Jamal dan Wahyu mendaki bersama rombongan teman kuliahnya yang membuka jasa open trip ke Gunung. Mereka pergi bersama tujuh teman kampusnya.
Perjalanan naik gunung yang di gadang - gadang bakalan menyenangkan malah jadi menyeramkan ketika mereka te...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah tiba di basecamp, Mark, Rahmat, Jendral, Windy, Hendra, dan Chandra segera diinterogasi oleh petugas SAR.
Mereka duduk di tenda besar yang disiapkan untuk koordinasi, wajah-wajah mereka menampakkan kelelahan dan kecemasan yang mendalam.
"Baik, ceritakan dari awal." kata salah satu petugas SAR dengan suara tenang namun tegas. "Kapan terakhir kali kalian melihat Jamal, Wahyu, dan Jusuf?"
Mark, yang dianggap sebagai pemimpin kelompok, mulai bercerita.
"Kami semua naik ke puncak kemarin pagi, rombongan kami masih lengkap saat itu. Setelah summit, kami mulai turun. Namun, Jamal, Wahyu, dan Jusuf tertinggal di belakang. Kami pikir mereka hanya berjalan lebih lambat. Ketika kami sampai di titik tempat kami berkemah, mereka tidak pernah datang lagi."
Rahmat menambahkan, "Kami langsung berpencar mencari mereka, tetapi tidak ada jejak. Malam itu kami mencari lagi, naik turun jalur pendakian, tetapi tetap tidak menemukan mereka."
Petugas SAR mencatat setiap detail dengan cermat. "Ada tanda-tanda aneh atau jejak yang mencurigakan?"
Chandra menggeleng. "Tidak ada. Hanya hutan dan jalur pendakian yang biasa kami susuri."
Interogasi berlangsung cukup lama.
Petugas SAR memastikan mereka mendapatkan semua informasi yang diperlukan sebelum memulai pencarian.
"Baik, kami akan memulai pencarian segera," kata petugas itu akhirnya. "Kalian sudah melakukan yang terbaik. Sekarang giliran kami."
Pencarian dimulai dengan cepat.
Tim SAR yang berpengalaman segera mempersiapkan peralatan mereka dan membagi tugas.
Mereka menyusuri setiap jalur pendakian, mulai dari jalur selatan yang paling sering dilalui hingga jalur barat, timur, dan utara yang lebih jarang digunakan.
Di kaki gunung, tim SAR menyisir area sekitar basecamp, berharap menemukan jejak atau tanda-tanda keberadaan Jamal, Wahyu, dan Jusuf.
Mereka memeriksa setiap semak, pohon, dan batu besar, berbicara dengan pendaki lain yang mungkin melihat sesuatu yang mencurigakan.
Namun, setelah berjam-jam mencari, hasilnya nihil. Tidak ada jejak yang ditemukan di kaki gunung.
Pencarian dilanjutkan ke lereng dan punggung gunung.
Tim SAR berjuang melawan medan yang terjal dan licin, menembus hutan lebat dan mendaki bebatuan yang curam.
Mereka berteriak memanggil nama Jamal, Wahyu, dan Jusuf, berharap mendapatkan jawaban.
Tetapi setiap sudut lereng dan punggung gunung yang disusuri hanya menghadirkan keheningan yang menyakitkan.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada jejak langkah atau barang-barang yang tertinggal.