Bab 2

46.8K 1.7K 23
                                    


  Gadis manis itu tampak sangat bahagia ketika Nafisah sudah sembuh dan sudah bisa pulang.
Tak lupa Ia mengurus administrasi dan berpamitan pada dokter atau suster yang selama ini menangani santri cantiknya itu.
Ia memang supel dan ramah kepada semua orang, wajar saja Ia sudah mengenal sebagian dokter atau suster yang menangani Nafisah. Padahal baru 3 hari Ia menginap di sana.
Setelah sampai di dalam pesantren ia langsung di sambut oleh beberapa ustadzah dan anggota kamar Firdaus 7. Banyak dari ustadzah ustadzah yang mengagumi keberaniannya juga kecerdasannya,, tak heran Ia menjadi salah satu ustadzah yang paling akrab dengan keluarga Bu nyai. Tiga malam yang lalu Ia sangat khawatir pada salah satu santri yang kejang kejang, yang butuh perawatan khusus. Beberapa ustadzah sudah mencoba menanganinya dengan memberinya obat, do'a do'a bahkan suwuk.
Namun keadaan santri tersebut semakin parah, dan itu artinya mereka harus ikhtiyar, yakni membawanya ke rumah sakit.
Para ustadzah saling memandang ketika santri itu semakin parah, akhirnya gadis manis itu angkat bicara. Ia bersedia untuk meminta izin ke ndalem untuk membawanya ke rumah sakit. Sementara ustadzah yang lain khawatir dia tak akan di izini oleh Bu nyai karena malam sudah larut, dan pasti Bu nyai khawatir akan keselamatannya.
Tapi gadis manis itu yakin seratus persen bahwa Bu nyai akan mengizinkannya..
Dan alhamdulillah....
Santri yang kejang kejang tersebut sudah sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama teman temannya.

*****
    "Ustadzah Nayla nggak takut tidur di rumah sakit??"Tanya ustadzah Fatimah bergidik ngeri.

   "Hmm Dik Nayla,, apa nggak muntah juga bau rumah sakit??"Tanya ustadzah Rizki yang selalu memanggilku dengan panggilan dik..

    "Ustadzah Nayla keren deh, Berani nginep di rumah sakit, tidak bersama keluarga... Tiga hari lagi... Semoga deh dapet suami Dokter"Celetuk Ustadzah Qonita yang langsung di amini oleh Ustadzah Fatimah,Rizki dan Ustadzah Qonita.

Dapat suami dokter??? Ohh....Yang benar saja?? Bertemu dengan dokter muda nan punya akhlaq yang bagus saja aku nggak pernah. Laah ini?? Tiba tiba di doakan dapat suami dokter. Yaa amiin saja dehh !!
Kenyataan memang apa yang ku omongkan tadi. Aku belum pernah bertemu dokter muda berakhlaq baik. Kalau bertemu dokter muda sih sangat sering.. Apalagi kemarin waktu menunggu Nafisah di rumah sakit. Banyak dari dokter dokter muda menyapa ku dan bahkan ada yang mengajak kenalan.
Dan dapat ku simpulkan itu sejenis dokter muda, berakhlaq sih,, tapi kurang bagus.
Terus,,, aku juga sering bertemu dengan dokter yang berakhlaq bagus, tapi sayangnya dokter itu kebanyakan seumuran dengan ayahku. Masa aku mau menikah dengan lelaki yang usianya sama dengan ayah??
Dalam lubuk hati yang paling dalam aku berkata tidak !!

       "Hmm.. Dik Nayla kok ngelamun sih,, kepikiran doanya Ustadzah Qonita yaah???"Tanya ustadzah Rizki melirikku sambil mengedip ngedipkan matanya.

Skakmat ! Tebakan Ustazah Rizki langsung mengena di ulu hatiku.
Memang beliau sering kali benar dalam menebak sesuatu..
Aishhh... Bener bener pinter kau ustadzah.. !!

    "Hmmm...Ustadzah Rizki bisa aja,, Kalau saya lagi mikirin punya suami Pengusaha tambak ikan gurami bagaimana??"Kilahku mencoba menggoda Ustadzah Rizki.

Dann... Usahaku berhasil..
Beliau langsung terbatuk batuk ketika mendengar pertanyaanku.
Haha.. Bukan maksud untuk membalas Ustadzah,, tapi cuma guyonan doank.. peace !!!
Lagian ia beruntung dan pastinya sangat bahagia dong...Tiga bulan lagi ia akan meninggalkan kita berempat yang berstatus jomblo sejati untuk melaksanakan sunnah nabi yang katanya bahagia dunia akhirat. Duduk di pelaminan bersanding dengan Ustadz Qodir yang merupakan pengusaha tambak ikan gurami.

   "Hehehe,,Dik Nayla bisa aja.. Awas Mas Qodir nya saya sekarang bibirnya kedut kedut looh gara gara di rasanin sama Dik Nayla"Sambung Ustadzah Rizki dengan malu malu.

Ahh dasar Ustadzah Rizki yang pintar membuat guyonan..
Diantara kita ber empat beliau lah yang paling dewasa tapi juga humoris. Sering menasehati kita jika kita ceroboh dan selalu membuka tempat sharing gratis kalau kita lagi bingung dan banyak masalah.
Kabar bahwa dia akan meninggalkan kita tiga bulan lagi adalah kabar sangat menyedihkan selama dua tahun aku tugas di sini.
Tapi jodoh di tangan Allah, meski kita nangis kayak apa sama ustadzah Rizki, beliau pasti akan bertemu dengan jodohnya dan memulai menempuh kehidupan baru. Mengingat usianya sudah 26 tahun, jadi ia sudah sangat pantas untuk menikah.
Tapi aku dan Ustadzah Qonita tak perlu sedih karena kami masih punya Ustadzah Fatimah yang juga mempunyai aura keibuan.

Sebenarnya kata Ustadzah Qonita, aku cukup dewasa kok, plus keibuan juga di usiaku yang beranjak 22 ini.
Hanya saja aku selalu di kelilingi oleh Ustadzah Rizki dan Ustadzah Fatimah, jadi yang keluar bukan kedewasaanku,, malah sifat kekanak kanakanku yang jarang terlihat orang lain.
Hanya mereka ber empat yang sangat mengerti sifat dan temperamen seorang Nayla zahra kamilah di pesantren ini.
Umminya juga sangat mengenali watak anak perempuan kesayangannya ini.
Aku memang pantas kalau bersikap manja pada siapa saja apalagi Ummi.. Mengingat aku adalah anak perempuan Ummi satu satunya,, Kakak pertamaku Laki Laki namanya kak achmad,, ia sudah menikah dengan Kak Nada, kakak iparku yang amat ku sayangi.
Kakak keduaku yang paling nakal tapi sangat ku sayangi ini bernama Kak Rizal... Belum menikah dan sibuk di dunia bisnisnya.
Yang terakhir adik lelaki ku yang paling ganteng melebihi Kak Achmad dan Kak Rizal,,, Dek Army..
Nama lengkapnya Armiya'. Seperti nama salah satu Nabi.
Ia masih duduk di bagku kelas 2 Madrsah Aliyah di Kediri.
Aku sangat bahagia memiliki keluarga yang sangat menyayangiku meski Kak Achmad dan Kak Rizal masih sering menggodaku,, dasar !!

     "Ustadzah Nayla, dapat telepon dari ndalem tuh!"kata Ustadzah Qonita sukses membuyarkan lamunanku.

     "Oh iya Ustadzah. Makasih"

Ku tempelkan gagang telepon ke telinga kananku, sementara hatiku dag dig dug tak karuan. Untuk apa ndalem menelponku?

     "Assalamualaikum.. Ustadzah Nayla??" Tanya suara di seberang yang ternyata suara ning Zakiah,, putri pertama Abah yai Hasyim dan Ibu nyai Fadhilah.

     "Enggeh ning,,,"Jawabku bingung plis grogi pastinya.

     "Ini loh Ustadzah..Ara nggak mau kalau di suruh belajar,,, katanya... mau belajar tapi sama Ustadzah Nayla"Jawabnya setengah mengadu.

Dan sekarang aku tau arah dimana pembicaraan ini kemudian.

     "Oh...Apa qulo ke sana saja Ning?"Tawarku sambil menggigit bibir bawah,, takut salah ngomong.

     "Alhamdulillah Ustadzah,, njenengan mau nemenin putri saya  belajar,, maturnuwon ustadzah...Saya menunggu ustadzah di ruamah
dengan senang hati. Matur nuwon looh ustadzah... Assalamu'alaikum"

     "Wa'alaikum salam"

Kemidian aku bersiap siap menuju ndalem untuk menemani Ning Lubabah belajar... Dan ini adalah termasuk rutinitasku selama 3 bulan terakhir... Sekali lagi,, menemani Ning Lubabah Rachma Zalea yang sangat cantik tapi suka usil itu.
Lalu ia teringat candaan santri santrinya di kelas ketika ia memberi mereka tugas. Bahwa putra Abah yai sudah datang dari Maroko. Tempat ia menemuh ilmu selama 9 tahun..
Subhanallah..
Dalam hatinya ia lumayan penasaran wajah putra Abah yai yang katanya sangat handsome itu.. Tak kaget sih,, Ning nabila adik Ning Zakiah dan Ning Zakiah sendiri sangat cantik begitu, di tambah Gus Itmam kakak Ning Nabilah yang juga tampan tapi agak berandal itu?
Bagaimana sebenarnya wajah gus yang katanya handsome itu??

Hubban jammanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang