Gadis Kecil Dengan Kuncir Dua

29 2 0
                                    


"Dasar anak cengeng!"

Gadis dengan kucir dua itu semakin mengencangkan tangisannya.

"Wuuu... ."

Para anak laki-laki yang kelihatan lebih tua darinya itu terus menyorakinya. Terlihat begitu senang, mendapati gadis kecil itu semakin mengencangkan tangisnya.

"Hei, kalian!"

Dari arah belakang barisan para anak laki-laki itu teerdengar teriakan. Sontak mereka semua yang ada di sana berbalik arah, dan menatap pada seorang anak laki-laki sepantaran mereka yang duduk di sepedanya.

"Berenti deledikn dia!" teriaknya lagi.

Dengan wajah keberanian penuh, dia turun dari sepada dan mendekati mereka. Kemudian dia meletakkan sepedanya asal, ibantunya gadis kecil itu berdiri juga sepeda yang tadiinya terguling karena ulah anak-anak nakal itu.

"Kamu mau jadi pahlawan kesiangan?" tanya salah sattu dari mereka.

Dia menatap lawan bicaranya dengan sedikit melototkan mata teduhnya.

"Dasar anak culun. Beraninya lawan perempuan," ujarnya sinis.

"Heh! Beraninya kamu ngatain aku!"

"Emang bener, kan? Kamu culun, masa beraninya lawan anak perempuan."

Gadis kecil itu hanya memperhatikan perdebatan di depanya, dia terlalu takut. Apalagi anak lelaki identik sekali dengan sebuah perkelahian, dia semakin takut saat membayangkan itu. Dia bergeser menjadi di belakang berkulit putih yang sedang membelanya itu. Ssekali ia mengintip dengan tatapan takut.

"Ken, kamu ngapain belain anak cengeng itu? Kamu juga nggak kenal dia, kan?

Anak laki-laki yang dipanggil Ken itu menyunggingkan senyum. "Fajar, aku tau kamu kemarin buang kertas hasil ulangan kamu yang nilainya nol, kan?"

Raut wajah anak bernama Fajar itu sedikit berubah. Terlihat sekali wajah ketakutannya.

"Aku bisa loh bilang ke mama kamu."

"KAMU!" Anak bernama Fajar itu hendak berjalan mendekati mereka berdua. Tetapi langsung dihadang oleh teman-temannya.

"Udah kita balik aja. Daripada mama kau tau kalau nilai kamu nol."

Ken terlihat menampakkan senyum menyebalkannya.

"Awas kamu, ya!" ancamnya.

Setelah itu, dia bersama dengan teman-temannya melajukan sepedanya pergi dari sana.

Ken membalikkan badan, menghadap gadis yang sibuk membersihkan lututnya yang terluka.

"Kamu jatuh?"

Gadis dengan kuncir dua itu mengangguk.

"Siapa nama kamu?"

"Yula."

"Apa? Yula?"

"Bukan!"

Ken sedikit terkejut mendengar nada tinggi dari gadis kecil yang lebih pendek darinya itu. Pandangannya terus teertuju pada anak itu, yang masih sibuk mengeluarkan buku dari tas selempang yang ia kenakan. Kemudian gadis kecil itu menuliskan sesuatu pada buku dengan sampul berwarna pink itu.

Setelah selesai menuliskan sesuatu, ia langsung menyodorkan buku itu pada Ken.

"Yura," bacanya. "Oh, nama kamu Yura."

Dengan senyum lebar gadis dengan nama Yura itu mengangguk cepat.

"Kamu bias nulis nama kamu sendiri, tapi kamu belum bisa bilang huruf 'R'"

Assalamu'alaikum IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang