Jakarta, 2024
Antara harus pergi atau tetap denganmu yang tak pernah disini. Antara harus kalah atau tetap bertahan denganmu yang tak pernah ingin ku ajak pulang. Antara harus berhenti atau kembali berlari menggapai tanganmu yang semakin sulit untuk ku raih. Menurutmu, mana yang harus ku pilih?
Denganmu sakit, tapi tidak denganmu jauh lebih sakit. Aku harus melewati ribuan malam dengan kepada yang tak pernah bisa tenang. Aku harus menjalani belasan hari yang di dalamnya tak ada kamu lagi. Aku harus berpura-pura senang padahal tidak demikian. Jangan tanya kenapa aku tidak bisa beranjak, karena aku pun tak bisa temukan jawabannya.
Aku hanya berjalan di tempat, berharap bisa melanjutkan hidupku dengan tepat. Mencoba melangkah dengan kaki ku yang lemah. Mencari tempat dimana aku bisa diterima dengan hebat. Dengan apa adanya aku. Kurangku, rapuhku, bahkan kacauku. Namun, tenyata aku hanya punya aku.
Aku tidak pernah mau membiarkan siapapun ikut serta membenahi apa yang sudah patah disini. Aku tidak pernah mengizinkan seseorang yang lain untuk masuk kecuali kamu. Dan, jangan tanya lagi kenapa harus begitu, karena itu bukanlah kendaliku. Karena nyatanya, sejauh apapun aku mencoba untuk menghindari, detik itu juga aku semakin ingin kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koma
PoetryCerita yang tidak akan pernah selesai, dan bagian yang tidak pernah bisa berhenti untuk tidak dibuka kembali.