Best Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya.
Elora Iren...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂🍂🍂
"Jadi?"
Irene menaikkan alisnya mendapat pertanyaan tidak lengkap dari Eliza, teman perempuannya itu memang sedikit aneh, tiba-tiba bertanya lalu tiba-tiba menjawab tanpa basa-basi, seperti saat ini membuatnya harus mencerna baik-baik kelanjutan pertanyaannya.
"Jadi apa? Kebiasaan sekali bertanya tanpa basa-basi. Kalau bertanya diperjelas," kata Darryl yang sudah hafal soalkebiasaan temannya yang satu ini.
Irene sepertinya tidak berniat meladeni omong kosong kedua temannya itu, yang setiap hari selalu meributkan hal-hal kecil. Hanya fokus pada makanannya, menelannya dengan pelan, memastikan setiap makanan lezat ini, melewati tenggorokannya dengan damai mengingat mungkin sebentar lagi dia tidak akan menikmati makanan lezat yang disediakan oleh kantor ini lagi untuknya.
Eliza menyadari keterdiaman Irene sejak tadi, Eliza memberi kode pada Darryl untuk melihat kearah Irene. Mereka sama-sama tahu seperti apa kehidupan gadis ini, seperti apa tekanan yang diterima dari bos mereka tetapi mereka sama sekali tidak melakukan apapun untuk membantu temannya itu.
"Irene?"
"Irene!"
"Ya?" Irene terkesiap saat Eliza memanggilnya pelan dan menyentuh bahunya. "Ada apa?"
"Kau pasti masih memikirkan itu, ya? Irene mengangguk, jelas masih memikirkan masalahnya. Kepaalnya benar-benar buntu tidak tahu harus melakukan apa.
"Aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa dan kemana untuk mencari berita yang kemungkinan bisa dinaikkan pada musim ini," katanya lesuh sembari menyandarkan punggungnya, nafsu makannya tiba-tiba hilang seketika.
"Bagaimana,ya, aku juga bingung harus membantumu kalau seperti ini," Eliza mengelus pelan lengan Irene.
"Selain membantumu dengan doa," kata Darryl sembari mendorong piring makannya karena sudah tandas. Eliza mengangguk, karena otaknya benar-benar buntu untuk memikirkan ide apa yang cocok untuk menaikkan berita panas pada musim ini.
"Darryl, kaukan punya banyak teman, teman-temanmu juga kebanyakan atlet, dan bukankah adikmu itu atlet sepak bola, ya?"
Selain karyawan kantor, Darryl juga merupakan atlet tinju yang tiba-tiba merangkap menjadi karyawan kantoran dengan alasan ingin mengisi waktu liburnya yang panjang.