Syukur yang Terlupakan

8 1 1
                                    

Karya : Hidayah Afriza
Event cerpen by Mumtaz

Pernahkah kamu merasa tidak berguna?

Pernahkah merasa ada yang kurang dalam hidup mu?

perasaan tersakiti adalah hal yang paling banyak tak di sadari.terkadang orang-orang dapat menyakiti orang lain tanpa ia sadari.entah itu dari perkataan, perlakuan atau hanya dari tatapan saja.

hal-hal yang menyakitkan terkadang membuat kita kehilangan fokus, membuat kita berpikir terlalu berlebihan.berpikir bagaimana harus membalas apa yang mereka perbuat.

pada pagi buta sekitar pukul 05.30, seorang gadis bernama Nadin mempersiapkan diri untuk memulai harinya dengan senyum di wajahnya tanpa ia ketahui wajahnya yang seperti apa yang akan ia dapati setelah ini.

"huh.... semangat! pagi ini harus berhasil".
Ucapnya dengan semangat, namun ekspresi agak takut
Dan hari menjelang sore, nadin pulang dengan wajah yang sangat kelelahan.

ia memasuki kamar dengan perasaan campur aduk rupanya ia sedang berusaha mencari pekerjaan.
Namun, tidak ada satupun tempat yang ia dapati saat ia berbaring, Nadin mulai memejamkan matanya. Saat ia setengah tertidur, ada suara terdengar ditelinganya.

"masa kerjain ini aja ga bisa!".

"apasi cewek sok cantik,mau apa dia disini?".

"maaf ya... kita lagi gak cari pegawai".

"kapan kerjanya? jangan kelamaan nganggur! nanti jadi betah".

"jadi anak gadis jangan keluar-keluar mulu".

"percuma disekolahin tinggi kalau ga jadi apa-apa".

"kok ga kuliah? mau jadi apa?"

Nadin bangun dengan terkejut, wajahnya pucat dan air matanya mulai menetes pada pipinya. ia sangat sedih, bagaimana dia bisa menghilangkan suara berisik ini pada pikirannya untuk sesaat.hanya untuk tertidur saja ia tidak dapat tenang.

"bukan ini yang aku mau, kenapa sih hidup ku tidak seperti yang lain?"

"ya Allah... Apakah yang aku lakukan masih salah?". Nadin menangis dengan bantal yang ia peluk.

Betapa sedihnya, jika kita sudah berusaha melakukan yang terbaik apa yang kita bisa. Namun, ada saja orang yang tidak puas akan keberadaan kita.

"Ya Allah... Berikanlah aku kemudahan untuk semua urusanku", bantu aku juga untuk membalas semua orang yang menyakitiku ya allah".

Setelah berdoa dengan tangisan yang tersedu-sedu, akhirnya Nadin bisa tenang sebentar akan tetapi saat ia ingat lagi perkataan nya tadi saat berdoa. ia teringat pesan mendiang ibundanya. bahwa kita tidak boleh membalas perbuatan orang lain yang menyakiti kita. Biarlah sang maha adil yang menghakimi mereka.

"Ya ampun... Aku sudah terlalu emosi, hah... bagaimana jika aku pergi keluar dulu. menjernihkan kepala".

Saat Nadin bersiap keluar, tiba-tiba temannya datang mengunjungi. ia adalah tiara, temen sekolah nadin.

"oh! hai din... mau kemana?". Tanya Tiara

"mau keluar sebentar"

"ohhh... Aku boleh ikut?"

"boleh... Ayo"

Saat mereka berjalan nadin menceritakan semua pada Tiara, dan Tiara juga ikut kesal. Sebagai teman Nadin ia tahu apa yang Nadin usahakan, apa yang diperjuangkan Nadin, Tiara tahu itu.

"ra, kok hidup ku ga bisa ya kaya orang lain?"
ucap Nadin secara tiba-tiba

"maksudnya din?" tanya Tiara

"iya,,, kaya orang lain gitu, hidup kaya, wajah cantik, badan ideal, cerdas dan banyak lagi deh"

"din, ga semua kita dapat sesuatu yang sempurna, terkadang kita harus berusaha dahulu" ucap Tiara setelah mendengar keluh Nadin.

"ya tapi ra, ga enak banget tau kalau kita ga kaya tapi masalah tuh ada aja yang nyamperin, capek tau ga!!!"

mendengar ucapan Nadin yang seperti itu, Tiara tersenyum sembari mengusap pundak Nadin. ia tau Nadin dalam masa-masa yang sulit. dimana orang tuanya sudah tidak ada dan ada adik nya yang harus ia rawat. sungguh menyedihkan hidup seperti tak bisa bernafas. menyesakkan dan menyakitkan.

di tengah perjalanan mereka, mereka bertemu seorang pengemis yang sangat prihatin keadaan nya. lalu Nadin meraih uang disakunya dan memberikan sedikit rezeki nya kepada pengemis itu.

"nih pak, semoga bermanfaat" ucap nadin kepada pengemis itu

"terimakasih ya neng, semoga amal neng di terima, dan semoga dilancarkan rezeki nya, Alhamdulillah ya Allah Alhamdulillah...".

Mendengar ucapan sang pengemis, Nadin heran kenapa pengemis itu sangat senang. Padahal itu hanya uang receh. lalu seketika Nadin teringat pesan sang ibu kepada nya waktu kecil.

***

Hanya karena orang tua Nadin bukan orang yang berkecukupan, orang lain memandang rendah keluarganya. keluarga Nadin memang keluarga yang berkekurangan, namun ibu Nadin selalu mengajarkan Nadin untuk selalu bersyukur atas apa yang ada dan yang didapat.

suatu hari saat nadin masih berusia 5 tahun. dia diajak kesuatu pasar oleh ibunya.

"nak, kamu belaja ya yang rajin, biar ga jadi kaya pengemis itu". ucap seorang ibu terhadap anaknya

mendengar itu ibunya Nadin langsung memberitahu Nadin, bahwa ucapan seperti itu salah dan agak menyakitkan.

"din, kamu lihat pengemis itu. kasian kan?"
ucap ibu Nadin

"iya bu, kasian mereka"

"Kamu harus belajar yang rajin supaya bisa membantu orang-orang seperti mereka".

"iya Bu " jawab Nadin tanda mengerti

"dan kita harus selalu bersyukur, karena ada banyak yang lebih susah dari kita".

mendengar perkataan ibunya Nadin, Nadin sedikit mengerti apa yang dimaksud ibunya.

***

"din, din. Kamu kenapa din?" tanya Tiara melihat Nadin termenung.

"ahhh aku ga apa-apa, ayo kita pulang."

"katanya mau jalan-jalan". ucap Tiara

"nanti aja deh aku ada urusan mendadak". jawab Nadin dengan senyum menyayat

mengingat kejadian itu Nadin sedikit sadar, ia melanjutkan jalan nya dengan Tiara dan kembali kerumah. Ia dan Tiara berpisah dijalan, sesampainya di rumah ia menangis dan merenungi apa yang telah ia rasakan.

"ya Allah, maafkan aku. kurang nya rasa syukur ku membuat perkataan orang lain begitu negatif, maafkan aku karena telah lupa untuk bersyukur "

Nadin berterimakasih atas tamparan yang telah ia dapati. iya lupa akan bersyukur sampai hatinya menjadi sempit dan selalu berprasangka buruk akan sesuatu.

takdir yang kita dapat mungkin bukam apa yang kita impikan. namun takdir yang sudah ditakar tak akan mungkin tertukar. bisa jadi apa yang sudah kita alami adalah proses, dan apa yang kita dapati adalah hasil dari apa yang kita kerjakan.

rasa syukur yang terlupakan membuat hati kita menjadi sempit.

dengan mensyukuri apa yang telah kita capai dan apa yang telah kita punya, akan membuat kita lebih tenang dalam menjali hidup.

perkataan negatif  orang lain, akan terasa seperti omong kosong belaka.
tanpa harus melihat pencapaian orang lain.

Jum'at, 05 juli 2024
lapangan sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untaian Kisah Kita (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang