"No, Calum! Listen to me!"
Langkahnya menjauh, tubuh yang tadi terasa dekat kini perlahan menjauh. Pria itu sadar bahwa perasaan kecil gadis itu masih ada untuk Luke, walau sesekali dia tidak menyadarinya. Mata hazelnya berbinar saat pertanyaan itu muncul.
Namun, hal yang sungguh membuatnya terkejut, bahwa apa yang gadis itu katakan bukanlah sebuah kebohongan. Dia berkata tak akan membiarkannya pergi, dan Iliana melakukannya. Dia kembali meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat dengan kedua tangannya.
"Please, don't go. Just listen to me for a minute." Ucap Iliana.
"Your eyes says everything."
"I know, they are never lie, right?"
Calum mendengus, merasa frustrasi dengan dirinya sendiri. Dia sekilas sadar bahwa tak seharusnya dia merasa kesal, gadis ini berhak mencintai seseorang yang dia pilih. Dan bukan haknya untuk menentukan siapa orangnya. Tapi, ayolah rasanya menyakitkan.
"You still loves Luke?" Calum mengulangi pertanyaannya.
"You might be right. But, I am tried to loves you, and little piece inside my heart is already belong to you."
"Its hard to know the truth, Ili. Kita berada dalam situasi yang membingungkan. Semua ini membingungkan, kau dan Luke, juga aku. Tak seharusnya kita memiliki hubungan yang rumit ini."
Calum mengusap sisi kepala Iliana dengan lembut, rasanya semua hanyalah mimpi, tak pernah sekali pun terpikirkan bahwa gadis di depannya ini akan memilihnya. Dia tak tahu pasti apa yang telah terjadi padanya dan Luke.
"Kalian harus menyelesaikannya." Lanjut Calum.
"Tidak ada yang harus diselesaikan, semuanya selesai saat dia tidak jujur padaku lagi." Jawab Iliana.
Gadis itu merasakan kehangatan dalam dirinya, kekosongan yang sempat bersemayam lama dalam dirinya perlahan menghilang. Dia menghambur kedalam pelukan Calum, pria itu menyambutnya dengan hangat. Diusapnya kepala Iliana dengan penuh kasih sayang. Sungguh Calum sangat menyayangi gadis ini.
"Its seems you getting cold, huh?"
Mereka berdua bergelak tawa dalam pelukan.
Malam sudah sangat larut, dan sepertinya tamu-tamu Michael telah lama pulang. Mungkin yang tersisa hanyalah beberapa dari mereka, mungkin seperti Calum dan Iliana, Luke, Ashton yang tidak tahu pergi ke sudut rumah Michael bagian mana. Pria satu itu selalu saja menghilang disaat semua orang mungkin membutuhkan sarannya.
"Let get in to the house."
Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Hingga saat langkah mereka terhenti karena seseorang telah berada disana untuk waktu yang entah sejak kapan. Memperhatikan dan mengamati. Sendu dalam tatapan matanya jelas tergambar.
"Luke?"
Gadis itu tercekat, dia berhenti dengan diam. Apakah Luke melihat dan mendengar semua hal yang dia bicarakan bersama Calum? Ataukah dia mengetahui fakta bahwa dirinya pernah dan mungkin masih mencintainya.
"Those word that you said, are they true?" Ucap Luke.
Matanya tak lepas dari mata hazel milik Iliana. Calum memperhatikan mereka berdua yang saling menatap satu sama lain.
"Which word, Luke?"
Kali ini mata gadis itu kembali menantang. Menantang sebuah jawaban dan juga kebenaran yang saling mereka tutupi.
Calum berdehem, "maybe should I go?"
"No." Sanggah Iliana, gadis itu kembali menggenggam tangannya, mencegah agar Calum tidak pergi kemana-mana, pria itu pun berhak tahu atas akhir dari hubungan yang tidak menentu ini.
"Kau tetap disini, Cal. Kau pun berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kami berdua." Lanjut Iliana.
"Untuk apa dia tahu semua ini?!"
"Apa kau bilang?"
Luke mendekat, entah kenapa raut wajahnya tidak terlihat bersahabat. Kedua tangannya mengepal, seperti memendam amarah yang sudah tidak terbendung.
"Dia bukanlah orang yang seharusnya tahu semua hal mengenai apa yang kita alami!"
"Memangnya apa yang sudah kita lalui, Luke? Huh?"
Iliana mendorong tubuh Luke ke belakang, memaksanya untuk tetap menjaga jarak dengannya. Semua kepingan ingatan masa lalu kembali berputar dalam kepala Iliana. Dia mengingat semua dengan jelas, bagaimana dulu Luke mengabaikan pengakuannya dan menganggapnya hanya sebuah lelucon.
Gelak tawa yang membuatnya hancur saat itu juga. Tak mungkin gadis itu melupakannya begitu saja, semua telah terpatri dalam relung hatinya, meski begitu gadis itu masih sanggup menopang rasa cinta pada pria bernama Luke.
"Ok fine." Ucap gadis itu.
Matanya memanas, napasnya melambat, sesak dan rasanya pening sekali.
"Luke..." mata Iliana mulai berbinar, dengan sekali tarikan napas, dia melanjutkan kalimatnya. "I love you."
- To Be Continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie To Me // Luke Hemmings
FanfictionSetiap mata saling menatap, tak lagi kata yang berbicara. Tapi apakah mereka tetep bisa berbohong? This story dedicated for the song "Lie To Me" by 5 Seconds Of Summer. Goes to Luke Hemmings as the main caracter. Its a short story with some part.