HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ
Thomi membuka pintu kamar Barel dengan perlahan, terlihat bungsunya itu masih tertidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 06:30 pagi.Ia mendekat lalu segera membangunkan sang anak dengan perlahan "Barel, bangun sudah pagi"
Thomi menghela napas, anaknya kalo sudah tidur emang agak susah dibangunkan
"Dek, bangun."
Barel menggeliat lalu bergumam tak jelas "Iyaa"
"Iya iya mata masih merem gitu" kekeuh Thomi, ia menarik selimut yang melilit tubuh anaknya
"Cepat bangun dek, nanti papa terlambat ke sekolahan kakaknya" Sebenarnya bisa saja Thomi meninggalkan Barel dan pergi duluan karena pembagian raport Barel jam 08:00 sedangkan Sam dimulai dari jam 07:00, karena ingin membangunkan Barel otomatis sekarang ia akan terlambat ke sekolahan Sam.
Dengan berat hati Barel membuka matanya
"Ayo cepat mandi kamu harus sarapan dulu, papa tunggu di meja makan."
Barel mengangguk "Iya"
Barel segera turun dari kasurnya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah siap-siap Barel turun ke bawah melalui lift
"Pagi papa"
"Pagi, cepat duduk"
Setelah duduk Barel melirik ke samping kanan, di sana ada Haris yang sudah rapi dengan setelan jas nya "Om nemenin aku pake jas?" tanyanya
Haris menurunkan ponselnya "Memang kenapa?"
"Ya gapapa, tapi kaya mau ke kantor aja. "
"Ya kan memang mau ke kantor setelah pulang dari sekolahmu bocil"
"Tapi kan bisa pake baju biasa dulu"
"Barel, diam. Haris, jangan ditanggapi lagi." Ucap Thomi karena Barel ini sedikit cerewet kalau lawan bicaranya terus menanggapi ia akan semakin banyak bicara.
"Ayo cepat mulai sarapannya"
Barel segera memulai sarapannya, tapi baru beberapa suap saja dirinya sudah merasa kenyang.
Thomi segera menyelesaikan sarapannya saat merasa kalau dirinya sudah terlambat "Dek, nanti pulang dijemput papa sama kakak. Tapi kalo misalnya kamu pulang duluan, minta tolong Haris buat anterin kamu ke sekolahan kak Sam ya."
"Beneran sama kakak?" tanya Barel
"Iya, kita makan siang bareng" Thomi mengambil tas dan kunci mobilnya karena jam sudah mengarah pada pukul 07:00 pagi, lalu ia mendekat ke arah Barel untuk mengusap rambut sang putra lalu mencium pucuk kepalanya "Papa berangkat duluan ya"
"Iya pah, hati-hati"
"Haris, saya titip Barel. Tolong pastikan dia meminum obatnya"
"Baik pak"
Setelah menghabiskan makanannya Haris berdiri berniat untuk menyiapkan obat yang harus Barel minum
"Udah kan sarapannya? Ini diminum, lalu kita berangkat"
"Om" panggil Barel
Haris langsung menatapnya "Kenapa?"
"Kak Sam pasti gak suka kalo aku ikut makan siang bareng"
"Rel, kalo pak Thomi yang ngajakin pasti kakak kamu gak bisa nolak"
"Iya sih"
"Ayo ah kita berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Barel Pranata Arson
FanfictionCan't we be together? ●●● Murni karangan author, jangan hubungkan dengan kehidupan nyata. @aaawaaa3