Best Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya.
Elora Iren...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂🍂🍂
Nathan melepas sandal luarnya dan menggantinya dengan sandal bulu saat ia sudah masuk kedalam rumah yang terlihat sepi itu, wajar karena memang waktu sudah menunjukkan hampir pukul 1 dini hari jadi mungkin orang tua dan kakaknya sudah tidur.
Ia berjalan lesuh masuk lebih dalam dengan ruangan yang gelap hanya berhiasan cahaya temaram dari lampu-lampu kecil yang ada dibeberapa sudut rumah ini.
Nathan hari ini seperti dikena badai kesialan bertubi tubi. Entahlah tapi itu cukup membuat tidak nyaman.
Dimulai saat ia kembali bertemu dengan gadis itu dan kembali berurusan dengan nya bahkan dibuat syok saat pertemuan pertama mereka setelah kejadian itu justru harus dimulai dengan kabar kehamilan yang membuat kelimpungan seketika.
Nathan seperti terjebak dalam labirin ketidakpastian. Pelan-pelan, ia menyadari bahwa hidupnya mulai terjerat dalam komitmen yang belum ia pahami benar.
Hari-hari berlalu, dan kejadian tidak terduga mulai mempersempit ruang bernapasnya. Ia menemukan dirinya terjebak dalam situasi yang tidak terbayangkan. Gadis yang tidak sengaja terbawa pada arus malam itu kini mengandung anaknya.
Kenyataan itu memukulnya seperti ombak besar. Nathan merasa lelah, pusing, dan kehilangan arah. Ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya salah dari dirinya.
"Apa kau berpikir aku sudi mengandung anak dari bajingan tengil, culas sepertimu, ck aku bahkan berdoa tidak lagi bertemu dengan manusia sejenis sepertimu dibelahan bumi manapun"
"Pria brengsek dan bajingan sepertimu layak mendapat tamparan bahkan____ , dijebloskan dalam penjara pun sangat amat layak untuk dilakukan."
"Dunia bahkan terlalu indah untuk seorang pendosa sepertimu atau bahkan____ neraka rasanya akan menolak orang sepertimu kau tahu kenapa? Karena tidak ada tempat yang layak untuk pendosa menjijikan sepertimu dibelahan dunia manapun kau tidak pantas diterima"
"Dimanapun kau tidak pantas diterima"
tidak pantas___ tidak pantas___ tidak pantas___
Nathan berteriak frustasisaat kata-kata gadis itu kembali terulang di otaknya, sejak tadi ia berusaha menepiskan hal itu tetapi setiap akan memejamkan mata selalu gagal saat bayangan wajah Irene kembali menayapanya.
Nathan berdiri dengan cepat kekamar mandi yang ada dikamarnya, berniat membasuh wajahnya dengan harapan bisa kembali mendapatkan degup jantungnya yang normal.
Bahkan saat jam menunjukan pukul 2 dini hari, Nathan baru keluar dari sana dengan keadaan shirtless menampilkan badan kekarnya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi, ia merasa lapar sekarang padahal ia pantang menguyah sesuatu di jam rawan seperti ini deme menjaga kebuguran tubuhnya dan menjaga agar berat badan nya tetap stabil. Niatnya ingin mengabaikan rasa lapar itu tetapi urung saat ia mengingat perkatan Rafael tadi tentang seorang ayah yang biasanya merasakan ngidam saat istrinya sedang hamil.