🌀>1<🌀

144 16 1
                                    

Pernikahan antara Akila dan juga Gus nya yang bernama Razia itu, kini telah mencapai 1 minggu. Meski baru 1 minggu, Akila sudah dekat dengan semua keluarganya Razif. Begitupula Razif. Dia juga sudah sangat akrab dengan kedua orang tuanya Akila. Bahkan dirinya sudah dianggap sebagai anak sendiri. Dia juga cukup dekat dengan keluarganya Akila

"Sayang, Suapin Mas duluuu" Razif merengek layaknya seorang bayi. Ia cukup kesal dengan istrinya yang sangat asyik melihat ponsel. Bahkan, ketika dirinya memanggil namanya, Akila hanya menyaut saja. Tidak menatap ke arah Razif

"Sayangggg"

"Hm? Kenapa, Mas?" Akila baru menolehkan kepalanya menghadap Razif

"Suapiiinnn"

"Jangan main ponsel dulu, ish! Suaminya minta tolong juga," Razif berpura-pura ngambek pada Akila

"Iya-iya, Maaf, Mas.." Akila menaruh ponselnya di atas nakas. "Sini, biar Aku suapin." ucapnya

Razif yang tadinya murung, kini menjadi tersenyum sumringah. Ia pun memberikan piring yang dipegangnya kepada Akila. "Ini,"

Akila mulai menyuapkan makanan ke dalam mulut suaminya. Sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok.

"Mas kenapa cuman ngambil tempe oreknya doang? Sayur Sop nya, enggak?"

Gus Razif menggelengkan kepalanya. "Lagi nggak pengen makan Sayur Sop, Sayang"

Akila mengangguk mengerti.

"Ayo, buka mulutnya" perintah Akila. Gus Razif menurut. Ia membuka mulutnya. Dan Akila pun langsung memasukkan makanan ke dalam mulut pria itu. Razif pun langsung mengunyah makanan yang sudah berada di dalam mulutnya.


Malam harinya :

Akila dan juga Razif hendak berangkat menuju diniahan. Mereka berdua baru saja selesai bersiap-siap. Akila membawa buku tulis, pena, dan juga sebuah kitab. Dan Razif hanya membawa kitab saja.

"Sudah siap, Sayang?"

Akila mengangguk. "Sudah, Mas. Ayo berangkat diniah!!"

"Ayoo!" Mereka berdua pun berangkat menuju tempat diniahan

Namun, di pertengahan jalan menuju diniah, Sandal yang di gunakan oleh Akila putus. "Mas!!"

Gus Razif menoleh. "Kenapa?" tanyanya. Ia tak menggunakan panggilan 'Sayang' ketika dirinya berada di luar ndalem. Karna, ia merasa malu, Jika sampai ada yang mendengar itu. Itu akan membuat Santrinya berpikir 'Gus galak dan dingin seperti dia, ternyata bisa so sweet juga dengan istrinya. Buktinya, dengan panggilan yang mereka ucapkan itu 'Sayang'

"Sandal ku putus... Bagaimana ini, Mas?"

"Putus? Sandal bisa putus?! Seperti hubungan saja,"

Akila menatap wajahnya Razif dengan muka datarnya. "Apasih, Mas! Nggak lucu!" menurutnya, jokes yang di lemparkan oleh Gus Razif tidak ada lucu-lucunya

"Terus, ini gimana? Masa, kita balik lagi?"

"Nggak perlu."

"Mau pakai sandal Mas saja?"

"Heumm.. Boleh deh!"

"Eh, tapi, Mas gimana nantinya?"

"Ya, nggak papa. Kamu pakai saja sandal Mas." Gus Razif melepas sandalnya. Ia lalu menyodorkan kepada Akila. "Ini"

"Eh, nggak usah deh, Mas. Aku ke diniahan nya, Nggak usah pakai sandal saja."

"Nanti kaki kamu bisa lecet kalau nggak pakai alas kaki. Sudah ini, pakai saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS RAZIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang