Hadiah Pertama

50 11 3
                                    

Hello feby, adalah kata pertama yang dituliskan untuknya. Dia khaila feby, perempuan baik dan cantik yang membuat aksa bisa jatuh cinta sampai sedalam ini.
 
Saat itu, pandangan pertama laki-laki tampan yang bernama aksara sastra itu jatuh pada saat dia mengunjungi suatu sekolah. Gadis cantik dengan rambut kepang khasnya, mencuri pandangan pertama laki-laki yang bernama aksara sastra.

Laki-laki itu bahkan tak henti hentinya menatap perempuan cantik itu, matanya yang sipit membuat perempuan itu terlihat semakin lucu.

Aksa yang tertarik pada perempuan itupun bertanya kepada teman yang daritadi berada disampingnya “Reksa, lo kenal dia ga?” tanyanya pada reksa sambil terus menatap perempuan lewat didepannya.

Reksa dengan kebingungan menjawab pertanyaan aksa, “Hah? Yang mana?” jawab reksa kebingungan apa yang dimaksud sahabatnya itu. “Ah udah lah ga jadi” ucap aksa kesal karena temannya tak menyadari ada perempuan cantik yang berada disekitarnya.

Reksa mengajak aksa untuk pulang karena masih ada hal lain yang harus mereka kerjakan. “Ayo pulang. Besok kan masih bisa kesini lagi” ujarnya kepada aksa.

Namun, aksa malah melamun dan tak menjawab ajakan reksa. “Woi, ayo pulang aksa!” lanjut reksa dengan suara semakin kencang agar temannya menyadari ajakannya untuk pulang.

"Hah?” tanya aksa dengan kaget dan kebingungan, karena sedari tadi ia tak menyadari apa yang temannya ucapkan. “Yaudah ayo, kita pulang.” ucap reksa sambil menarik tangan aksa.
 
Mereka pun bergegas untuk pulang. Namun, aksa masih terlihat melamun dan tidak fokus. Reksa yang menyadari akan hal itupun merasa keheranan akan tingkah temannya itu.

Karena keheranan dengan dengan tingkah temannya itu, akhirnya reksa bertanya pada temannya yang dirasa aneh itu. “Sa, lo kenapa malah bengong?” lirihnya seraya kebingungan mengapa aksa malah melamun.

Aksa yang sedari tadi melamun pun akhirnya bersuara “Kenapa, reksa?” tanya aksa pada laki-laki yang merupakan sahabatnya itu. “Engga, gua perhatiin lo daritadi bengong aja. Lagi mikirin apa bro? Serius banget kayanya.” ucap reksa kepada temannya yang tingkahnya terlihat aneh.

Aksa tak lagi menjawab pertanyaan reksa. Justru, ia malah menyuruh reksa untuk melanjutkan pulang. Reksa yang sudah pusing dengan tingkah temannya itupun mengiyakan ajakan temannya untuk segera pulang.

Di perjalanan menuju pulang, reksa kembali bertanya kepada anak laki-laki yang dia bonceng itu. “Sa, lo suka ya sama yang dikepang tadi?” ucapnya pada aksa dengan nada sedikit meledek.

Aksa yang mendengar perkataan temannya itupun kaget, Dia bingung kenapa temannya bisa tau akan hal itu. Namun, dia tak mau mengaku begitu saja. Aksa lantas menjawab “Apaan sih, ga!” Ketusnya.

Reksa yang mendengar perkataan aksa pun justru malah semakin meledek temannya itu. “Masa iya sih? Gua perhatiin lo tadi ngeliatin yang dikepang terus tuh” ledek reksa seraya tidak percaya dengan pernyataan aksa. “Udah, ngaku aja sa. Keliatan banget lo suka nya hahaha” lanjut reksa semakin meledek aksa yang sedang kesal dengan dirinya.

Aksa yang kesal dengan reksa pun tidak mau menjawab lagi perkataan reksa. Aksa terus memasang ekspresi wajah kesal selama perjalanan.  Bahkan, aksa seperti ingin mencubit ginjal reksa karena kekesalan itu masih berlanjut.

                                  ***

Mereka sampai di rumah reksa, aksa menginap di rumah reksa malam ini. Mereka turun dari motor dan melepas helm yang mereka pakai. Lalu bergegas masuk ke dalam rumah reksa.

Kedatangan mereka berdua pun disambut hangat oleh keluarga reksa. Bahkan, aksa sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh orang tua reksa. Maka tak heran jika aksa menginap di rumah reksa.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang