[Completed] Red String of The Sun and The Ocean

Epilogue 2: Sunny, Ocean

"Kemarikan tanganmu."

Sean menarik tangan Sunhee yang terlepas dari tangannya kemudian memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Sunhee panik melihat kanan dan kirinya, bersikap awas ketika jangan-jangan ada orang yang memperhatikan atau bahkan memotret mereka berdua.

Padahal mereka memutuskan berkencan pada dini hari. Namun masih ada saja beberapa orang yang masih berkeliaran di jalan.

"Aku bukan idol jangan khawatir."

"Tapi kau selebritas!"

"Aku hanya seorang model, Sunhee-ya."

"Super model. Semua orang di Korea juga tahu siapa itu Oh Sean."

"Tapi mereka semua tidak peduli dengan kehidupan percintaanku, jadi—"

"Tidak, tidak, tidak bisa!"

Sunhee kembali menarik tangannya dari genggaman tangannya, namun Oh Sean tidak menyerah. Pria itu justru menarik tubuh Sunhee menuju ke depannya, menghadap depan. Sean kemudian melingkarkan lengannya dari belakang ke depan tubuh Sunhee. Ia memeluk Sunhee dari belakang, menyandarkan dagunya ke pundak Sunhee yang nyaman.

Tubuh Sunhee jauh lebih kecil dibandingkan Sean, namun ketika memeluknya seperti itu, Sean merasa jauh lebih kecil dari gadisnya.

"Aku tidak bisa jika tidak menyentuhmu sebentar saja, Sunhee-ya..."

"Ada apa denganmu?"

Sunhee memukul pelan tangan Sean yang melingkar di tubuhnya. Namun, ia juga tidak dapat menahan senyum yang merekah dengan sendirinya.

"Aku tidak berencana merahasiakanmu..."

"Apa?!"

Sunhee melepaskan tangan Sean kemudian berbalik badan. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Sean. Bagaimana bisa tidak dirahasiakan? Sunhee tidak mengerti dengan jalan pikiran Sean yang ceroboh seperti itu.

"Apa aku salah dengar?"

"Tentu tidak. Aku tidak akan merahasiakanmu, sayang."

"Tidak, Sean, kenapa harus begitu? Kalau bisa berpacaran diam-diam kenapa harus—"

"Aku tidak memiliki siapapun sejak kecil, jadi... saat aku memilikimu sebagai kekasihku rasanya aku ingin menceritakannya berulang-ulang kepada dunia, Sunhee-ya..."

"Sean-ah..."

Itukah alasannya? Kalau itu alasannya. Sunhee tak dapat mendebatnya lagi. Ia hanya membayangkan, betapa menderitanya Sean selama ini, terutama ketika ia tak memiliki siapapun dalam hidupnya. Ketika ia kehilangan hal-hal yang seharusnya dapat ia ingat. Itu cukup menampar Sunhee.

"Boleh, ya?"

Sunhee menyerah. Gadis itu mengangguk pasrah, namun akhirnya tersenyum juga. Sunhee sadar, selagi ia menjadi satu-satunya orang paling dekat yang dimiliki Sean sekarang, ia tak akan melepaskannya.

Dini hari perlahan menjadi pagi. Sunhee dan Sean kembali berjalan beriringan, mengunci rapat jari jemari milik satu sama lain, dan saling bersandar. Begitulah, Sunhee dan Sean terus berjalan berdampingan dengan hati yang dipenuhi oleh perasaan cinta.

***