20

106 8 0
                                    

Hinata membangunkan Naruto tepat pukul empat pagi, terus menggoyangkan tubuh suaminya itu."Narutoo..."

Naruto sama sekali tidak bergerak, tetap diposisi yang sama dengan dengkuran halusnya.

Hinata terus menepuk pipi Naruto, memencet hidung pria itu, berusaha membuat Naruto membuka matanya. "Narutoo...banguuunnn" Hinata merengek.

Naruto tidak bisa bernafas, pria itu membuka mata, melihat istrinya yang memencet hidungnya. Pria itu ingin marah sebenarnya, namun dia tidak ingin lagi di abaikan. "Iya"

Hinata menggigit bibir bawahnya. "Aku ingin berenang"

Naruto sungguh syok, ingin berenang pagi-pagi begini? Pria itu sungguh mengantuk. "Ini masih terlalu pagi, sayang"

Hinata menggelengkan kepala. "Aku inginnya sekarang"

"Kau akan kedinginan, Hinata" Naruto berusaha memberi tau.

Hinata mulai berkaca-kaca, apakah Naruto tidak lagi menyayanginya? Dia bengkit dari ranjang, segera keluar kamar dengan air mata yang sudah jatuh.

Naruto bangkit, mengejar Hinata yang tiba-tiba berlari dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Hinata"

...

Hinata sudah menceburkan diri ke dalam kolam renang, dia masih memakai piyama tidurnya.

Naruto berdiri di tepi kolam, menatap khawatir pada istrinya itu. Naruto menjambak surai pirangnya. "Keluar, sayang. Ini masih dingin sekali"

Hinata tidak menanggapi ucapan suaminya itu, tetap menggerakkan tangan dan kakinya.

Naruto mengikuti arah istrinya dari atas. Berjalan kesana kemari mengikuti arah renang Hinata. "Hinata, dengarkan aku. Aku tidak ingin kau sakit, sayang"

Hinata menyembulkan kepalanya, menatap suaminya itu, mengerucutkan bibirnya. "kau sudah tidak menyayangiku lagi" Hinata berteriak, dia sangat kesal sekarang.

Naruto gelagapan, kembali menjambak surainya. Dia tidak ingin istrinya sakit, tapi Hinata malah meneriakinya, katanya tidak menyayanginya. Pemikiran macam apa itu?

"Baiklah baiklah, kau ingin apa sekarang? Kau ingin aku juga berenang bersamamu?" Naruto mengalah.

"Tidak usah, katanya kau masih mengantuk" Hinata sewot.

Oke, sejak kapan pria itu mengatakan masih mengantuk? Oh tuhan. Naruto begitu frustasi.

Pria itu memilih merebahkan tubuhnya dikursi santai samping kolam renang. Menunggu Hinata sambil melanjutkan tidur. Ya, meskipun pada akhirnya dia tidak bisa memejamkan mata karena udara pagi ini memang begitu dingin.

...

Pagi itu Hinata demam, badannya panas setelah satu jam bermain air di kolam renang. Dia menggigil, hidung dan pipinya memerah. "Hmmm... Naruuu"

Naruto menghela nafas, kembali mengompres istrinya dengan air hangat. Pria itu sudah menghubungi sakura, menyuruhnya datang memeriksa istrinya. "Dokter akan segera datang"

Naruto mengelus surai istrinya lembut. Dia tidak ingin seperti ini, melihat istrinya sakit sangat membuatnya tersiksa. Pria itu sudah memberi peringatan tapi istrinya itu tidak ingin mendengarkannya.

Hinata menggenggam erat tangan Naruto. "Narutooo"

Istrinya itu kembali menggumamkan namanya, Naruto segera memegang pipi Hinata, mengelusnya pelan.

...

Sakura menatap Naruto. "Jangan biarkan Hinata berenang saat malam"

Naruto mengangguk. "apa dia akan segera pulih?"

Sakura terkekeh. "Kau tidak sabar bertemu bayimu? Jangan lakukan dulu, ini masih usia rentan"

Naruto menatap Sakura. "Maksudmu?"

"Hinata hamil, kau tidak tau?" Sakura kesal.

Naruto melebarkan mata, berbinar menatap istrinya. "Benarkah?"

Sakura menggelengkan kepala. "Astaga.. setelah sembuh, segeralah ke rumah sakit"

Naruto tersenyum, menciumi dahi Hinata. "Baiklah, terimakasih Sakura"

...

Hari itu Naruto tidak bekerja, dia melimpahkan semuanya kepada Shikamaru yang selesai menikmati cutinya.

Pria itu merawat istrinya seharian, menyuapi, meminumkan obat, menggantikan baju istrinya, membopongnya ke kamar mandi, dan memeluk istrinya itu, menyalurkan kehangatan.

Dia mencium kening Hinata, mengelus pipi tembam istrinya yang masih memejamkan mata.

Naruto mengelus perut istrinya. "Tetaplah sehat didalam perut ibu"

Naruto sungguh bahagia, Tuhan begitu baik padanya. Diberikan harta berlimpah, diberikan istri yang sangat cantik dan sekarang Tuhan juga memberikan bayi untuk mereka.

Naruto sangat bersyukur, harapannya mewujudkan keluarga bahagia akan segera tercapai.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Power✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang