Bab 2 - Ayah temanku

163K 606 12
                                    

Anna menatap rumah temannya yang begitu besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna menatap rumah temannya yang begitu besar. Masuk ke dalam, Anna melihat seorang pria yang terlihat fokus ke arah korannya. Sepertinya itu ayahnya.

"Yah, ini temen Sela."

Heru menoleh, ia menatap lekat ke tubuh Anna. Anna yang ditatap sedemikian rupa sedikit tidak nyaman.

"Temen Sela mau nginep boleh nggak?"

Anna menoleh cepat, ia mengernyit tak senang atas ucapan Sela tanpa bertanya dulu ke dia.

"Boleh, biar kamu gak kesepian juga sendiri di kamar."

Sela tersenyum cerah, ia mendekat ke arah Anna. "Gak papa ya nginep di rumah aku? Nanti aku izinin ke orangtua kamu kok, tenang aja."

Mau tak mau Anna mengangguk, ia melirik ke belakang dan tubuhnya meremang saat ayahnya Sela tersenyum ke arahnya.

——

Malam hari tiba, Anna sudah berganti pakaian tidur milik Sela. Beberapa jam, Sela sudah tertidur. Sedangkan Anna masih menutup matanya sedari tadi namun tak kunjung bisa tertidur.

Suara pintu terbuka, dadanya sudah berdebar kencang merasa was-was. Anna membalikkan badannya ke arah Sela, tak lama terlihat bayangan di belakangnya. Anna bisa merasakan tangan besar menyentuh pundaknya.

Anna bingung, ia harus bangun atau tetap berpura-pura tidur. Anna merasakan bokongnya dielus-elus, tangan itu bergerak semakin maju dan berhenti di depan vaginanya yang tertutupi celana.

Anna menggigit bibirnya, mana ia tidak memakai celana dalam. Karena celana dalamnya jatuh di kamar mandi, tidak mungkin ia memakai celana dalam milik Sela.

Heru melirik ke arah Anna, ia tau perempuan itu belum tertidur. Jari telunjuk terulur mengelus garis vagina Anna. Heru menurunkan celana yang dikenakan Anna hingga sepaha, ia berbaring di samping Anna dan mengangkat kaki kiri Anna ke atas dan menahannya dengan kakinya.

Heru mengulurkan tangannya, ia memutar-mutar itil Anna. Tangan kanannya menyelipkan ke bawah tubuh Anna dan meremas-remas payudara sekal Anna.

Anna menggigit bibirnya, ia mengepalkan tangannya menahan diri agar tidak mendesah. Matanya menatap ke depan, ia melihat Sela yang tertidur pulas tanpa tau ayahnya sedang meraba-raba sahabatnya sendiri.

"Jangan berpura-pura tidur, saya tau kamu belum tidur."

Anna tersentak, ia tanpa sadar menoleh ke belakang.

"Euh–!" Anna membekap bibirnya saat sebuah jari tiba-tiba didorong masuk ke dalam vaginanya.

"Sela dia gak bakal bangun kalau udah tidur, gak perlu takut ketauan."

Story' Of Anna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang