Nasib Gadis Cantik Miskin

1K 5 0
                                    

Perkenalkan namaku Sari. Aku adalah anak sulung dari empat bersaudara.

Awalnya aku hanyalah gadis desa biasa yang menikmati masa muda dan sekolah, hingga akhirnya petaka itu tiba!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya aku hanyalah gadis desa biasa yang menikmati masa muda dan sekolah, hingga akhirnya petaka itu tiba!

Kedua orangtuaku termasuk warga miskin. Bapakku hanyalah tukang bangunan yang penghasilannya tak menentu.

Sedangkan ibuku seorang ibu rumah tangga yang kadang diminta bantuan untuk bersih-bersih di rumah tetangga yang lebih kaya. Sering pula ia diminta bantuan untuk memasak jika ada yang memiliki hajat.

Keluarga kami sering menerima bantuan raskin, zakat, atau sembako menjelang lebaran. Sebenarnya penghasilan kami cukup untuk menghidupi keluarga, namun untuk membiayai sekolahku dan adik-adikku terasa agak berat.

Kadang orangtuaku harus meminjam uang kesana-kemari. Untuk itulah, aku tak bisa kuliah.

Meskipun termasuk berprestasi; sering juara satu di kelas, aku hanya meneruskan sampai ke SMK jurusan akuntansi. Agar selepas lulus aku bisa langsung bekerja.

Adikku yang nomor dua juga begitu, ia masuk SMK jurusan marketing, dua tahun di bawahku.

Yah, adik cantikku itu bernama Risna. Meski berselisih dua tahun, namun perawakan kami hampir sama.

Ia tumbuh dengan cepat, hingga banyak yang mengira kami adalah saudara kembar.

Adik tersayangku itu. Tak kusangka jika bakal menemui nasib yang serupa denganku. Ah!

Sedangkan adikku yang ketiga masih duduk di SD, laki-laki, bernama Andi.

*

Selulus SMK, aku diterima bekerja di salah-satu toko batik terkenal di kota.
Mendapatkan bagian administrasi.

Kehidupan kami pun perlahan mulai membaik. Aku bisa ikut membantu biaya sekolah adik-adikku.

Namun rupanya kesulitan tak henti-hentinya menghantui kami. Entah karma apa yang kami dapatkan dari masa lalu?!

Ibuku kebobolan hingga hamil lagi! Adik yang keempat!

Karena faktor usia dan kelainan, ia harus dioperasi saat persalinan. Dokter bilang, hanya salah satu yang bisa diselamatkan. Ibuku atau anak yang dikandungnya.

Dilema yang sangat berat bagi kami! Namun bapak akhirnya memutuskan jika ibuku yang harus diselamatkan.

Keajaiban terjadi. Dua-duanya bisa terselamatkan!

Adikku terlahir selamat dan ibuku masih hidup meski sempat mendapatkan perawatan intensif.

Syukurlah! Kami sangat bergembira!

Namun dibalik itu, kami harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk biaya rumah sakit. Waktu itu belum ada BPJS. Asuransi kesehatan pun kami tak punya.

Untuk meminta bantuan ke pemerintah kami belum tahu caranya. Akhirnya kami meminjam uang ke saudara-saudara dan tetangga.

Sari NurbayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang