Waktu berlalu sejak kemenangan besar mereka melawan penyihir kuno. Desa Cahyapura kini menikmati kedamaian yang sudah lama dinantikan. Penduduk desa menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan penuh semangat dan harapan. Bintang, Raka, Nila, dan Bapak Arjuna telah menjadi pahlawan yang dihormati dan dikenang dalam sejarah desa.
Meskipun kedamaian telah tercipta, Bintang merasa bahwa masih ada satu hal terakhir yang harus dilakukan. Artefak Cahaya Abadi, yang telah menyelamatkan mereka berkali-kali, membutuhkan tempat yang aman dan suci agar kekuatannya tetap terjaga.
"Sudah saatnya kita mencari tempat untuk menyimpan artefak ini," kata Bintang kepada teman-temannya saat mereka berkumpul di rumah Bapak Arjuna.
Nila mengangguk setuju. "Kita perlu memastikan bahwa artefak ini tidak akan pernah jatuh ke tangan yang salah."
Raka yang bijak menambahkan, "Kita juga harus mencari cara untuk menjaga keseimbangan dan harmoni di dunia ini, meskipun tanpa artefak."
Bapak Arjuna, dengan pandangan penuh kebijaksanaan, menyarankan sebuah tempat. "Ada sebuah kuil suci di puncak Gunung Loka. Tempat itu dikenal sebagai pusat energi cahaya dan diyakini memiliki kekuatan untuk menjaga artefak ini dengan aman."
Mereka pun berangkat menuju Gunung Loka. Perjalanan menuju puncak gunung itu penuh tantangan, tetapi semangat mereka tidak goyah. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan makhluk-makhluk alam yang baik hati, yang membantu mereka dengan memberikan petunjuk dan perlindungan.
Ketika mereka tiba di puncak Gunung Loka, mereka menemukan kuil suci yang megah dan penuh dengan energi cahaya yang murni. Di tengah kuil, terdapat altar yang bercahaya, seolah-olah sudah menunggu kedatangan artefak Cahaya Abadi.
Bintang, dengan hati-hati, meletakkan artefak di atas altar. Cahaya terang langsung memancar dari artefak, menyebar ke seluruh kuil dan menciptakan suasana yang tenang dan damai.
"Tugas kita di sini selesai," kata Bintang dengan rasa lega.
Nila tersenyum, merasakan kedamaian yang luar biasa. "Kita telah melakukan yang terbaik untuk melindungi dunia ini."
Raka, dengan bijaksana, menambahkan, "Sekarang kita harus kembali dan memastikan bahwa kita terus menjaga kedamaian dan harmoni di Desa Cahyapura."
Bapak Arjuna, yang selalu menjadi pelindung mereka, merasa bangga dengan pencapaian mereka. "Kalian semua telah menjadi pelindung cahaya yang sejati. Dunia ini aman karena keberanian dan keteguhan kalian."
Mereka kembali ke Desa Cahyapura dengan hati yang tenang dan damai. Penduduk desa menyambut mereka dengan sukacita dan rasa syukur. Kini, desa tersebut tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol dari cahaya dan harapan.
Bintang, Raka, dan Nila melanjutkan kehidupan mereka dengan penuh semangat. Mereka terus membantu penduduk desa dan memastikan bahwa keseimbangan tetap terjaga. Mereka juga melatih generasi baru untuk menjadi pelindung cahaya, memastikan bahwa cahaya abadi akan selalu ada di dunia ini.
Pada malam yang tenang, Bintang duduk di tepi sungai, merenungkan semua yang telah terjadi. Nila datang dan duduk di sampingnya. "Kau pikir kita akan menghadapi ancaman lagi di masa depan?" tanya Nila.
Bintang tersenyum dan memandang langit yang penuh bintang. "Mungkin. Tapi aku yakin, dengan cahaya di hati kita dan persatuan yang kuat, kita akan selalu bisa mengatasi segala kegelapan."
Nila mengangguk setuju. "Cahaya akan selalu datang, bukan?"
"Ya," jawab Bintang. "Cahaya akan selalu datang."
Akhir Chapter 10
Dengan begitu, kisah Bintang, Raka, Nila, dan Bapak Arjuna mencapai akhirnya. Mereka telah berhasil membawa kedamaian dan harmoni ke Desa Cahyapura dan memastikan bahwa cahaya akan selalu bersinar terang. Cahaya akan selalu datang, dan harapan akan terus menyala, membawa kehidupan dan kedamaian ke dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light is Coming [END]
FantasyDi dunia yang telah lama diselimuti kegelapan, harapan adalah sesuatu yang rapuh dan langka. Desa Cahyapura, yang dulunya dikenal sebagai desa yang paling terang dan damai, kini terpuruk dalam bayang-bayang kejahatan Raja Kegelapan. Namun, ketika se...