3

37 4 0
                                    

.

.

setelah di terimanya (name) menjadi murid kaldo, ia dilatih hampir setiap pulang sekolah. akan tetapi (name) bingung mengapa latihannya selama beberapa hari ini hanya memotong ikan terus, meski begitu ia tetap melakukan yang diperintahkan oleh kaldo tanpa bertanya. namun hari ini ia ingin bertanya tentang latihannya ini, ia menaruh irisan sashimi di meja makan dan kaldo mengeluarkan sebotol madu lalu menuangkannya di atas sashimi itu.

"kaldo san" panggil (name), kaldo yang terpanggil menoleh setelah melumuri sashimi itu dengan madu. 

"apa maksud dari latihan ini? aku hanya memotong ikan terus menerus" ucap (name) dengan muka yang ingin tau, kaldo hanya tersenyum dan menyodorkan sashimi dengan maksud agar (name) mencoba sashimi itu.

"yamerooooo" seru renatusyang tiba tiba masuk ke ruangan dan menjauhkan (name) dari sashimi jahanam itu.

"ada apa ini ada apa?" ujar (name) kebingungan, renatus menggenggam kedua bahu (name).

"jangan coba coba makan bencana itu..." ujar renatus ngegas, kaldo masih berusaha menyodorkan piringan sashimi itu.

"hei ini enak tau" ucap kaldo tak terima karena resep kesukaannya dihina seperti itu, renatus masi geleng geleng. (name) menelan liurnya berat, bimbang akan tetapi tangannya meraih sumpit dan mengambil sepotong sashimi. renatus menutup matanya tak kuat melihat ekspresi (name) setelah memakan sashimi itu.

"humm ya rasanya unik" ucap (name) sambil mengunyah sashimi itu, kaldo langsung berbunga bunga. 

"k

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"k...kau" renatus shock melihat (name) yang menikmati makanannya, tak sadar kaldo menangis terharu karena baru pertama ia menemukan orang yang juga menyukai resepnya. tanpa sadar kaldo memeluk (name) dan mengelus kepala (name) bangga.

"sudah kubilang, sashimi madu itu memang enak" ucap kaldo terharu, (name) bingung dengan keadaan sekarang. 

ck...

"kau melatih anak ini seperti itu?!apa yang dia bisa dapatkan?!" seru renatus kesal, kaldo diam. " kalau begitu ayo aku yang akan mengajarimu bertarung! jangan sampai mati loh jou san" ucap renatus dan tiba tiba sebuah tangan raksasa muncul dari lantai. (name) tidak ada persiapan terdiam dan terduduk di telapak tangan itu.

"kau boleh menyerang tangan tanganku, anggap saja seperti karung tinju"jelas renatus dan dibalas anggukan oleh (name), pedang (name) terbang ke arahnya dan kaldo serya renatus kaget karena belum selesai (name) membuka sarung pedangnya akan tetapi tangan yang di summon renatus sudah tercincang.

"e..." ucap kaldo dan renatus terdiam, (name) berdiri di hadapan mereka berdua dengan tenang.

"uwaaaa! seru ! seru sekali! aku mau lagi" ujar (name) sambil loncat loncat kegirangan, renatus mengusap hidungnya karena tertantang.

"jangan remehkan aku loh jou san!"seru renatus dengan menaik kan nadanya di akhir, bertiga terdorong keluar lewat jendela karena terdorong oleh sebuah tangan raksasa. kaldo dan renatus berhasil mendarat dengan mulus tapi tidak dengan (name).

"jangan lengah" ucap kaldo menatap serius.

krak...

tanah terbelah dan muncul banyak tangan mulai menyerang, (name) bersiaga dan menyerangnya dengan memotong 4 jari mereka.

tap...

(name) berhasil mendarat dengan kakinya di hadapan kaldo dan renatus, renatus angguk angguk paham akan potensi (name).

"tidak buruk jug...." kalimat renatus belum selesai diucapkan tapi (name) malah memotong setengah kepalanya.

"(name) apa maksudmu?" tanya kaldo bingung.

"aku hanya memastikan kalau dia seorang undead" ujar (name).

"undead?" tanya kaldo, renatus kembali pulih dan menyilangkan tangannya di dada.

"nice try" renatus mendengus kesal, mereka mengobrol hingga tidak sadar orter memantau mereka dari jendela.

"anak aneh"

TBC

Piece of cake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang