itu juga, dia membeli beberapa perabotan olahraga agar dia tidak pergi ke gym dan berolahraga di dalam rumah.

Hari demi hari pun telah berlalu. Sekarang adalah hari yang ditunggu-tunggu Deukpal, yaitu masuk sekolah. Hari libur telah selesai, siswa siswi mulai terlihat di jalanan.

Deukpal yang diantar sopir pribadinya, mengernyit bingung saat sang sopir menghentikan mobil di tempat yang masih jauh dari sekolah.

"Kenapa berhenti di sini?" Tanya Deukpal.

"Anda selalu turun di tempat ini" Jelas sang sopir.

"Mulai hari, antar saya sampai di depan gerbang" Ujar Deukpal.

Mobil kembali melanjutkan perjalananan. Deukpal tidak habis pikir dengan pemikiran anak ini yang rela berjalan jauh agar orang-orang di sekolah tidak tahu jika dia adalah anak dari orang kaya. Andai kata Yiheon adalah teman dekatnya, sudah Deukpal pastikan orang-orang yang berani mengganggunya berakhir di rumah sakit.

Deukpal yang asik menatap luar jendela mobil, terfokuskan saat matanya menangkap seorang gadis yang tengah berlari memakai seragam sekolah yang sama dengannya.

Di sisi lain, Hayeong yang terus berlari ke sekolah terhenti saat mendengar suara klakson mobil.

Gadis itu pun menoleh.

Kaca mobil perlahan turun, melihatkan sosok laki-laki dengan senyum cerahnya.

"Hei, teman! Mau berangkat bersama?"

Sekyung yang sedang membaca buku, beralih menatap luar jendela mobil dan tidak sengaja menatap Hayeong yang terlihat sedang berbicara dengan seseorang dari dalam mobil.

"Apa yang kau lihat?" Tanya ayah yang sedang menyetir.

Lelaki itu kembali menatap bukunya "Tidak ada" Bohongnya, dan diam-diam melirik gadis itu dari kaca spion.

.
.
.

Hayeong dan Deukpal ternyata berada di kelas yang sama. Kedua remaja itu terlihat berjalan ke kelas bersama, mulai menceritakan banyak hal semenjak mereka memutuskan untuk berteman.

Hayeong bilang, setelah sejak lama, ini kali pertama mereka berdua berada di kelas yang sama. Saat masih SMP dulu, selama tiga tahun penuh mereka terus berada di kelas yang sama, namun tidak pernah berbicara ataupun bertegur sapa, karena Yiheon adalah orang yang sangat pendiam.

Karena sekarang Yiheon tidak mengingat hal-hal di sekolah, Hayeong mencoba menjauhkan Yiheon dari anak-anak yang selalu mengganggunya. Lupa ingatan adalah suatu hal yang bagus, karena itu Yiheon bisa melupakan semua kenangan buruk di sekolah ini. Dan awal kenangan buruk yang diderita laki-laki ini itu karena dirinya.

Keduanya mulai masuk ke dalam kelas, anak-anak yang lain sempat melirik mereka berdua di ambang pintu, tak tertarik, mereka pun kembali ke aktivitas masing-masing.

Hayeong terlihat sedikit terkejut melihat mereka yang mengabaikan Yiheon begitu saja. Tidak menatapnya menjijikan seperti biasa ataupun berkata buruk ke dia.

Gadis itu beralih menatap Yiheon di sampingnya. Apa gaya rambut laki-laki ini mampu membuat mereka tidak bisa mengenalinya?

"Hayeong-aa"

Keduanya menoleh.

Deukpal terkejut melihat anak ini, begitupun dengan Sekyung yang sama terkejutnya melihat Deukpal.

"Kau? Sekolah disini?!" Kaget Deukpal.

Sekyung mengernyitkan kening menatap Deukpal. Dia yang tadinya menatap Hayeong, benar-benar terkejut menatap laki-laki yang mirip sekali dengan Yiheon ini.

Jangan bilang..

"Yiheon?" Tanya Sekyung memastikan.

Hayeong menarik tangan Yiheon ke kursi belakang dekat jendela. Meninggalkan Sekyung begitu saja.

Sedangkan Sekyung hanya bisa diam melihat mereka berdua. Dia masih tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, laki-laki yang ia temani waktu itu, beneran Song Yiheon?

"Kenapa menarik ku seperti ini?" Tanya Deukpal mulai duduk.

Dia melihat dirinya sedang duduk di kursi paling belakang.

"Aku tidak mau duduk disini, pelajaran ku bisa terganggu jika berada jauh dari guru" Ujar Deukpal yang akan pergi kalau tidak di tahan Hayeong.

"Kita hanya sementara duduk disini, wali kelas yang akan menentukan kursi" Jelas gadis itu.

Hayeong kembali menatap ke depan setelah berbicara dengan Yiheon. Dia mengernyit bingung melihat para gadis yang duduk di depan mereka menatap Yiheon lumayan lama.

"Kenapa wajahnya seperti tidak asing ya?" Gumam Minji, matanya tidak berhenti menatap wajah Yiheon.

Hayeong yang sedang menatap mereka, beralih ke arah pintu saat sosok gadis mulai masuk ke dalam kelas.

Saat masuk ke dalam kelas, gadis itu tersenyum melihat Sekyung berada di kelas yang sama dengannya, kemudian duduk di samping laki-laki itu.

"Annyeong, Sekyung-aa" Sapa Eunbyeol.

Guru perempuan kemudian masuk ke dalam kelas, dia memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas 3-3. Wanita itu lalu mengabsen murid-muridnya. Satu persatu mereka menyahut saat dipanggil, dan tibalah giliran Song Yiheon.

Anak-anak yang mendengar nama Yiheon disebutkan, lantas menoleh menatap sosok laki-laki yang berbeda jauh dengan Yiheon yang mereka kenal.

"Itu Yiheon?"

"Dia memotong rambutnya?"

"Pantas tidak asing, dia Yiheon sekelas dengan kita tahun lalu!"

Wali kelas kembali mengabsen.

"Choi Sekyung"

"Hadir"

"Ha Eunbyeol"

"Hadir"

"Hong Jaemin"

Laki-laki berambut pirang itu mengangkat tangannya "Hadir" Ucapnya, lalu melirik Yiheon di sana.

"Bukannya kita berada di kelas yang bermasalah? Lihat, Eunbyeol Yiheon Sekyung dan Jaemin ada disini" Bisik seseorang pada temannya.

Keempat orang yang mereka sebutkan barusan adalah anak-anak yang terkenal bermasalah di sekolah ini.

Setelah kepergian wali kelas, Jaemin bangkit dari kursinya, berjalan mendekati Yiheon lalu menendang mejanya.

Anak-anak yang lain mulai memperhatikan mereka berdua.

Jaemin menarik rambut Yiheon agar menatap ke arahnya "Brengsek, kenapa mengabaikan pesanku selama libur!?"

Deukpal melirik name tag di seragam Jaemin, kemudian tersenyum menatap laki-laki ini.

"Kenapa? Kau merindukanku?"

"Apa?"

"Kau tau, aku ingin sekali bertemu denganmu. Jaemin-aa"



















-To Be Continued..

Epoch [High School Return Of A Gangster]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang