Cemas

556 41 2
                                    

Salsa membuka bekal piknik dan menyerahkannya pada Dimas. Ia tersenyum simpul dan dibalas dengan anggukan kecil. Dimas lalu menyantapnya.

Suara kicauan burung menemani kegiatan piknik mereka. Salsa menghembuskan nafas kasar. Akhirnya dia bisa quality time dengan Dimas. Itu yang dia butuhkan. Bukan malah hidup dalam bayang-bayang sosok Romi yang mengganggu pikirannya. Itu menyebalkan. Romi menyebalkan.

"Sini biar ku bantu." Dimas mengambil teh celup dan mengaduknya di cangkir.

Salsa menyenderkan kepalanya di bahu Dimas tanpa sengaja. Dimas menegang. Tidak biasanya gadis itu melakukan physical touch seperti ini. Salsa memahami mimik wajah dan gerak-gerik Dimas tidak nyaman. Lalu segera tersadar dan menegakkan badannya.

Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Telepon dari manajernya. Salsa berdiri dan pergi menjauh untuk mengangkat panggilan itu.

"Ada apa mas?" Salsa berhenti di sebuah pohon rindang tidak jauh dari tempat piknik mereka. Suara mas Ferry terdengar kurang jelas tertutup suara musik di sekitarnya.

"Sorry ganggu piknik mu. Jadwal dan tawaran acara sudah gua kirim wa Sal. Jangan lupa dibaca dan dibalas ya."Jawab mas Ferry dengan sedikit teriak.

Salsa menjauhkan teleponnya dan meringis.

"Iya iyaa! Udah ya gua tutup."

Salsa cepat-cepat menutup sambungan telepon itu. Mas Ferry online wa dan mengetik.

Sal tadi ada yang nanyain lu piknik sama siapa masa'😏

Salsa membaca new message dari Mas Ferry.

Nggak usah khawatir Mas. Gua piknik sama Dimas kok. Aman. 😊

Balas Salsa di wa tersebut.

O ya?! Nanti gua sampain Bang Jo.

Salsa mengerutkan dahinya.

Kenapa Bang Jo mas?

Mas Ferry balas cepat wa itu.

Kan gua lagi nemenin Romi manggung. Dia nggak nanya ke gua langsung. Mungkin nanyanya lewat Bang Jo.

Salsa tak membalas wa tersebut. Dan malah menghapusnya.

Ia mengantongi handphonenya kesal dan kembali ke tempat piknik bersama Dimas.

🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟

Romi mengelap keringatnya setelah selesai manggung di backstage. Mas Ferry tiba-tiba memberanikan diri dan datang mendekat untuk menyampaikan pesan.

Ia menyodorkan handphonenya dan membuka wa dia bersama Salsa.

"Sorry Rom. Tapi ini info aja barang kali Lu butuh. Inih."

Mas Ferry dengan tangan gemetar memberikan gambar terakhir yang Salsa kirim. Foto Selfie pikniknya bersama Dimas. Romi mengernyitkan dahi ke mas Ferry.

"Ngapain Lu kasih tunjuk ke gua Bang?"

Mas Ferry dengan gelagapan menjawab.

"Ya kan tadi gua bilang. Barangkali Lu butuh. Soalnya tadi kata Bang Jo ada yang cemas nungguin kabar Salsa."

Romi membuang muka. Dan melempar handuknya ke kursi.

"Nggak ada Bang. Mas Ferry salah orang kali. Udah ah Bang."

Romi pergi menjauh dari Mas Ferry.

Romi mencari-cari Bang Jo dan siap baku hantam.

Romi menarik tangan Bang Jo dan membawanya pergi menjauh dari kerumunan.

"Lu ngapain sih nanya-nanya ke mas Ferry?"

Bang Jo menaikkan bahunya.

"Ya gua kesel. Liat Lu bolak-balik scrol tiktok. Cuman demi nyari update-an seseorang. Itu 'kan temen Lu. Kenapa nggak Lu japri aja. Kesel gua."

Romi pergi.

"Sok tahu Lu." Teriak Romi saking kesalnya pada Abangnya.

Romi menyesal rokoknya. Masih teringat jelas senyuman gadis itu bersama Dimas. Sekarang rasa kesalnya malah bertambah.

"Sialan."Romi membuang rokoknya.

Salmon Halu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang