chap 2

265 39 5
                                    

HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ

Barel memasuki lift untuk turun ke bawah, ia yakin papa nya pasti sudah menunggu untuk makan malam.

"Selamat malam, pah" sapa Barel kepada Thomi yang sudah duduk di kursinya

Thomi menghela napas melihat anak bungsunya, berusaha melupakan kejadian tadi "Makan."

Barel mengangguk dan mulai meyantap hidangan makan malam yang di siapkan oleh bi Raras.

Setelah beberapa saat cuma ada keheningan Thomi akhirnya kembali bersuara "Besok pembagian raport ya?"

"Eumm iya pah, kalo papa sibuk aku bisa ambil sendiri kok"

"Kamu lagi sakit, papa gak akan izinin kamu untuk keluar."

Tadi kenapa bilangnya sama mama semuanya baik-baik aja, padahal memang benar jika dirinya sedang sakit.

Beberapa menit berlalu Barel sedikit membanting sendoknya dan segera menyudahi makan malam ini "Barel udah kenyang"

Thomi tidak memaksa, ia mengangguk "Bi Raras" panggil Thomi

"Iya pak"

"Tolong siapkan obat Barel"

"Baik pak"

Barel segera meminum semua obat yang sudah disiapkan bi Raras di piring kecil.

"Udah, sana ke kamar lanjut istirahat." ucap Thomi

"Nggak, aku mau sama papa."

"Papa mau ke ruang kerja, ada beberapa yang harus papa kerjakan."

"Barel temenin"

Thomi menghela napas, mungkin anaknya memang kesepian "Ya udah sana duluan, papa mau ambil sesuatu dulu di kamar"

Barel mengangguk dan mulai melangkah untuk ke ruang kerja sang papa.

Thomi memperhatikan punggung kecil Barel, seandainya Aira tidak mementingkan perkerjaan dan lebih memilih untuk menjadi Ibu Rumah Tangga saja pasti anaknya semua berkumpul dan terawat di rumah besar ini. Ah sudah lah, Ia segera menyudahi makan malam dan naik ke atas untuk mengambil sesuatu.

Barel masuk ke dalam ruang kerja papa nya, mendudukan diri di sofa yang memang tersedia di sana. Ruang kerja papa di hiasi beberapa foto mama, abang, kakak, dan dirinya. Semua itu terpisah tidak dalam satu bingkai, yang hanya satu bingkai hanya foto mama dan papa nya saat sedang resepsi pernikahan.

Barel menghela napas "Bahkan sampe saat ini gak ada foto papa, mama, abang, kakak, sama aku secara barengan. Nanti sempat foto keluarga gak ya kalo bang Yassa pindah ke Indo" Keluarga besar sudah memutuskan jika Yassa lulus sekolah akan langsung pindah ke negara kelahirannya, melanjutkan pendidikannya di dalam negeri.

"Jangan diliatin terus"

Barel langsung mengalihkan pandangannya dari foto sang kakak, sejak kapan papa nya sudah masuk?

"Kak Sam benci banget sama aku ya pah."

"Gak mungkin seorang kakak benci sama adeknya"

"Mau banget deket sama ka Sam, biar Barel ada temennya. Pasti seru" Barel memang orang yang susah bersosialisasi, makanya di sekolah ia cuma punya beberapa teman saja. Tidak seperti sepupunya yang mempunyai banyak teman, mereka satu sekolah dengannya tapi berbeda kelas.

Barel Pranata ArsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang