2. Sahabat

5 0 0
                                    

Sekolah swasta dengan nama AGKASA yang terletak di kota bandung tentu sudah di ketahui oleh banyak orang termasuk kalangan atas karna sekolah yang menyediakan segala fasilitas yang di butuhkan para murid, bukan hanya itu saja , sekolah angkasa juga menyediakan pendidikan SMP dan SMA di mna hal tersebut berbeda gedung, dan tentu tidak ada yang mengganggu aktivitas para pelajar SMA.

Arya dan chandra bersekolah di tempat ini tentu karna keinginan sang ibu, tapi sebenarnya chandra ingin sekolah di tempat lain , tapi karna paksaan arya iya terpaksa harus ikut.

Di sisi lain koridor SMA angkasa seorang gadis dengan surai gelombang lewat bahu tengah berjalan santai dengan handphone di telinganya dan minuman jus alpukat di tangan, "SASHA...WOII...SASHA.." panggil seorang gadis dari belakang tentu karna handphone dan musik iya tak dapat mendengar namanya di sebut,

" SASHA ANANDA " masih tak mendengar, gadis tersebut kemudian berlari mengejar sang empu nama yang tak kunjung menjawab
" WOII SHAA...BUDEK APA GIMANA HAH "
teriaknya tepat di samping telinga sasha, teriakan tersebut tentu terlalu keras sampai yang punya nama risih dengan suara serak yang memanggil nya " apaan sih leya ga usah teriak teriak kali " jawabnya sambil menghadap leya kemudian menyeruput jus pukat di tangannya " lagian udah gw panggil ampe suara gw serak gini "

" Salah lo ngapain teriak, kan bisa langsung nyusul dah tau gw selalu make ginian " jelasnya karna memang setiap keluar kelas iya selalu memakai benda tersebut untuk terhindar dari omongan siswa siswi yang kurang kerjaan " mna tau mungkin gaya gayaan padahal kaga ada lagunya " sasha yang sudah muak dengan omongan temannya itu berlalu pergi, keduanya melanjutkan perjalanan yang entah tujuan ke mana " sha kantin yok " pintanya, yah dari pada ga jelas mau ke mn ya kan " oke " angguk sasha menyetujui.


Di kelas Mipa 3 ada arya dan 2 temannya sedang bercanda gurau karna emang tiada satupun guru yang mengawasi untuk hari ini " woi lo berdua tau sesuatu enggak ? " Tanya naufal pada arya dan zico " apa apa tuh ? " Jawab ziko penasaran " jadi gini kan "

" Wah anjirr seriuss lo fal " jawab arya tiba tiba membuat seisi kelas menatap mereka bertiga " belom woii belom " titah naufal yang memang belum memberi tahu apa apa " oh belom ya " kemudian ketiganya kembali menyatukan kepala untuk mendengar apa yang akan di sampaikan " cewe gw ketahuan selingkuh "
Bukan naufal yang berkata demikian tetapi seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang mereka , karna mengetahui siapa pemilik suara tersebut membuat mereka mereka melongo " SERIUSS LO DAN ? " jawab arya dengan mencondongkan tubuhnya ke arah arsan sambil menggebrak meja ,dan tindakan tersebut membuat 3 temennya tersentak kaget

"kagetnya sih bener tapi mukanya ga usah deketan gitu juga bangke" kata naufal yang melihat hampir tiada jarak antara ardan dan arya " nih ada bibir gw yang merah merona mas kiww " ucap zico dengan mengedip sebelah matanya " iwyuu jijiek mending gw nyium tembok ".

Ardan yang memang berbeda kelas dari mereka bertiga tentu sering berkunjung karna sejak kelas 10 mereka berempat sudah sekelas , karna peraturan sekolah dengan murid kepintarannya di atas rata-rata harus ada dikelas inti alias Mipa 1
Tentu saja di sana ardan sangat kesepian karna isinya murid ambis semua " dah ah yok ke kantin" " Gaskennn " jawab mereka serempak.

°°°°°

" Lo ga makan udah berapa hari aleya varalana ? " Tanya temennya bernama celly karna karna melihat aleya yang makan sudah 2 piring nasgor ," sorry cok dari semalam gw lupa makan ''
" Lupa apa emang ga makan " sesaat aleya tertekun dengan pertanyaan itu namun yang namanya lapar emng mna bisa di tahan " ketiduran gw cel.."
" Sasha lo ga makan apa2 nih ? "
" Hooh pesen apa kek kita makan barengan " tanya leya dan celly karna sasha tak memesan apapun, ia mengisi perut hanya dengan jus alpukat yang di bawanya tadi pagi yg tak kunjung habis
" Makan aja gpp...gw..ga punya duitt!..? " Jawabnya dengan suara pelan " BANGKE "
Teriak leya dengan segera mulutnya di tutup oleh sasha " ssstt...ga usah teriak napa ",

aleya hanya bisa manggut-manggut untuk menuruti kata sasha dan mulai berbicara dengan nada normal " lo beneran ga makan cuma karna ga da duitt ? "
" Ya sebenarnya bukan ga punya sih "
" Trus kenapa ? " Tanya celly ,
" Gw lagi nabung buat beli sepatu baru! " Jawab sasha dengan kepala menunduk melihat ke bawah meja sepatu yang di kenakannya sudah kusut dan pudar, " saa.. kan lo bisa bilang tadi biar kita makan barengg...atau enggak biar gw aja yang traktir ? gimna ? " tawar aleya " iyaa shaa.. ga usah malu ama kita " ucap celly dengan memegang tangan sasha , " Kita kan sahabattt..." Ucap celly dan aleya secara bersamaan, detik itu juga ingin rasanya sasha menangis dan memeluk mereka.

" makasi yaah kalian mau jadi temen gw meskipun gw bukan orang berada "
" Sssttt...saa ga boleh ngomong gitu, di mata tuhan ga ada yang namanya rendah atau tinggi semua sama saa! " bantah aleya tak terima ucapan temannya yang satu ini " sasha! ,bagi gw kita bukan bukan sekedar teman atau sahabat, gw udah anggap lo sebagai kakak gw sendiri, gw anak tunggal ga pernah tau gimana rasanya punya kakak, tapi karna ada lo , " ucap celly yang terbawa suasana " karna ada lo saa...gw tau gimana rasanya punya sodara ,yang selalu marahin gw tiap ada salah, selalu dengerin gw ceritaa saat orang tua gw marahin gw " detik itu juga buliran bening di mata celly tumpah karna mengingat sasha yang selalu bersamanya di saat orang tuanya memaksa keinginan mereka ,

" Jadi maksudnya gw ga punya peran nih di cerita kalian ? " Tanya aleya untuk mencairkan suasana dengan muka yang di buat buat seolah tak di anggap, " tegaa kalian berdua hikss.." seperti ratu drama leya mencelupkan jarinya ke dalam gelas berisi air putih dan meneteskan nya dalam mata seolah menangis, tindakan tersebut membuat celly dan sasha mengembungkan pipi menahan tawa " ppfff... ppffahaha.. " tawa celly yang sudah tak sanggup menahan tingkah bocah satu ini " ada ada aja lo bocil " kata sasha yang memang aleya lah yang paling muda di antara mereka berdua " leyaa ?.." ucap celly yang kemudian di balas aleya " iya kak celly agustina " mendengar itu celly tersenyum lembut, karna memang celly ingin di panggil kakak oleh leya , berhubung leya anak yang keras kepala katanya mereka hampir seumuran buat apa memanggil begituan " lo yang paling berguna buat kita leya "

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang