4

51 6 0
                                    

hampir 3 bulan (name) berlatih dengan kaldo dan renatus, setiap hari (name) dinilai semakin berkembang oleh kedua orang itu. dilain sisi (name) juga sudah dianggap penghuni di kantor visioner suci meski ada juga yang kurang nyaman dengan keberadaan (name), menurut ryoh selaku kepala visioner suci (name) merupakan anak yang mampu membuat suasana kembali ceria dan hal itu juga diakui oleh anak anak easton.

kini (name) sedang berada di perpustakaan easton untuk membaca beberapa buku, akan tetapi fokusnya teralihkan karena seorang anak sejak kemarin dilihat masih pada tempat duduknya sambil membaca buku. (name) hendak menghampiri dan memastikan apakah anak itu masih hidup atau tidak, tapi ketika ia menyentuh bahu anak itu tiba tiba saja anak itu duduk tegap dan membentur hidung (name) hingga mimisan.

"eh ah...maaf" ucap anak itu panik lalu memberikan sapu tangannya, anak itu nampak lusuh dengan kantong mata yang tebal. "maaf" ucap anak itu lagi, mata (name) meneliti anak itu dari atas sampai bawah.

'dari lang' batin (name), anak itu menggaruk tengkuknya dan melirik ke samping.

"wirth, aku wirth madl" ujarnya sambil masih melihat arah lain, (name) menatap anak itu. "a..aku melihatmu menelitiku,kupikir kau bingung siapa aku,bukan maksud ingin kenal juga" ucap anak itu,ketika (name) membuka mulut hendak berbicara anak itu malah memotong.

"aku tau aku tau, aku nampak kotor kan" ucap anak itu kesal dan langsung duduk kembali ke kursinya dengan kesal, anak itu mulai membuka bukunya lagi. tak anak itu sadari (name) memberika sebuah apel dan membuat anak itu kaget.

"kalau ingin menjaga perpustakaan jaga juga kesehatanmu" ucap (name) dengan muka polosnya, anak itu menerima apel itu dan (name) pun pergi meninggalkannya. tentu saja wirth bingung.

'tidak mengomel? dia siapa?' pikir wirth.

.

.

seperti hari biasanya, setiap sore (name) berlatih dengan kaldo akan tetapi hari ini berbeda karena kaldo dikirim untuk bertugas sehingga (name) hanya bisa berlatih sendiri dan membantu tsurara merapikan tempat kerjanya. ketika selesai dengan mengangkut angkut barang, (name) hendak kembali ke asrama untuk istirahat dan tak sengaja menabrak orang saat berbelok di tangga hingga ia jatuh.

"tak bisakah kau tidak menabrak orang?" (name) kenal suara itu, orang yang menjitaknya kemarin sampai benjol. "lagi pula sedang apa anak masih sekolah keluyuran malam malam, tidak punya aturan" ujar orter lalu melewati (name) begitu saja, (name) mendengus kesal.

"dasar cerewet" ucap (name) kesal lalu kembali ke asrama.

 Skip>>

(name) berjalan menyusuri lorong asrama adler dan matanya tertuju ke seseorang yang berjalan ke arahnya.

"itu... rayne san!!" sapa (name) dengan semangat, rayne menatap datar pada (name).

"ada apa?" ketusnya, (name) langsung bingung.

'emang kalau menyapa harus ada sesuatu yah?' batin (name) dengan muka kebingungan.

"aku hanya menyapa" ucap (name) singkat, rayne hanya menghela nafas lalu meninggalkan (name). ' ganteng bangeeeeeeet' 

(name) terus melangkah hingga ia tak sadar kalau sudah sampai ke kamarnya, ia menengok ke dalam kamar karena ia tadi siang dikabari bahwa ia akan mendapatkan teman sekamar.

"uwah ternyata teman sekamarku (name) chan" ternyata itu lemon yang menjadi teman sekamar (name), lemon menghampiri (name) untuk beramah tamah. dan berakhir mereka berdua tak tidur semalaman karena asyik mengobrol. hari ini adalah hari libur yang dimana (name) dijanjikan oleh kaldo untuk latihan seharian penuh, (name) bergegas ke kota untuk menemui kaldo.

"kaldo san!!" panggil (name) dan yang dipanggil menoleh, seketika mood (name) jadi jelek karena disamping kaldo ada juga si kacamata.

"pagi ini setelah berpatroli,kita akan memulai latihannya ya" ucap kaldo sambil mengusap kepala (name), si empu manyun.

"padahal kau menjanjikan latihan seharian penuh, kalau seperti ini sih tidak penuh" ucap (name) sebal, kaldo tertawa pelan.

"yasudah kau ikut patroli saja dulu" ucap kaldo dan (name) angguk angguk, ia mengambil posisi di sebelah kanan kaldo agar tak berdampingan dengan si kacamata. mereka bertiga berkeliling  kota hingga luar benteng, dan patroli akan berakhi ketika mereka sampai di sebuah panti asuhan. mereka berjalan menyusuri benteng dan menemuka 3 anak digantung terbalik di sebuah pohon, (name) berlari ke arah anak anak itu tanpa pikir panjang. dengan cekatan (name) memotong tali yang menggantung mereka.

"ck, jangan asal bertindak" tegur orter, (name) mengerutkan keningnya.

"apa maksudmu asal? kalau mereka digantung lebih lama, mereka akan terluka" ucap (name) serius, kaldo dan orter terdiam. tumben tumbenan (name) seperti ini.

"huaaaa" anak anak itu menangis histeris, (name) berusaha menenangkan mereka dengan memeluk dan mengelus kepala mereka.

"kalian...dimana rumah kalian?" tanya orter datar dan hal itu malah membuat anak anak semakin menangis karena takut, kaldo menepuk bahu orter dan menggelengkan kepala. kaldo dan orter memberikan kesempatan (name) untuk berbicara dengan mereka, selama beberapa bulan kaldo dan orter bertemu dan memantau (name) mereka hanya tau kalau (name) adalah orang yang kekanakan dan seperti orang yang tidak punya musuh.

"nee, mereka di rampok dan mereka juga tersesat" jelas (name) pada kaldo serta orter, mereka berdua paham apa yang dimaksud (name) dan segera membantu anak anak itu untuk kembali ke panti asuhan.

"arigatou, nee chan" ucap salah satu anak dengan senyuman,anak anak lainnya juga melambaikan tangan dengan senyuman ke arah (name). 

fiuuuu~

"mama (name)" ejek kaldo, (name) tertawa pelan.

"suatu saat kaldo san, suatu saat"

TBC

BONUS :

orter duduk di kursi kerjanya sambil melihat bulan yang menyinari ruangannya, ia teringat akan (name) tadi. dirinya adalah orang yang benci dengan hal hal naif, akan tetapi melihat (name) yang berbeda hari ini membuat dirinya bingung.

"anak itu memang harus dipantau lebih jauh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Piece of cake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang