BAB 23: Curhat

27 5 2
                                    


"Kejadian kaya gini kenapa harus terulang lagi sih, arghh!!" seru Ilesha sambil sedikit membanting buku diary yang baru saja dibelinya beberapa hari yang lalu. Buku kecil itu berwarna biru laut dengan garis-garis putih. Buku tersebut diniatkan untuk diisi dengan kata-kata penyemangat dan motivasi untuk seseorang yang ia sayangi.

"Lo kenapa sih?" tanya Ayu heran. Gadis itu sedang tiduran di atas kasur Ilesha dengan ponsel di tangannya, merasa aneh melihat Ilesha yang tidak seperti biasanya. Ayu mengenakan kaos hitam pos lengan panjang dengan rok jeans span nya, serta kerudung segi tiga senada dengan baju.

Ilesha, yang duduk di bangku belajar tak jauh dari posisi Ayu, menoleh lalu sedikit menggeser bangkunya agar menghadap Ayu. Ia menghela napas pelan. Ruangan itu cukup terang dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela, meja belajar Ilesha penuh dengan buku-buku pelajaran dan alat tulis yang tertata rapi.

"Cowok kenapa kalo capek minta break?" tanya Ilesha pada Ayu. Mungkin dengan bercerita, beban pikirannya bisa berkurang. Ilesha mengenakan kaus oblong putih dan celana pendek, wajahnya tampak kusut dan matanya sedikit merah karena menahan emosi.

Ayu, yang sudah mengerti maksud Ilesha, langsung mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Ilesha. Ia menaruh ponselnya di atas nakas di sampingnya. Nakas itu berwarna putih dengan beberapa buku dan lampu tidur di atasnya.

"Bentala minta break?" tanya Ayu sambil mengangkat satu alisnya, bingung dengan pertanyaan Ilesha. Ayu mencoba mencerna situasi dengan lebih serius, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dan sedikit khawatir.

Ilesha mengangguk. "Iya, dia minta break seakan-akan gua tuh salah satu penyebab capeknya. Kejadiannya terulang lagi," kata Ilesha dengan nada sedih. Bentala meminta break dengan alasan yang sama seperti Ilham, mantan pacarnya dulu. Meminta break hanya karena merasa terbebani. Ilesha meremas-remas buku diary di tangannya, mencoba menahan perasaan kecewanya yang semakin mendalam.

Dulu, saat masih bersama Ilham, Ilesha pernah merasakan yang namanya break. Dia menunggu lama dan berharap Ilham akan kembali padanya. Namun, nyatanya Ilham malah bilang kalau Ilesha jangan terlalu berharap lebih padanya. Dan benar, ketika Ilesha sudah berhenti untuk berharap, tidak lama kemudian laki-laki itu sudah mempunyai penggantinya. Ilesha yakin perempuan itu sudah Ilham simpan sejak masih bersamanya. Padahal, posisinya sedang menyiapkan sebuah hadiah untuk diberikan pada laki-laki itu.

Kini, dengan kebetulan yang sama, Ilesha berpikir bahwa hubungannya dengan Bentala kali ini hampir sama dengan hubungannya yang dulu.

Ilesha sudah menyiapkan sesuatu untuk Bentala, sebuah hadiah yang akan ia berikan nanti, entah pada saat wisuda atau hari ulang tahun Bentala. Ilesha bingung apakah ia harus melanjutkan membuat hadiah atau harus menyudahinya. Tapi di satu sisi, ia kepikiran dengan hari ulang tahun Bentala yang tak jauh dari tanggal kelulusan. Ilesha berniat jika Bentala tak kembali, ia akan tetap memberikan hadiah tersebut pada hari kelulusan nanti.

"Apa semua cowok gitu ya? Kalau udah dimiliki gak penasaran lagi. Bingung deh, serasa semua sama," ucap Ayu sambil menggerakkan jemarinya di udara, ekspresi wajahnya menggambarkan kebingungan. Nasib percintaan mereka hampir sama, hanya saja Ayu bisa bertahan dengan kekasihnya, sedangkan Ilesha tidak bisa.

"Ya kan, cowok mah dari 100 ke 0, sedangkan cewek dari 0 ke 100 perbandingannya. Udah tau disayangi baru ngelunjak dan semena-mena. Dipikir dengan cara kaya gitu cewek gak bakal lost interest kali ya? Sesayang-sayangnya cewek, dia bakal muak juga kalau disepelekan," balas Ilesha yang mendapatkan anggukan setuju dari Ayu.

"Ini real, kayak anjing banget sih!" Ayu menyahut sambil memutar bola matanya.

"Gimana cewek gak bilang semua cowok sama aja, kelakuannya juga hampir sama semua gak ada bedanya," kata Ilesha. Lagi-lagi Ayu mengangguk setuju, bibirnya mengerucut.

The Ephemeral (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang