Bersama (1)

901 47 3
                                    

Selesai manggung, Salsa bergegas ke bandara bersama timnya.

Romi yang perform pertama sempat ingin ke bandara. Tetapi langkahnya tertahan karena ada masalah di mobil penjemput yang mengalami kerusakan di jalan.

Sehingga mau tidak mau mereka pergi ke bandara di waktu yang bersamaan.

"Sebenarnya momen-momen kayak gini yang Lo hindari banget kan?"kata Kak Beba sambil melirik ke kanan kiri saat berjalan di bandara.

"Iya lagih. Takut ada cidukan."

Salsa menoleh ke belakang sebentar. Rombongan tim Romi terlihat dikerumuni cewek-cewek berkerudung seperti dirinya. Salsa mengendikkan bahu.

"Pingin?"tanya Kak Beba.

"Nggaklah. Ngapain?"jawab Salsa tegas.

"Ya maksudnya kalau Lu berarti yang ngerubungin cowok berpeci."jawab Kak Beba jenaka.

Salma mencubit lengan Kak Beba.

"Jangan takut kalah terkenal ya sama Romi..."Tambah Kak Beba.

"Dih, rejeki udah ada yang ngatur kak!"Jawab Salma kesal.

Kenapa juga Kak Beba tiba-tiba ngomongin soal ketenaran. Jujur agak sedikit kecewa, biasanya kak Beba paling bijak.

Mereka memasuki pesawat. Kak Beba mencari-cari nomor duduk sesuai tiket yang dibawanya. Ia mulai mendaratkan pantatnya di kursi setelah menemukannya.

Kak Beba melihat Salsa yang masih mencari nomor kursi. Pandangannya beralih ke ujung saat tim Romi mulai masuk ke dalam pesawat.

"Ketemu Sal?" Tanya Kak Beba sambil merapikan jilbabnya. Masih baik nih orang.

"Nggak tahu nih. Dimana Sik."Salsa berulang kali melihat ke kursi-kursi.

Salsa mulai kelelahan. Dilihatnya Romi yang mulai berjalan menuju dirinya.

"Minggir-minggir."ucap Romi mengibaskan tangannya.

Salsa menegakkan tubuhnya. Romi mulai duduk ke kursi tempat Salsa berdiri. Romi memandang Salsa dari atas ke bawah.

"Ngapain Lu?"ucapnya iba melihat Salsa yang nampak kelelahan.

"Ini nomor gua nggak ada Rom?"keluh Salsa terdengar hampir menangis.

"Serius? Nggak mungkin ah."Romi mendekat dan mengambil tiket Salsa.

"Maaf ada yang bisa dibantu?" Datang seorang pramugari. Dengan sigap pramugari itu menunjukkan tempat Salsa.

"Kok di sini?"Salsa melihat ke Romi kecewa karena pramugari itu menunjukkan kursinya di sebelah Romi.

"Iya Ibu. Ini tiket yang ibu bawa menunjukkan nomor yang sesuai di kursi. Tadi terbalik ya bacanya, yang benar ini angka 6 bukan 9. Silahkan."

Pramugari membantu Salsa duduk di samping Romi. Salsa meminum air mineral yang disediakan.

"Ada yang perlu kami bantu lagi Ibu?"

Salsa menggeleng. Pramugari itu pergi. Dilihatnya Romi di sampingnya mengusap-usap wajahnya.

"Kenape?" Tanya Romi karena tatapan Salsa yang aneh.

"Nggak papa."Salsa memejamkan mata dan memilih mengistirahatkan jiwanya.

Romi menghela napas."Boleh pindah kok. Kalau nggak nyaman."

Salsa membuka matanya,"Lu ngusir gue?"

"Enggak. Lu tadi kayak kecewa gitu. Kalau nggak mau ya udah."Jawab Romi sambil memejamkan mata.

Salmon Halu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang