Matahari sudah lama tenggelam di balik pegunungan tinggi yang mengelilingi Desa Cahyapura. Kegelapan yang menyelimuti desa itu bukan sekadar malam biasa, melainkan kegelapan yang dirasakan dalam setiap hati penduduknya. Sudah bertahun-tahun lamanya, Desa Cahyapura kehilangan cahayanya. Dulu, desa ini dikenal sebagai desa yang paling terang dan damai, di mana matahari selalu bersinar lebih cerah dan bintang-bintang lebih berkilau. Namun, semuanya berubah sejak Raja Kegelapan menguasai daerah itu.
Bintang, seorang pemuda berusia 16 tahun, duduk di jendela kamarnya yang menghadap ke hutan. Dia adalah anak yatim piatu yang hidup dengan kakeknya, Bapak Arjuna, seorang pria bijaksana dan mantan pejuang yang kini mengabdikan hidupnya sebagai petani. Bintang memandang ke arah hutan dengan tatapan penuh harap.
"Bintang, sudah malam. Jangan terlalu larut di situ," kata Bapak Arjuna sambil memasuki kamar dengan membawa lilin menyala. "Aku tahu kamu sering memikirkan cerita lama tentang Cahaya yang akan datang. Tapi ingatlah, harapan itu masih ada."
Bintang tersenyum tipis. "Aku percaya, Kek. Aku percaya bahwa Cahaya itu nyata dan akan datang untuk menyelamatkan kita."
Di tempat lain di desa, Raka dan Nila, teman-teman dekat Bintang, sedang berkumpul di sebuah gubuk kecil di pinggir hutan. Raka adalah pemuda yang cerdas dan selalu membawa buku catatan kecilnya, sedangkan Nila adalah gadis bijaksana yang sering memberikan nasihat baik kepada teman-temannya. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak kecil dan selalu bersama-sama.
"Aku mendengar kabar dari beberapa orang tua desa bahwa ada sebuah peta kuno yang menunjukkan lokasi di mana 'Ibu Cahaya' berada," kata Raka sambil membuka buku catatannya.
Nila mengangguk. "Aku juga mendengar desas-desus itu. Kita harus mencari tahu lebih lanjut. Jika benar, ini bisa menjadi harapan baru bagi kita semua."
Keesokan harinya, mereka bertiga berkumpul di rumah Bapak Arjuna. Dengan semangat yang menggebu, Bintang, Raka, dan Nila mulai membahas rencana perjalanan mereka. Bapak Arjuna mendengarkan dengan seksama dan memberikan beberapa petunjuk serta nasihat berharga.
"Perjalanan ini tidak akan mudah," kata Bapak Arjuna dengan suara tegas namun penuh kasih. "Kalian harus siap menghadapi segala rintangan. Ingatlah untuk selalu bersama-sama dan saling menjaga."
Dengan peta kuno di tangan, mereka memulai perjalanan menuju pegunungan utara, tempat yang diyakini sebagai lokasi 'Ibu Cahaya'. Mereka melewati hutan lebat, sungai deras, dan tebing curam. Setiap langkah terasa berat, namun semangat mereka tidak pernah surut.
Di tengah perjalanan, mereka menemukan gua besar yang penuh dengan batu bercahaya. "Ini pasti petunjuk," kata Bintang dengan mata berkilau. "Kita semakin dekat."
Namun, perjalanan mereka tidak sepenuhnya mulus. Raja Kegelapan telah mengetahui rencana mereka dan mengirim pasukan bayangan untuk menghentikan mereka. Malam itu, ketika mereka beristirahat di dalam gua, pasukan bayangan menyerang.
Dengan keberanian dan keterampilan yang dimiliki, mereka bertiga berhasil melawan pasukan bayangan itu. Bapak Arjuna yang diam-diam mengikuti mereka, muncul dan membantu mengalahkan pasukan musuh.
"Aku tidak bisa membiarkan kalian pergi sendiri," kata Bapak Arjuna dengan senyum bangga. "Kita harus melanjutkan perjalanan ini bersama."
Dengan semangat yang semakin membara, mereka melanjutkan perjalanan ke puncak gunung. Di sana, di tengah salju yang berkilauan, mereka menemukan sebuah pintu besar yang dihiasi dengan simbol cahaya. Bintang, dengan hati berdebar, membuka pintu itu.
Di balik pintu, mereka disambut oleh pemandangan yang luar biasa indah. Cahaya yang begitu terang dan hangat menyelimuti mereka. Di tengah-tengah ruangan besar itu, berdiri sosok wanita bercahaya, Ibu Cahaya.
"Kalian telah menunjukkan keberanian dan ketulusan hati," kata Ibu Cahaya dengan suara lembut. "Aku akan mengembalikan terang ke dunia ini."
Dengan kata-kata tersebut, dunia mulai cerah kembali. Kegelapan menghilang dan Desa Cahyapura kembali bersinar seperti dulu. Penduduk desa bersorak-sorai dan menyambut kembalinya cahaya dengan penuh kebahagiaan.
Bintang, Raka, Nila, dan Bapak Arjuna berdiri di puncak gunung, memandang ke arah desa mereka yang kembali terang. "Akhirnya, cahaya akan datang," kata Bintang dengan senyum lebar.
Perjalanan mereka mungkin telah berakhir, tetapi petualangan baru dan tantangan lain menunggu di depan. Cahaya telah datang, dan dengan itu, harapan baru menyelimuti dunia mereka.
Demikianlah Chapter 1 dari cerita "The Light Is Coming". Semoga pembaca menikmati perjalanan ini dan terus mengikuti petualangan Bintang dan teman-temannya di chapter-chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light is Coming [END]
FantasyDi dunia yang telah lama diselimuti kegelapan, harapan adalah sesuatu yang rapuh dan langka. Desa Cahyapura, yang dulunya dikenal sebagai desa yang paling terang dan damai, kini terpuruk dalam bayang-bayang kejahatan Raja Kegelapan. Namun, ketika se...