P R L O G

2K 44 3
                                    

***

7 Januari tepatnya 1 tahun lalu

"Halo, kenapa sa?" tanya seseorang dari sebrang

"Ma papa keritis, dokter bilang papa harus di oprasi sekarang" ucap Askara terdengar panik

"Apa! Mama kesana sekarang sa, kamu jagain papa dulu ya nak" ucap Dewi dari sebarang

"Iya ma, cepat ya ma, Aska bingung harus apa sekarang" ucap Askara terdengar ingin menangis

"iya sayang kamu jangan nangis ya nak, kamu harus kuat demi mama sama papa oky jagoan nya mama" ucap Dewi lembut dari sebarang

"I-iya ma" ucap Askara

***

Askara berdiri didepan ruang operasi dengan tangan gemetar dan perasaan tak tenang, selain memikirkan kondisi papa nya Askara juga sekarang memikirkan dimana mama nya berada

Sudah lebih dari dua jam lalu Askara berbicara dengan ibu nya namun wanita itu sama sekali belum datang

"Mama kemana kenapa belum datang juga" ucap Askara dia terus menelpon nomer ibu nya namun sama sekali tidak diangkat

Askara semakin gundah pikiran nya semakin kacau dia duku di kursi tunggu, sampai seseorang menepuk pundak nya Askara menoleh dan mendapati keempat sahabat nya

"Lo gak perlu takut ska, papa lo pasti gak papa" ucap Sagra, Askara mengangguk pelan perasaan masih sangat kacau dan tak tenang sekarang

"Minum ska, biar lebih tenang" ucap si kembar mereka memberikan satu botol air mineral pada Askara

"Jangan terlalu di pikirin ska, semua bakal baik-baik aja" ucap Kevano

"Semoga.." lirih Askara

***

Di sini sekarang askara berada di pemakaman bukan ayahnya yang meninggal karan penyakit jantung nya tapi sang ibunda yang berpulang karan kecelakaan saat menuju rumah sakit, hari ini hari dimana dunia nya runtuh, dia Kehilangan sosok ibu, ditambah lagi dangan sang ayah yang koma, hidup nya hancur sekrang

"Ma mama kenapa ninggalin aska sendiri"ucap sendu anak lelaki itu menatap gundukan tanan yang baru

"Nanti kalo papa udah bangun gimana ma aska harus bilang apa sama papa"setetes air mata jatuh membasahi pipi putih nya

"Liat ma anak mama ini cengeng banget, belum juga 1 hari mama tinggal udah nangis "ucapnya sambil menghapus air mata nya

"Aska janji ma aska bakal cari tau siapa yang dua buat mama kaya gini" ucap nya sembari mencengkeram kuat tanah basah tersebut

Hujan turun seolah tak mau membiarkan dia menangis sendirian

Teman-teman nya hanya melihat nya dari jauh agar tak mengganggu waktu Askara dan ibu nya

"Baru pertama kali nya gua liat dia nangis kaya gini" ucap Alvin

***

S

etelah beberapa bulan akhirnya gibran Dirgantara Selaku ayah dari Aksara bangun dari koma nya

"As-Aska..De-dewi.."panggil nya

"Iya pa aska di sini"-ucapnya sambil mendekati sang ayah

"Sa..Mama mu.... Mana..."tanya gibran pada anaknya

Askara hanya diam dia tidak tau harus menjawab apa ayahnya baru sadar tidak mungkin dia memberitahu ayahnya kalo sang ibu telah tiada

"Aska..."Panggil nya lagi membuat lamunan Askara buyar

"Nanti aska kasih tau sekarang papa istirahat dulu yah aska gak mu papa sakit" ucap Askara dengan senyuman yang dia anggap

"Tapi..Sa...Mama...Kamu...Baik-Baik saja kan..."tanya sang ayah kembali

Askara mati matian menahan air mata nya yang ingin sekali meluncur

"Mama baik ko pa, mama lagi ada urusan aja"ucap Askara sambil tersenyum tentu saja itu palsu dia sangat ingin menangis saat ini
Ucapan askara tadi hanya di bales senyuman hangat oleh sang ayah

***

TBC
(Vote, komen, and Follow)

Hai semua, Askara aku rombak guys jadi aku mohon buat kalian baca lagi ya, gak semua nya aku rombak ko, tapi 85% nya aku rombak dan alur nya juga berubah 85%

Dia Askara (DIROMBAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang