Idol 2024

490 43 1
                                    

Salsa membolak balikan halaman script yang baru saja ia terima.

Dahinya mengernyit, "Sketsanya kok gini. Nggak mau."

Salsa manyun. Kak Ovi datang membungkuk-bungkuk.

"Iya tuan putri Salsa, kita benahin senyamannya Salsa."Ucapnya halus selembut sutera.

"Kak Ovi jangan merendah gitu. Nggak perlu gitu. Ralat ya ralat. Tapi kak Ovi nggak usah sok sok merendah. Nggak enak nih aku jadinya."

Salsa memberingsut ke kursi sofanya. Diliriknya Romi berjalan menuju ke arahnya.

Kini giliran kak Ovi yang menatapnya penuh harap.

"Tolong dong Rom, ini ada yang mau sedikit diubah sama Salsa. Kita briefing dulu deh."

Romi duduk di sofa sebelah Salsa. Salsa membenarkan duduknya.

"Jadi tuan putri ini maunya gimana Kak?"Romi menunjuk-nunjuk Salsa dengan gulungan script yang ia pegang.

Salsa membenarkan jilbabnya tak nyaman.

"Jangan gitu Lu. Gua cuman pingin senyamannya. Kan kalau kerja perlu kenyamanannya."

Romi meliriknya,

"Lu kayak orang pacaran. Nyari yang nyaman mulu. Keluar dari zona nyaman..."Terang Romi. Salsa melotot.

"Pokoknya ni ya Gua nggak mau ada kalimat ini, baris ke 10."

Romi dan kak Ovi melihat script berbarengan.

"Halo anak ku, halo babeh ku, kalian udah siap belum menemukan bakat-bakat terpendam di seluruh penjuru Indonesia."Kak Ovi mengeja kalimat yang dimaksudkan Salsa.

"Gua tahu. Lu mau ngilangin yang mana."Romi manggut-manggut.

"Lha. Setuju kan Lu Rom?!"Mata Salsa berbinar.

"Gimana kalau ganti hai Beh... Gitu aja?"Usul kak Ovi.

Salsa berpikir sebentar dan menyetujuinya.

"Yaelah gini doang."Romi berdiri dan bersiap meninggalkan mereka berdua.

"Napa si Lu Rom..."Salsa memelototi Romi. Pandangan mereka bertemu.

Romi menatap balik dengan tatapan tajam. Lalu berbisik pelan.

"Rem to the pong. Rempong. Dasar emak-emak Lu."Romi ngeloyor pergi setelah mengucapkannya.

"Bangke Lu!"Teriak Salsa dengan kemarahannya.

"Kesel deh."Tegasnya sambil menatap kepada kak Ovi.

Salsa berdiri dan pergi meninggalkan kak Ovi. Kak Ovi bangkit dengan lesu. Lalu memandang ke arah Nabila yang asyik ngobrol dengan Paul.

Nabila melihat balik ke kak Ovi.

"Sabar kak."ucap Nabila sambil tersenyum.

"Harusnya kak. Panggilan babeh nya diganti ayang beb kuh."Ucap Paul.

"Hahahah!"Tawa Nabila pecah. Diikuti tawa kak Ovi yang mulai ceria kembali.

Salmon Halu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang