"Won Raein?"
Sean mencoba sekuat tenaga mengangkat tubuhnya dari posisi tidur ke duduk. Ia lelah. Punggungnya sakit karena terus menerus berbaring seperti itu. Raein yang tadinya sedang duduk di sofa bergegas mendekat dan membantu menyesuaikan tempat tidur Sean agar ia dapat duduk bersandar dengan nyaman.
"Kau di sini?"
"Ya, aku menggantikan Sunhee sebentar untuk menjagamu."
"Di mana dia sekarang?"
"Jangan khawatir, Sunhee sedang berjalan-jalan sebentar di luar dengan ibunya."
"Oh, baiklah. Sebenarnya aku tidak apa-apa, kalau kau sibuk, kau bisa pergi, Raein-ah."
Raein menggeleng. "Aku tidak sibuk."
Keduanya kemudian saling terdiam lagi. Sean tidak dapat banyak bergerak karena tubuhnya masih sakit semua. Jadi ia hanya terdiam duduk bersandar seperti itu sambil menunggu Raein kembali mengajaknya bicara.
Namun Raein justru mengambil satu buah apel dan sebilah pisau. Sean tahu temannya itu hanya sedang berusaha mengatasi rasa canggung yang sedang terjadi di antara mereka berdua. Alih-alih memilih pergi, Raein justru memilih untuk mengupas buah.
"Omong-omong, maaf aku tidak tahu orang-orang itu ternyata berhasil menangkapmu, Sean-ah."
Sambil terus mengupas kulit apel, Raein mencoba untuk membuka percakapan. Ada yang sangat ingin Raein sampaikan, sebelum kesempatan untuk membicarakannya hilang lagi.
"Tidak perlu minta maaf, Raein-ah. Lagipula, bukankah itu bagus? Aku ingin siaran langsungnya berjalan lancar, jadi—."
"Apa maksudmu? Kau... sengaja melakukannya?"
Gerakan tangan Raein mendadak berhenti dari kegiatan mengupasnya, seolah seseorang menekan tombol pause. Kini ia menatap Sean dengan dahi berkerut dan tatapan penuh tanya.
"Sudah kubilang, aku hanya ingin kau melakukan siaran langsungnya dengan lancar."
"Kau benar-benar sudah gila! Bagaimana kalau kau tak selamat?"
"Buktinya aku selamat."
Raein mendengus. Ia tidak percaya Sean akan begitu santai menanggapi pertanyaannya.
"Kalau kau tak selamat, bagaimana jadinya Sunhee..."
Raein kembali pada kegiatannya mengupas apel, sambil bergumam lirih. Selirih mungkin hingga Sean tak dapat mendengarnya.
"Selain itu, aku juga tidak ingin kau terluka hanya karena menolongku, Raein-ah."
"Karena itu kau mengalihkan seluruh perhatian mereka kepadamu?"
"Bukankah itu membuat kita impas?"
"Terserah kau saja."
Apel itu sudah terkupas. Raein memotongnya menjadi beberapa bagian lalu meletakkannya di piring yang sudah tersedia. Ia makan sepotong, kemudian memberikannya kepada Sean sepotong lagi.
"Bagaimanapun, terima kasih, Raein-ah."
"Untuk apa? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan."
"Kau melakukannya untuk Sunhee."
"Apa sekarang aku ketahuan? Haruskah aku mengakuinya?"
"Kau menyukainya?"
Sebenarnya, ada perasaan meletup-letup saat Sean menanyakannya. Ia tidak siap dengan jawaban Raein, namun ia merasa perlu tahu itu. Terlebih lagi, karena mereka bertiga saling mengenal dekat. Mereka bertiga bukan orang asing yang hanya mengenal secara kebetulan.
Tidak. Hubungan mereka bertiga tidak sebatas itu saja. Jadi, karena itu Sean merasa perlu bertanya.
"You guessed well."
"Jadi aku benar?"
"Karena sudah ketahuan tidak ada gunanya menutupinya, Sean-ah. Benar, aku menyukainya. Lantas apa?"
"Then, aku harus berusaha lebih keras, bukan?"
"No need, Oh Sean. She's already so into you, dan...." Kalimat Raein tertahan sejenak. "Ugh, aku benci mengatakannya, tapi kurasa kalian memang ditakdirkan untuk bersama, bahkan sejak awal."
Saat melihat Raein seperti ini, Sean ingat mengapa ia memutuskan untuk menganggap anak ini sebagai temannya. Dahulu Raein hanyalah anak polos yang melakukan apapun demi dianggap telah bekerja keras. Ia anak baik, bahkan mungkin terlalu naif.
Sean dahulu selalu bertanya-tanya mengapa Raein yang dulu selalu tampak ragu-ragu. Namun, kini, ia mengerti bahwa itu karena Raein masih memiliki hati nurani yang seringkali berlawanan dengan apa yang terdoktrin pada kepalanya.
"Terima kasih, Raein-ah, bagaimana pun, terima kasih."
Bagaimana pun, Sean senang, Raein yang sekarang telah tahu bagaimana cara mendengarkan hati nuraninya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Red String of The Sun and The Ocean
Roman d'amourByeon Wooseok and Kim Hyeyoon (WooHye) AU Kim Hyeyoon as Yoon Sunhee (Sunny) Byeon Wooseok as Oh Sean (Ocean) Lee Jaewook as Won Raein (Rain) Kisah Oh Sean dan Yoon Sunhee yang akhirnya saling menemukan, meski ada luka yang harus kembali terbuka. Pr...