13. Cendana

187 27 11
                                    

Seperjalanan arah pulang itu Revan bergulat dengan fikiranya sendiri, bagaimana dia baru tahu tentang Nafa yang didekati oleh teman Aji? Nafa tidak pernah cerita apa apa padanya. Dan lagi ada perasaan takut soal Aji yang tahu perasaannya pada Zahra masih ada. Dari mana Aji tahu soal itu? Soal uang yang diberikan dan hadiah yang ia berikan pada Zahra? Untuk kali ini Revan harus lebih hati hati lagi.

Atau Revan harusnya berhenti dan menjaga Nafa dari Cendana? Revan tidak tahu Cendana wujudnya seperti apa yang jelas untuk sekarang dia menang karena sudah mendapatkan Nafa. Sepulang dari pertemuannya dengan Aji, dia mendapatkan Nafa terlelap di kasur mereka. Revan segera membersihkan dirinya lalu setelah itu dia berbaring disebelah Nafa.

Ditatapnya wanitanya yang tengah tertidur lelap, tangan Revan bergerak mengusap wajah tenang Nafa. Tanpa sadar seutas senyum terpancar dari bibir Revan. Lalu tangannya mengusap dengan lembut rambut panjang Nafa sampai Nafa menggeliat dan perlahan dia membuka matanya. Dengan kedua mata yang tampak sayu itu, Nafa menatap Revan yang juga menatapnya dengan lembut.

Perlahan kesadaran Nafa kembali saat bibir Revan menempel pada kening Nafa. Revan mendekatkan dirinya pada Nafa dan tangannya perlahan mendekap Nafa. Revan menyembunyikan Nafa di dadanya, dia mengusap lembut rambut panjang Nafa sampai membuat Nafa kebingungan.

Terakhir saat dia ditinggalkan oleh Revan, Revan sama sekali tidak pamit untuk bekerja dan kenapa saat pulang kerja Revan berubah total? Revan malam kemarin memang marah, namun tidak terlalu dia tampakkan, hanya cemberut biasa saja. Tetapi kenapa sekarang tiba tiba Revan memeluk Nafa?

"Mas? Kamu kenapa?" tanya Nafa dengan suara serak.

Revan kembali mencium pucuk kepala sang istri, "Nggak pa-pa. Emang aku kenapa?"

"Tadi pas berangkat kamu masih cemberut perasaan."

"Udah lupain aja, kita tidur ya!" tangan Revan bergerak membawa tangan Nafa untuk memeluk pinggang Revan, setelah itu baru tangan Revan memeluk tubuh Nafasya.

Seutas senyum itu tercipta di bibir Nafa. Dia belum pernah merasakan dipeluk setenang ini oleh Revan. Meski ada yang janggal namun Nafa bersyukur. Hatinya berkata bahwa Revan sangat mencintainya dan semoga saja itu benar adanya.

Revan mendekap erat Nafa seolah tak ada hari esok. Nyatanya dia mendekap rasa takutnya yang baru saja dia sadari. Kini ketakutan terbesarnya adalah kehilangan Nafa. Aji sudah tahu tentang kedekatannya dengan Zahra, Aji pernah hampir pindah agama demi Nafa dan ada teman Aji yang mencintai Nafa. Ucapan Aji masih sangat segar di kepalanya dan membuatnya semakit takut.

"Mas?" Panggil Nafa.

"Hmm?"

"Kamu bener nggak apa apa?"

"Iya, Nafa-- i love you." lirihnya.

Mendengar kalimat itu dari suaminya membuat Nafa mendongak dan menatap Revan dengan sorot mata penasaran. Kenapa tiba tiba suaminya berkata seperti itu? SUngguh aneh, menurutnya.

"Kamu sakit?" tangan Nafa mendarat dikening Revan, "Tapi enggak demam."

Nafa menurunkan tangannya, "Mas--"

"Kenapa sih aku bilang gitu kamu kok kaget?"

"Nggak sih--aneh aja." jawabnya.

Nafa kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Revan dan mendekapnya lebih erat. Revan memang jujur mengatakan itu pada Nafa, dia memang mencintai Nafa mungkin sangat. Karena kini rasa takut kehilangan itu sudah hadir. Revan berjanji tidak akan ada yang bisa merebut Nafa dari dirinya dan dia pun akan berusaha mempertahankan rumah tangganya.

==

"Bekal udah aku buatin nasi goreng salmon ya."

"Iya sayang,''

Love In Trouble : Revan | RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang