chapter 01

778 20 2
                                    

Lima Tahun Sebelumnya—Jakarta

"Fuck! Gue benci lo Theo!" jerit Jenna. Ia memukul-mukul bantal dan menutup wajahnya erat-erat dengan benda itu lalu berteriak.

Iris yang sejak tadi mencoba menenangkan sahabatnya terus mengusap bahu dan lengan Jenna. "It's okay, honey. He's a jerk anyway."

"Fucking jerk!" teriak Jenna di balik bantal.

"Fucking jerk!" Iris mengulang kalimat Jenna dengan semangat. "Lo lebih baik dari cewek selingkuhannya."

Jenna menurunkan bantal dari wajahnya. Benda itu kini sudah basah dan kotor karena campuran air mata dan riasan wajahnya. Ia melempar bantal itu ke arah pintu sambil berteriak. "Bastard!"

Bersamaan dengan bantal yang mengenai pintu, pintu terbuka. Cole muncul dari balik pintu, menangkap bantal tersebut. "Whoa, ada apa ini? Pintu lo salah apa?"

"Cole!" seru Jenna begitu melihat kakaknya muncul. "Gue kira lo nggak akan balik?"

Cole terkekeh. "Ya habisnya ada yang lagi patah hati."

"Sialan!" Jenna melempar bantal lain ke arah kakaknya yang tentu saja dengan sigap ditangkapnya. Kemudian Jenna beranjak dari kasur dan memeluk Cole.

"Kenapa pacar lo?"

Jenna memberi tahu kalau ia putus dengan Theo pada Cole kemarin. Tapi ia baru mengetahui hari ini kalau mantannya itu memutuskan hubungan karena selingkuh dengan teman sekelasnya. Kini mereka dengan bangga mengunggah foto mesra berdua di Instagram.

"That bastard cheated on me!" gerutu Jenna di pelukan Cole.

"My poor baby sister." Cole membalas dengan suara seperti mengajak obrol anak kecil. "Udah nggak usah nangis. Tuh gue bawa oleh-oleh. Bawa cokelat juga banyak banget khusus buat lo."

Wajah Jenna berubah sumringah. "Serius? Mana-mana?!"

Cole memukul kepala Jenna pelan. "Sabar bodoh! Ada di tas gue di bawah. Oh iya, inget temen gue Kane? Gue bareng dia ke sini. Kita mau liburan ke Bali. Tapi lo nggak diajak."

"Ya-ya, whatever." Tidak mendengarkan cerita Cole, Jenna berlari ke bawah untuk mengambil coklatnya. Begitu Jenna pergi ke bawah, Cole memperhatikan Iris.

"Hai," Iris menyapa dengan kikuk. "Gue mau balik. Tugas gue udah selesai."

Cole menjawab, "Lo nggak mau gue kasih cokelat? Biar muka sama mood lo nggak jelek terus tuh. Oh wait, it's not your temporary mood, it's your personality."

"Hei—gue berusaha bersikap baik, oke? Kalau bukan karena Jenna, udah gue patahin tangan lo." Nada suara Iris naik.

Sejak lama, Iris dan Cole memang tidak pernah akur. Hal yang membuat keduanya bersikap baik adalah Jenna. Satu persamaan di antara mereka, yaitu menyayangi Jenna sepenuh hati. Selain itu, mereka harap bisa mematahkan kepala satu sama lain.

Iris berjalan melewati Cole yang masih berdiri di tempatnya dan berpamitan kepada Jenna dan kedua orang tuanya.

Di ruang tengah, Jenna sudah membongkar tas Cole dan menemukan sekantung besar berisi beragam jenis cokelat. Ekspresinya berubah menjadi riang. Ia memilah-milah cokelat dan membuka jenis yang menarik.

"Gue pulang dulu, ya."

Jenna melihat Iris dengan alis berkerut. "Lho, nggak akan makan malam di sini?"

Iris menggeleng. "Gue udah janji ada di rumah sebelum makan malam. Lagipula Cole udah datang. You'll be fine," ujarnya melirik Cole dengan tatapan sinis.

Loathe You | BOOK 1 | TERBIT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang