Chapter 4: Lubang Ventilasi

3.1K 12 0
                                    

Sebagai gambaran, kamarku memiliki luas 3 x 3 meter. Posisi pintu kamarku berada di sebelah kanan jika dilihat dari luar. Di balik pintu, terdapat sebuah meja dengan perangkat komputer di atasnya. Meja ini menempel pada dinding sebelah kanan atau sejajar lurus dengan posisi pintu. Di sebelah kiri meja, atau lebih tepatnya di sudut kamar yang berseberangan dari pintu terdapat sebuah lemari baju.

Posisi tempat tidurku sendiri letaknya menempel pada dinding sebelah kiri. Aku biasa tidur di tempat tidur berukuran 90 x 200cm ini dengan posisi kepala lebih dekat dengan dinding yang berseberangan dengan pintu. Aku tak tahu apakah Naya akan mengikuti posisi tidur seperti ini ataukah sebaliknya, yang jelas bantal pada tempat tidurku sudah kuposisikan seperti demikian.

Sebelumnya aku juga tak tahu apakah posisi tempat tidur ini akan terlihat dari arah lubang ventilasi atau tidak. Selain posisinya yang tak sejajar dengan pintu, lubangnya pun hanya setinggi 10 cm. Sehingga jika memperhitungkan tebal dinding, maka sudut pandang ventilasi ini akan terbatas sekali. Tapi aku tetap berharap dapat melihat Naya dari lubang ini meski sebagian tubuhnya saja.

Dengan berpijak pada kursi plastik, kini kepalaku tepat sejajar dengan posisi ventilasi kamarku. Secara perlahan aku pun mulai melongok ke dalam kamarku yang untungnya masih dalam kondisi terang karena Naya tak mematikan lampunya. Sedikit demi sedikit, pada awalnya yang kulihat hanyalah dinding kamarku. Namun semakin kutinggikan posisi kepalaku, maka kemudian aku pun dapat melihat ujung dari tempat tidur. Sampai pada akhirnya, aku dapat melihat rambut kepala Naya!

Meski baru melihat bagian kepalanya, firasatku sudah tak enak. Karena ia terlihat tidur dengan posisi miring menghadap ke dinding. Atau dengan kata lain ia membelakangi posisiku. Sehingga sepertinya aku tak akan dapat melihat bagian depan tubuhnya. Tapi aku tetap melanjutkan aksiku karena bisa saja aku salah.

Maka kembali kutinggikan posisi kepalaku sementara posisi berdiriku bergeser agak ke kanan agar sudut pengelihatanku lebih lebar dan dapat melihat bagian bawah dari kepalanya itu. Dengan posisi tidur seperti itu, seharusnya aku dapat melihat kulit bahu hingga punggung Naya jika ia benar-benar tak memakai baju lagi.

Namun rupanya apa yang kulihat ini tidak sesuai dengan ekspektasiku, karena ternyata Naya masih memakai kaosnya.

Ah sial. Nampaknya Naya tak bersungguh-sungguh soal membuka baju ketika tidur itu. Aku pun merasa tertipu. Tentu aku kecewa, karena aku berharap akan melihatnya dalam kondisi tanpa busana. Namun rupanya tidak sama sekali.

Meski aku tak mendapatkan pemandangan yang kuharapkan, setidaknya aku masih dapat melihat Naya tidur. Karena entah karena faktor apa, dia terlihat begitu menggoda ketika terbaring tidur seperti itu.

Aku pun tak lantas turun setelah mendapatkan hasil yang tak sesuai harapanku ini. Aku masih ingin berlama-lama melihat separuh atas tubuh Naya itu. Namun ketika kuperhatikan keadaan sekitar tubuh Naya, aku melihat ada sebuah kain berwarna abu-abu yang tergeletak di lantai tepat di samping tempat tidur. Aku pun segera mengingat-ngingat kain apa itu, karena aku merasa pernah melihatnya. Yang jelas, aku yakin benda itu bukanlah milikku.

Setelah memperhatikan benda tersebut dengan seksama, aku pun segera mengingatnya. Jika kain abu-abu tersebut adalah celana training yang Naya pakai sebelum masuk kamar!

Tapi sebentar, jika itu celana yang Naya pakai tadi, lalu apa yang dipakai Naya sekarang? Apakah dia telah mengganti celananya?

Semangatku pun kembali naik, karena mungkin memang benar jika Naya telah melepas celananya. Maka aku pun ingin sekali memastikan hal itu, namun sempitnya sudut pandang ventilasi ini membuatku tak dapat melihat ke arah kaki Naya. Lalu bagaimana caranya aku dapat melihat ke arah sana?

Setelah berpikir sejenak, muncullah ide di dalam kepalaku.

Aku segera turun dari kursi dan mengambil handphoneku. Aku berencana untuk menggunakan handphone ini untuk melihat bagian bawah tubuh Naya.

Rahasia NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang