Bab 1

9 3 0
                                    

Happy reading~~

Matahari mulai terbit menyinari bumi dengan sinar hangatnya, burung-burung mulai berkicau sehingga suasana tampak damai, namun itu tidak berlaku dengan seseorang yang meringkuk disebuah ruangan diawal hari.

"Shhh, sa-kit" orang itu merintih lalu perlahan bangkit dari kasur kapuk yang sudah usang menuju kamar mandi.

-

"Difa, saya mohon maafkan saya, saya hanya main-main dengan dia, saya serius hanya denganmu"

"Alah, alasan saja kamu! Aku tahu kamu dan dia sudah menjalin hubungan selama 6 bulan kan? Bahkan kamu tidak segan berhubungan * dengannya! Itu yang kamu sebut main-main? Lebih baik kamu dan aku hidup masing-masing!  Aku nggak sudi hidup dengan barang bekas orang lain!".

"Sial! Kenapa dia bisa tahu tentang itu, kalau begini bisa-bisa rencana gue gagal. Gue harus mencari cara agar dia bisa dibodohi lagi!". Ucap pria itu kesal.

Netra pria itu tidak sengaja melihat pintu yang terbuka lalu berdecak.

"Aish! Anak sialan, gue tahu lo ada disana, kesini sendiri atau gue seret!"

Seseorang berjalan masuk dengan tertatih dia menundukkan kepalanya, merasa takut.

"Heh, gue tahu lo kan yang udah ngasih tau Difa kalo gue selingkuh? Lo itu udah gue kasih tau, jangan ikut campur dengan urusan gue, tapi tetep aja!"

"Sa-ya minta maaf tuan sa- ARGHH, AM-PUN TUAN! SHH, BE-BERHENTI"

Ctasss
Ctasss
Ctasss

Suara cambukan terdengar berkali-kali di ruangan itu, jejak merah keunguan dan darah mulai terlihat di kulit putih pria itu, jejak yang mulai sembuh kembali tercetak, dia merintih memohon ampun, pria yang menyiksanya pun berhenti dia bernafas lega, namun.

"Arghhh, arghhh, shhh, t-tuan saya mohon"

"Dasar anak sial! Udah gue bilang kalo Lo jangan ikut campur tentang rencana gue, sekarang rasain ini!".

Darah mulai mengalir meninggalkan jejak di lantai namun pria itu belum puas dia terus menerus menyayat-nyayat tubuh adik tercintanya.


Jidan mulai melihat nafas adiknya yang melemah dan tubuhnya yang mulai pucat. Dia berhenti lalu menendang tubuh itu dan meninggalkan adiknya sendiri di ruangan itu.

"Lut!"

"Ya tuan"

"Bawa anak itu ke rumah sakit, tapi jangan sampai ada yang tau apa yang terjadi, dan jangan sampai anak itu mati! Saya belum puas menyiksanya. Terserah apa saja alasannya itu bukan urusan saya, paham?"

"Baik tuan, saya permisi"
-




.
Hai jangan lupa tinggalkan vote dan komen biar Moon tambah semangat ya! Timakacii °•🌷•°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang