Si Baik Hati

12 2 0
                                    


Setiap manusia punya jatah sedih dan senangnya masing-masing. Bisa jadi hari ini kamu sedih besok kamu senang.

-Assalammu'alaikum Islam




Sejatinya setiap manusia diciptakan telah memiliki pasangannya masing-masing. Hanya saja siapa orangnya dan waktu bertemunya yang masih menjadi rahasia yang kuasa.

Tak peduli kamu di ujung dunia sekalipun. Jika memang dia takdirmu, maka pasti akan bertemu jika waktunya telah tepat.

Yura menutup buku bacaannya. Buku yang sejak kemarin membuat rasa penasaran seorang Yura Malikha memberontak.

Kini dia telah selesai membaca seluruh bagian dari buku itu. Bagian dari cerita seorang gadis yang akhirnya bersama dengan orang yang ia cintai, meski halangan perbedaan keyakinan sempat membuat keduanya berpisah. Tapi takdir Allah membuat keduanya bersatu dengan cara apapun.

"Ribet," komentar Yura.

Ice kopi latte ia seruput. Sudah sejam gadis dengan kerudung hijau sage itu berada di kafe yang berada tidak jauh dari toko buku milik Farhan, menghabiskan waktu dengan hobinya membaca buku.

"Tapi, gimana kalau aku yang ada di posisi cewek itu?" tanyanya pada diri sendiri. "Tapi kayanya nggak mungkin, deh, ada cowok yang rela gadaiin keyakinannya cuma karena cewek. It's impossible!"

Kini jemarinya sibuk berselancar di dunia maya. Tanpa sadar ada seseorang yang telah duduk di hadapannya. Yura menurunkan sedikit handphonenya lalu melihat siapa yang dengan berani duduk di hadapannya.

"Hai," sapa orang itu ramah.

"Kamu? Kok di sini?"

"Penuh, jadi gue duduk di sini. Boleh?"

Yura celingukan, memandangi seisi kafe yang ternyata benar telah penuh. Sedikit canggung dia mengangguk. "Boleh."

Ken, cowok itu tersenyum singkat.

"Suka baca novel juga?"

Mata Yura spontan melihat bukunya, kemudian dia mengangguk. "Selain suka nulis aku juga suka baca."

"Genre?"

"Romansa, aku suka banget genre itu."

Ken mengangguk-anggukkan kepala. Matanya terus menatap Yura yang tengah melihat-lihat ke arah pengunjung kafe. Sudut bibirnya terangkat.

"Kalau kamu?"

"Gue suka semua genre."

"Wah keren, dong," puji Yura yang entah mengapa membuat jantung seorang Kenzie Aditya mendadak berdebar.

"Lo udah lama temenan sama istri Alan?" tanya Ken berusaha mengusir kegugupan yang tengah melanda.

"Udah," kata Yura setelah meletakkan gelas kopinya. "Dari SMA. Kita dulu satu sekolah."

Ken mengangguk-anggukkan kepala.

"Kalau kamu? Udah berapa lama temenan sama suami Ayla?"

"Dari kecil."

Kedua mata Yura terbuka lebar. "Wah, serius? Udah lama banget, ya?"

"Iya."

Yura diam kehabisan topik bersama orang di depannya. Cuek dan dingin, itu kesan pertama yang Yura dapati setelah mengobrol bersama.

"Udah sore, aku mau pulang, deh."

Ken yang semula diam, menatap Yura yang tengah membereskan barang-barangnya.

Assalamu'alaikum IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang