New York—Masa Kini
Cole
Gue udah ngobrol sama Kane
Lo tinggal datang aja ke kantornya hari iniJenna meremas ponselnya keras-keras. Kalau bukan karena benda itu terbuat dari benda padat, ponselnya pasti sudah remuk di tangan Jenna. Ia menahan erangan frustasi.
Beberapa minggu lalu, Jenna bercerita pada kakaknya tentang bagaimana ia butuh pekerjaan untuk menutupi biaya hidupnya di New York. Dengan kondisi Jenna yang kini hendak lulus dari NYU, ia ingin bekerja dan menetap juga di New York seperti kakaknya. Maka dari itu ia harus mencari pekerjaan sebelum lulus.
Cole Lim sudah lebih dulu lulus dari Harvard. Kini ia bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum di New York. Dalam waktu singkat, Cole bisa menjadikan dirinya pengacara hebat dan terkenal di New York. Hal itu membuat Jenna ingin menetap juga di Big Apple. Seperti kakaknya, ia juga ingin sukses di New York dengan karirnya.
"Baru jam delapan dan kau sudah frustasi seperti ini. Ada apa?" Ana yang sedang membuat kopi di pantri keheranan melihat Jenna di meja makan sedang menggerutu sendiri.
"It's my brother," sahut Jenna malas.
"That asshole, huh?" Iris yang baru saja keluar dari kamar mandi ikut menimpali. "Apa lagi tingkahnya kali ini?"
Seperti rutinitas setiap pagi selama hampir empat tahun ini, mereka semua berkumpul di rumah untuk sarapan bersama sebelum sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hanya saja Olivia sering tidak hadir karena—well, karena ia seorang Olivia yang lebih suka menghabiskan waktu di luar hingga pagi. Tapi ia selalu berusaha pulang saat sarapan—paling tidak ia sudah mencoba meski seringnya gagal.
Keempat gadis itu tinggal di sebuah rumah yang berada sedikit di luar area kampus. Awalnya mereka bertemu saat acara PPI—perkumpulan mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Jenna dan Iris sudah berteman sejak kecil di Indonesia. Mereka bertemu dengan Olivia dan Ana. Berbeda dengan Jenna dan Iris yang asli dari Indonesia, Olivia sebenarnya besar di Amerika. Hanya saja ibunya asli dari Indonesia dan memaksanya untuk hadir dalam sebuah acara perayaan hari kemerdekaan yang diselenggarakan PPI. Ibunya ingin Olivia mengenal budaya tanah airnya. Sedangkan Ana berasal dari keluarga campuran Indonesia dan Korea. Ayahnya asli Indonesia sedangkan ibunya orang Korea Selatan. Ana lahir di Indonesia dan pindah ke Korea Selatan saat kecil.
Meski sama-sama memiliki darah Indonesia, bahasa Indonesia Ana dan Olivia tidak begitu lancar. Ana lebih fasih berbahasa Korea, sedangkan Olivia sejak kecil berada di Amerika dan tidak pernah mengunjungi Indonesia selain dari cerita ibunya. Jadi mereka biasa menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi, kecuali jika Iris dan Jenna sedang berdua saja. Tidak jarang Iris dan Jenna mengajari kedua temannya berbahasa Indonesia.
Keempatnya lalu berteman baik hingga memutuskan untuk keluar dari asrama dan menyewa rumah bersama-sama. Setidaknya mereka bisa memangkas harga sewa dan akhirnya bisa mandi dengan tenang sendirian.
Mendengar respon Iris, Ana terkekeh. Ia melihat Iris dengan mata memicing. "Dosa apa yang Cole lakukan padamu hingga kau begitu membencinya?"
Iris menjawab, "Kau serius mau membahasnya? Aku bisa menuliskan satu buku penuh tentang dosanya padaku."
Jenna ikut tertawa. Mereka semua sudah tahu sikap Iris yang antipati pada Cole. Jenna menduga karena saat sekolah, Cole selalu mengganggu Iris dan membuat semua orang di sekolah memanggilnya zebra. Kelompok teman-teman Cole di sekolah dulu juga senang merundungnya. Mungkin Iris masih merasa kesal dengan semua itu.
"Jadi, ada apa dengan kakakmu?" Ana mengalihkan pembicaraan. Membahas kekesalan Iris pada Cole tentu bukan topik bagus untuk memulai hari.
Jenna menggerutu. "Dia merekomendasikanku untuk magang di perusahaan Kane."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loathe You | BOOK 1 | TERBIT ✔️
Romance[LIMA CHAPTER TERAKHIR DIHAPUS UNTUK PROSES PENERBITAN] Hampir lulus kuliah, Jenna Lim hanya ingin segera punya pekerjaan agar tetap bisa menetap di New York. Dia kemudian mendapat pekerjaan sebagai anak magang di kantor milik Kane Hayes atas rekome...