Vote semua chapter, aku bakal sering update kalau votenya kenceng.
Viona dan Jaegar telah kembali dari Jeju, Viona terlihat kelelahan hingga sepanjang hari Senin ia terlelap di kamarnya, sementara Jaegar main entah ke mana.
Keesokan harinya, Viona pergi ke sekolah seorang diri, ia tak terlalu banyak bicara karena masih teringat kejahatan Cassie.
Ia takut Cassie melakukan hal yang lebih buruk dari sebelumnya, sebab ia mulai tahu bahwa Cassie gadis yang nekat.
Kini jam istirahat tengah berlangsung, Viona makan siang bersama Ryan di kantin, Viona sebenarnya masih merasa malu karena terpergok oleh Ryan di ruang penyimpanan, namun Ryan tak pernah membahas hal itu lagi seolah tak pernah terjadi.
"Nanti kan kita liburan kenaikan kelas, kamu mau jalan-jalan sama aku gak?"
"Ke mana?"
"Ke Bali."
"Hmm, aku gak bisa pergi kalau cuma berdua."
"Kita bisa ajak temen-temen kamu, nanti aku ajak temen aku juga, jadi ramean."
Viona tersenyum dan mengangguk kecil, "nanti kabar-kabaran lagi aja."
"Oke, kamu kenapa? Murung terus seharian ini."
"Kamu yakin video itu aman?" Tanya Viona dengan hati-hati, Ryan pun tersenyum dan mengangguk.
"Aman, mereka gak akan berani gangguin kamu lagi, percaya sama aku."
"Makasih, Ryan.."
"Sama-sama, pokoknya kalau kamu butuh bantuan aku, bilang aja, aku bakal selalu ada buat kamu."
Lagi-lagi Viona tersenyum, ia bersyukur memiliki Ryan yang baik hati, bahkan Ryan tak pernah memanfaatkannya seperti orang lain.
**
Cassie: Gue mau pake kolam renang,
kuras sampe bersih.Viona: Gue gak bisa.
Cassie: Gak bisa apanya?
Tinggal lo bersihin doang lantainya,
itu kan airnya udah dibuang!**
Sesuai perintah Cassie, sejak siang Viona menyikat lantai kolam, dan selesai pada pukul 7 malam, kini kolam renang itu sudah bersih dan terisi kembali dengan air atas bantuan pak Opi.
Hari yang melelahkan untuk Viona, hari libur yang seharusnya untuk beristirahat malah disuruh menguras kolam renang oleh Cassie.
Sebenarnya Viona bisa saja menolak, namun untuk Cassie, ia memiliki ketakutan tersendiri, ia tahu Cassie terlalu nekat, hingga ia memilih untuk mengikuti keinginan Cassie dari pada terjadi hal yang tidak-tidak.
Kini Viona baru saja selesai mandi, ia kembali duduk di pinggiran kolam dengan kaki yang ia biarkan basah di dalam sana, sambil menikmati susu kotak tadi tangannya, ia memandang langit malam yang terlihat terang karena cahaya bulan.
Semakin hari, ia merasa semakin jauh dengan ibunya, namun ia merasa senang karena ibunya bahagia diajak ke mana pun Mario pergi, seolah Mario begitu mempercayai ibunya sebagai pendamping ketika berbisnis.
Viona tersenyum kecil, impian ibunya sudah menjadi kenyataan, menjadi orang sibuk yang didampingi suami, menimbulkan rasa bahagia yang tiada tara.
Namun jujur saja, Viona memang merasa bahagia melihat ibu bahagia, namun sepertinya ia akan merasa kesepian jika saja tidak ada Jaegar, sebab hanya Jaegar yang selama ini selalu mengajaknya bicara walau berakhir dengan hal mesum.
Viona menoleh ketika seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya, ia mendapati Jarrel yang terlihat berantakan, dengan wajah pucat, hidung dan mata yang merah, ia melirik satu botol kecil minuman beralkohol yang berada di tangan Jarrel.