03 : seorang pemimpin

78 14 5
                                    

BUKU PELAJARANSANG BUNGSU-✧_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUKU PELAJARAN
SANG BUNGSU-✧
_________________________

Halilintar sedang di obati sekarang, lukanya tidak terlalu parah hanya lembam dan lecet saja, ga ada kapok kapok nya emang, ngeluapin emosi di jalan.

"Kamu kenapa si kak? Harusnya tadi aku larang aja, untung ada fang yang nolongin" ucap Gempa pada kakaknya.

"Ya, maaf" Hali.

"Udah hari ini kamu absen kerja dulu" Gempa.

"Benar apa yang adikmu katakan lebih baik saat pulang beristirahat yang cukup" ucap dokter di samping ranjang Halilintar.

"Iyah makasih dok" Hali turun dari ranjang lalu pergi dari ruangan itu bersama gempa.

"Kakak mau makan apa nanti malam?" Gempa.

"Apa aja yang penting makan" Hali.

"Sayur sop mau?" Ucap Gempa, halilintar tidak menjawab pertanyaan itu.

Jujur saja menurut gempa halilintar sekarang terlihat lebih sering emosi dan dia lah yang paling jarang berkumpul bersama keluarga, akhir akhir ini juga halilintar jarang berbicara.

"Kakak masih sayang kan sama kita?" Akhirnya Gempa mengatakan apa yang selama ini ingin ia katakan, halilintar yang mendengar itu pun menghentikan langkah nya, dia membalikkan tubuh dan menatap gempa dengan tatapan yang tajam.

"Kalo ga sayang kenapa gw masih nafkahin kalian?" Halilintar.

"Gem cuma mau minta maaf kalo-"

"Jujur" Hali.

"Jujur gw sedikit ...emm" manik bernetra Ruby itu menatap manik golden milik Gempa.

"Oh, ok.. aku paham..." halilintar membalik kan tubuhnya lagi dan berjalan pergi, Gempa mengikuti nya menuruni tangga, dia hanya bisa melihat pundak sang sulung.

Hingga akhirnya mereka tiba di parkiran rumah sakit, Halilintar menuju ke motor nya, tadinya Gempa ingin menanyai 'aku aja yang bawa motor, boleh?' Tapi tidak jadi dikarenakan kata kata Halilintar tadi.

Solar menunggu kepulangan kakak nya sedari tadi, dia sangat kesepian di rumah, Solar melirik ke buku harian milik ibunya yang sebagian lagi sekarang menjadi miliknya.

Dia membaca kembali lembaran lembaran itu, bunda memang bakatnya membuat kata kata yang sangat indah.

Cinta sejati bukan hanya tentang menjadi bahagia bersama, tapi juga tentang saling mengasihi saat hati sedang terluka.

Kenangan indah yang pernah kita miliki akan tetap hidup dalam hati, meskipun orangnya sudah pergi.

Hati mungil milik Solar kembali tergoyahkan, air matanya sudah terbendung sedari tadi, dia mendekap buku itu dan menangis.

Buku Pelαjαrαn Sαng Bungsu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang