"Aska,"
Ucap aksa kepada laki-laki yang bernama aska. Aska merupakan kakak kandung dari aksa.
Saat itu adalah malam hari, mereka berdua sedang makan malam bersama. Malam ini, mereka hanya makan malam berdua tanpa orang tua mereka. Orang tua mereka harus pergi ke luar kota akibat pekerjaan.
"Kenapa?" Tanya aska dengan cuek.
Aksa sebenarnya ingin mengatakan sesuatu kepada laki-laki yang merupakan kakaknya itu. Dia ingin bercerita mengenai perasaan apa yang sedang dia rasakan.
Aksa memang sering bercerita dan berterus terang pada kakaknya. Baginya, tidak afdol jika tidak bercerita dengan aska.
"Hmm, aca mau ngomong sama you ko." Ucap aksa dengan sedikit gemetar.
'Aca' memang merupakan panggilan aksa di keluarga.
Aksa dan aska memang sering mengucapkan you dan i, sehingga tak heran jika mereka menggunakan bahasa campuran itu terus.
Aksa juga kadang memanggil aska dengan sebutan 'koko'.
"Jadi gini,"
"Kenapa?"
"Hmm, aca lagi suka sama perempuan ko." Ucap aksa.
Aska tak menjawab perkataan dari adik kecilnya itu, dia merasa tidak percaya dengannya.
Pasalnya, aksa merupakan laki-laki yang jarang sekali terlibat rumor dengan perempuan. Bahkan, aksa tak pernah terang terangan bercerita mengenai perempuan padanya.
"Koko, ish!"
"Kenapa diem aja? Aca serius."
Ucap aksa sedikit kesal.
Masih tak menjawab, aksa yang mulai kesal dengan kakaknya itu pun akhirnya menyerah.
"Ah yaudah lah males, i kaya ngomong sama batu." Ucap aksa yang sudah geram dengan kakaknya tersebut.
Aksa yang sudah kesal tidak ingin melanjutkan makan nya. Dia berdiri dari kursi dan ingin bergegas untuk ke kamar.
Namun disaat dia ingin pergi dari meja makan, kakaknya tiba-tiba membalas perkataan aksa yang sedaritadi tak dijawab olehnya.
"Ca, sini dulu. Jangan ke kamar dulu, ini koko jawab." Ajak aska pada adik kesayangannya.
"Heleh tadi koko ga ngejawab aca,"
"Aca males, mau ke kamar." Ucap aksa dengan ekspresi datar.
"Ca, dengerin dulu," tutur aska pada adiknya dengan lembut.
"Bukannya koko ga mau jawab, tapi koko ga percaya kamu bilang gitu. Ga ada angin, ga ada hujan, tiba-tiba curhat tentang cewek,"
"Koko bukan ga mau dengerin, tapi kamu masih kecil, jadi kalo bisa ya jangan cinta cintaan dulu." Lanjut aska menjelaskan pada aksa mengenai pendapatnya.
Aksa justru diam, dirinya bingung harus menjawab apa. Dia juga merasa sedikit kecewa akan jawaban kakaknya yang tidak sesuai ekspektasi.
Aksa kembali duduk di kursi. Dia masih diam akibat perkataan dari kakaknya.
Kakaknya yang melihat hal itupun mewajarkan respon adiknya terhadap perkataannya mengenai perempuan.
Dia menunggu sampai adiknya mencerna apa yang dia maksud. Sebagai kakak, tentunya dia tak mau adiknya memikirkan percintaan terlebih dahulu.
Dia tak ingin bila waktu belajar aksa terganggu akibat percintaan, dia tak ingin adiknya memikirkan hal yang seharusnya tidak dia pikirkan di usia sekarang.
"Ko, tapi dia baik. Hadiah dari aksa buat dia, dihargai banget sama dia," jawab aksa pada kakaknya yang daritadi sudah menasihatinya.
"Aksara sastra, ini bukan tentang dia baik atau tidaknya. Ini tentang kamu, kamu masih kecil aksa ... Jangan mikirin percintaan dulu. Ngerti ya?" Balas aska pada adiknya.
Aksa tak menjawab, dia justru menangis karena mendengar perkataan kakaknya.
Dia sedih kakaknya tak mendukungnya dengan khaila feby.
Menangis ... Menempatkan tangannya di meja makan, lalu menempatkan kepalanya diatas tangannya yang menjadi tumpuan.
Aska selalu tak tega jika melihat adiknya menangis. Akhirnya, dengan sangat terpaksa, aska menarik kembali perkataannya terhadap aksa.
"Udah udah, jangan nangis,"
"Koko minta maaf,"
"Mana cewe nya? Coba kasih tau sini."
Bujuk aska dengan lembut, sambil menepuk-nepuk pundak adik kesayangannya itu.
"Udah aca, koko bolehin kamu suka sama dia." Lanjut aska.
"HAH???"
"BENERAN KO???"
Teriak aksa dengan sangat bersemangat.
"Iya beneran, siapa namanya?" Tanya aska.
"Hmm, nama dia ... Khaila Feby ko." Jawab adik kesayangannya itu.
"Baik orangnya?" Tanya aska penasaran.
"KOKO, AKSA UDAH BILANG DIA ITU BAIK. HADIAH DARI AKSA AJA DIHARGAI BANGET SAMA DIA, SUKAAA." Ucap aksa dengan sangat bersemangat untuk menceritakan perempuan yang dia suka itu.
"Eh, tunggu tunggu. You udah kasih dia hadiah?"
"Kok bisa? diajarin siapa kaya gitu. Udah ngerti cinta cintaan aja pake acara ngasih hadiah." Ucap aksa dengan nada sedikit memarahi.
Aksa tidak menjawab lagi, dia kembali mengeluarkan jurus andalannya. Aksa kembali menangis.
"Ca, jangan mulai," ucap aska merasa sudah muak.
"Iya, boleh. Mau ngasih dia alphard sekalian juga silahkan." Kata aska.
"ANJAYYYYY" Kata aksa, dengan segala keunikannya.
"Lambe mu cah cah, pengen tak sentil." Ucap aska semakin muak adiknya mengucapkan kata 'anjay'.
***
Pagi harinya, di jam 5 pagi. Aksa sudah bangun dari tidurnya. Dia tidur bersama aska karena orang tuanya keluar kota, dan hanya berdua di rumah.
"KOKO!!!"
"ASSALAMUALAIKUM, KOKO!!!"
"KOKO!!"
Teriak aksa di telinga kakaknya. Dia membangunkan kakaknya dengan berteriak memanggil.
"Ya Allah, koko ku budek," celetuk aksa.
"Bangun, laper ko." Rengek aksa kelaparan.
Aska kemudian perlahan membuka matanya. Pemandangan laki-laki tampan yang merupakan adiknya itu menghiasi pagi hari aska.
Aska sangat beruntung memiliki adik seperti aksa. Selain tampan, dia juga spesial.
Beberapa keistimewaan dari aksa:
- Bisa membangunkan orang untuk sahur menggunakan panci.
- Bisa meluluhkan hati aska hanya dengan menangis.
- Bisa matematika, cuma agak gila sedikit."Waalaikumsalam bang, ngapain ente bangunin ane pagi pagi begini? Ini weekend bro." Ujar aska dengan sarkas suara dilembutkan.
"Hehehehe"
"Sholat subuh bund," sahut aksa.
"Gue kan kristen beb." Jawab aska sambil tersenyum sarkas.
"OH IYA LUPA KO HEHEHE,"
"maap ya"
"Tidur lagi ko, tidur lagi. hehehe." Suruh aksa pada kakaknya yang dia ganggu tidurnya.
Aska tak kesal pada adik kesayangannya, dia tak ingin adiknya menangis lagi.
Tapiiii boonggg
"AKSA SETANNN!!!" Maki aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
RomanceMenceritakan tentang perkenalan aksa dan khaila yang sebelumnya tidak saling kenal satu sama lain. Dan tentang bagaimana anak perempuan broken home (khaila feby) yang memiliki banyak trauma, bisa menemukan cintanya, tempat ternyamannya bercerita, hi...