"Haruka."
Sebuah suara memanggilnya saat Haruka duduk diatas kursi yang disiapkan di balkon. Male-Omega itu tidak memberikan jawaban berarti, dia hanya menoleh untuk memandang si pemilik suara.
Itu adalah sang Alpha.
Togame Jō.
Laki-laki berbadan besar itu hampiri pasangannya dengan langkah santai. Dan mengambil tempat untuk berdiri di samping Male-Omega itu. Menjaganya dari jarak terdekat.
"Masuklah kedalam. Udara hari ini terasa cukup dingin. Kamu bisa sakit. Ingat, kamu sedang mengandung sekarang." Jō melirik sedikit kebawah. Demi menatap secara benar profil istrinya yang semenjak kehamilannya, menjadi semakin berisi dan lucu dimatanya. Bahkan dengan perut yang cukup besar itu, sama sekali tidak menyurutkan kecantikan yang dia miliki. Jō sekali lagi dibuat tergila-gila.
Haruka cukup lama terdiam. Hingga dia menunduk, menatap perutnya. Kedua matanya memandang tanpa emosi berarti. Setelah beberapa waktu berlalu, Haruka tahu ada yang berubah dari dalam dirinya. Dia tidak hanya mulai melemah, namun juga mulai mengikhlaskan kehadiran calon anaknya didalam sana. Seolah bunga telah mekar jauh didalam sana, Haruka tidak lagi memiliki keinginan sedikitpun untuk melukainya.
Male-Omega itu mengusap sebentar perutnya dibawah pengawasan Jō.
"Baiklah. Aku akan masuk."
Jō sedikit heran saat dirinya mendengar itu. Terasa sedikit aneh karena tidak biasanya dia bersikap begitu, namun Jō sebisa mungkin hanya bersikap biasa. Alpha itu segera menjulurkan tangan untuk meraih lengan istrinya saat Omega itu terlihat cukup kepayahan untuk berdiri, namun saat tangan Jō baru saja mendarat pada anggota tubuhnya, Haruka tanpa sadar menepisnya.
Keduanya sama-sama terkejut akan tindakan itu. Terlebih Haruka. Dia hanya spontan kala melakukan itu. Omega itu tergagap saat dia menyadari ekspresi di wajah Jō yang tidak menyenangkan. Alpha itu mungkin saja merasa tersinggung oleh tindakannya barusan.
Omega itu menunduk, sebisa mungkin untuk menghindari sepasang mata yang berkilat tajam disana.
"Ah, maaf, aku hanya一"
"Bukan masalah. Kamu pasti lelah. Hanya biarkan aku membantumu. Kamu terlihat kepayahan untuk berdiri karena perutmu yang membesar."
Haruka mengerjap. Kali ini dia yang dibuat heran oleh balasan itu.
"U-uh, oke." Pada akhirnya Haruka menyetujui. Dirinya hanya terlalu lelah untuk menghadapi laki-laki itu lebih jauh. Dia butuh istirahat, bahkan perutnya terasa sedikit tidak menyenangkan sekarang. Sejak dia mulai mengetahui akan perasaan ngidam sedari dua minggu yang lalu, perasaannya selalu tidak karuan. Terkadang dia selalu menginginkan sesuatu yang aneh, terkadang dia senang untuk menangis tanpa alasan yang pasti. Hanya saja, dia selalu melewatkan prosesi itu sendirian. Jō sebelumnya selalu berusaha untuk mendekatinya saat Alpha laki-laki itu mulai mengetahui perihal ngidamnya, dia selalu mencoba untuk bersikap baik untuk menjadi suami dan calon ayah yang berguna, namun Haruka tidak sedikitpun memberinya izin untuk itu. Dia selalu melakukannya sendiri. Dia hanya tidak ingin merasa muak lebih jauh lagi. Ketika Jō menyadari itu, laki-laki itupun tidak lagi memaksakan kehendaknya.
Haruka sedikit bersyukur untuk itu, namun disisi lain juga merasa ironi. Ini adalah rumah tangga yang sangat jauh dari impiannya dulu bersama laki-laki itu. Seolah segalanya hanya hancur dan hancur hingga tidak lagi menyisakan sedikit puing.
.
.
.
Ketika Haruka dan Jō berbaring malam itu, suasana terasa sedikit muram. Saat bagaimana Jō yang berusaha untuk memulai topik pembicaraan yang sejak lama Haruka hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You | TogaSaku
Fanfic"People call me the freak. They say I'm sick and it won't take a long till my sickness spreads worldwide. But i don't care. As long as i can keeps you on my side, whatever i will do." . . . 𝐖𝐈𝐍𝐃 𝐁𝐑𝐄𝐀𝐊𝐄𝐑 : Nii Satoru. 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 : OOC...