"Ke kantin yuk, Del. Laper banget beneran" Ajak Nindi sambil merapikan poni paripurnanya lewat cermin. Selanjutnya ia memoles ulang liptint yang hilang di bibir akibat tidur tadi.Adel memasukkan buku paketnya ke laci bawah meja. "Hehe, laper sih, tapi.." Kemudian dia beralih menaruh dagunya manja di bahu Nindi, "Aku ada urusan penting. Nitip dong, Nin."
Nindi langsung mendorong pipi Adel menjauh lalu melayangkan tatapan tajam, "Enggak!" Dia memasukkan cermin miliknya bersamaan dengan pelembap, sunscreen, bedak, dan liptint ke dalam satu pouch putih yang sama, "Tumben pisan ada urusan, biasanya juga bengong doang. Sepenting apa sih?" Cibirnya.
Adel maklum kesewotan Nindi yang satu ini. Dalam kondisi perut kolong tentu saja mood Nindi sedang sensitif sekarang, "Aku mau ngajak Fathir tour sekolah" Adel berterus terang yang membuat Nindi langsung berdiri dari duduknya, "Yaudah, mau apa?" Adel ikut berdiri sambil merogoh raku roknya. Dia tahu Nindi tidak sejahat itu membiarkannya kelaparan apalagi Adel belum sarapan pagi ini. Adel mengusir senyum tak enak di wajahnya "Soto sama es teh. Tolong ya, Nindi sayang." Nindi memutar bola matanya sebelum menerima uang pas dari tangan Adel, "Tiling yi. Nindi siying."
Tepat setelah Nindi keluar kelas, terdengar suara rusuh dari arah meja Aleks, "Kejer, a'. Kejer!" Lelaki itu mendorong' bahu temannya untuk segera bergerak menyusul Nindi.
Bagus, si anak kelas sebelah yang baru datang menepuk bahu Nanda, "Itu loh si Nindi sendirian, gamau dikejar, a?" Tanya Bagus, alisnya naik turun. Nanda lelaki yang naksir Nindi hasil comblangan satu angkatan karena nama mereka mirip mengangguk, langsung menyusul Nindi keluar kelas.
Adel tersenyum gemas melihat dua orang yang sama menyimpan rasa tapi terhalang besarnya gengsi. Setidaknya Adel tidak perlu terlalu merasa bersalah membiarkan Nindi pergi sendirian ke kantin.
Sekarang, tujuan Adel adalah Fathir, tetangga baru yang sebenarnya tidak terbilang baru banget. Adel sebenarnya sedikit senang, aduh mimpi apa semalem Adel bisa sekelas sama cowok yang mirip Asahi gini.
Baru saja akan mendekat, Pandu sudah lebih dulu mengajak Fathir ke kantin sebelum bermain bola, bergabung bersama teman yang lain.
Fathir mengalihkan pandangannya, langsung bertemu dengan pandangan Adel. Seolah Fathir memang mencari Adel, tatapannya terpaku pada gadis ilu. "Gue mau liat liat sekolah bareng dia" Tolaknya dingin, lalu bangkit berjalan mendekati Adel.
Untung Pandu tak ambil hati karena ditolak mentah mentah oleh teman baru, "Oke. kalo maneh udah selesai dan masih ada waktu, ke lapangan aja, kita main bola" Tanpa menunggu jawaban Fathir, Pandu pergi karena sebenarnya ia sudah ditunggu yang lain dari tadi.
Adel cukup terkejut, namun bingung disaat yang bersamaan, "Kamu beneran mau liat liat sekolah? Soalnya sebenernya aku mau kamu tadi sebelum Pandu dateng. Eh kenapa gak ikut Pandu aja? Kelilingnya bisa nanti. Sekarang cari temen dulu...Loh Thir?! Tunggu! Malah ditinggal aing!" Adel cepat mengikuti langkah lebar Fathir yang tiba keluar kelas meninggalkan Adel yang sedang berbicara.
Saat langkahnya sudah sejajar dengan Fathir, Adel kembali mengeluarkan ocehannya untuk mendekatkan diri dengan lelaki dingin disebelahnya.
"Fathir, aku tuh lagi ngomong sama batu ya? Kok gak ada balasan?" Adel melirik ke arah Fathir yang masih menatap lurus jalan selama ia berceloteh tadi. Mungkin juga tak peduli. Dan sesuai dugaan, respon Fathir hanya diam.
Hal itu membuat Adel berdecak, ia rasa celotehannya tak berguna. Lelaki ini tak bisa diajak kompromi. Boro boro berteman, kayaknya membalas ucapan orang saja lelaki itu malas.
"Enggak. Nih gue ngomong"
Adel menoleh cepat, eh apa?
Kali ini diluar perkiraan Adel. Tidak sama sekali terbesit di pikirannya bahwa Fathir aran menanggapinya untuk saat ini dan Adel tidak berharap apa pun. Mungkin lelaki akan mulai sedikit banyak berbicara ketika mereka sudah lebih lama berteman. Tapi apa ini? Adel sampai menganga dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Be Friend!
Teen FictionGadis berdarah Belanda itu biasa dipanggil Adel. Nama lengkapnya, Adelia Pramesari. Semua orang tahu, bahkan orang baru kayak Fathir aja tahu kalau Adel ini orang nya sokap dari pandangan pertama. Dan betul, ternyata selain sokap, cewek ini cerewet...