Sampailah Jungkook di depan bangunan besar berpagar hitam, itu adalah rumah Lisa. Masih sama Jungkook lihat, seperti tidak berpenghuni lagi namun barang-barang di dalam masih tertata rapi dan juga Jungkook melihat tanaman di halaman rumah seperti habis disiram, pasti ada Pak Albert di dalam.
"Pak albert". Panggil Jungkook, benar ada orang datang dari balik garasi belakang, bukan Pak Albert melainkan orang lain.
Jungkook menyerngit bingung, biasanya yang menyiram tanaman adalah Pak Albert tapi ini siapa? Apa keluarga Lisa baru saja memperkejakan orang baru?.
"Maaf mencari siapa ya?". Ucap pria paruh baya di depan Jungkook.
Jungkook menggaruk tengkuknya gugup, "Mencari Lisa". Jawabnya.
"Lisa?". Tanya kembali pria itu.
"Ya, dia anggota keluarga di rumah ini. Anak tunggal Tuan Manoban". Jelas Jungkook membuat pria tua itu mengangguk cepat.
"Oh Tuan Manoban ya? Sudah pindah nak. Rumah ini juga sudah di jual beserta isinya. Majikan saya sudah membelinya dan ini hari pertama saya bekerja sebagai tukang kebun. Kebun disini sangat rindang dan terjaga sekali nak". Puji pria tua itu sambil menatap Jungkook.
Jungkook tidak merespon ucapan pria itu, otaknya memproses setiap kalimat yang di utarakan oleh pria di depanya.
"Apa? Pindah?". Gumamnya memandang rumah besar keluarga Lisa yang kini sudah berpindah tangan menjadi milik orang lain.
"Apa bapak tau dimana Tuan Manoban pindah? Bisa berikan aku alamatnya?". Pinta Jungkook sangat berharap jika pria ini tau alamat baru Lisa.
"Maaf nak, saya tidak tau alamatnya dimana. Yang saya dengar dari majikan saya, kalau Tuan Manoban pindah ke luar negeri, namun saya tidak tau di negara mana".
Sumpah demi tuhan, Jungkook ingin menangis saat ini. Mungkin saat itu Lisa ingin mengajaknya bertemu untuk terakhir kalinya sebelum gadis itu pergi. Namun dengan entengnya dirinya tidak memenuhi ajakan Lisa saat itu.
"Terimakasih atas infonya ya pak, saya pamit". Ucap Jungkook berjalan lemah tidak tau mau kemana langkah kakinya bertuju, sampai dia tersadar jika dirinya berjalan menuju taman bermain.
Dada Jungkook sangat sesak seiring langkah kakinya mengelilingi tempat ini, banyak waktu yang dia habisi bersama Lisa, perempuan itu menemaninya dikala suka maupun duka, perempuan itu yang mengetahui bagaimana dirinya sebenarnya, perempuan itu yang memahaminya dengan baik, perempuan itu yang selalu berkata halus dan tidak pernah marah padanya, hanya perempuan itu Lisa. Jungkook mengakui jika dirinya sudah jatuh cinta kepada Lisa.
Jungkook sudah lelah mengelak semua perasaan yang selama ini dia tutupi, Jungkook paham kenapa selama ini tidak ingin melihat Lisa sedih, tidak ingin Lisa berdekatan dengan pria lain, dirinya yang selalu kesal jika melihat Lisa berbicara dengan pria lain, bahkan dengan pria yang ingin berkenalan dengannya sama seperti Yugyeom saat itu.
Kaki Jungkook semakin berjalan mendekati rumah mini berisi banyak mainan itu.
Udara yang dia hirup serasa menipis, dadanya sesak, kini air mata pun sudah turun Jungkook terisak di dalam sana.
Pikirannya kembali memutar saat dengan lancangnya dia mengatakan Lisa telah berubah menjadi psikopat, dengan teganya dia memulai perang dingin saat Lisa sempat berusaha untuk berbicara dengannya, dengan teganya meninggalkan Lisa sendiri sedangkan dirinya menyanding perempuan lain sebagai kekasihnya, dan dengan teganya dia tidak menemui Lisa di saat terakhir kalinya gadis itu bisa berada di dekatnya.
Tangis Jungkook semakin keras, menyesali semua yang telah dia perbuat. Menyesal telah membuat banyak luka di hati gadis itu, seharusnya Jungkook tidak melakukan hal itu, seharusnya Jungkook mengerti dan lebih memilih Lisa daripada Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Story [LK]
FanfictionShort story about Jeon Jungkook and Lalisa Manoban. You will invited to join their story... Don't worry, bcs very story has happy ending💜💛 Let's read it🙌🙌 Noted : Cerita yang aku buat terinspirasi dari lagu favorit semasa kecil. Keep enjoy yaaa...