Rumus Cita-cita 2

8 2 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim. Mari kita lanjutkan ceritanya. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Terimakasih banyak

📝📝📝

Triwulan pertama telah terlewati namun aku harus segera mencari pekerjaan sampingan karena udah harus membeli beberapa peralatan untuk ikut dalam ekstrakurikuler nanti. Perlengkapan itu tidak termasuk dalam beasiswa, jadi mau tidak mau kita harus membelinya sendiri.

Jika teman-teman yang lain sehabis sekolah dia bermain belanja ataupun dia bersantai di rumah, tidak berlaku bagiku yang harus mencari penghasilan tambahan untuk membantu biaya sekolahku. Sebenarnya Bapak dan ibuku tidak mengetahui jika aku bekerja paruh waktu selepas sekolah ataupun jika hari libur, kasihan bapak jika harus menambah beban pikirannya karena melihatku bekerja untuk membeli beberapa peralatan sekolah yang tidak di cover oleh beasiswa.

Aku menjalani ini semua dengan bahagia. Saat ini pekerjaanku sebagai pramusaji dan membantu membersihkan tempat makan tempatku bekerja ini. Pemilik warung pun sangat perhatian pada semua karyawannya, termasuk ke aku. Ketika mau pulang Ibu kembali di warung membekaliku dengan beberapa lauk yang masih tersisa, kau itu bisa buat tambah menu lauk di meja makan keluargaku.

"Aeni!"

Sebuah suara terdengar memanggil namaku, aku segera mencari arah dari sumber suara itu. Rupanya teman-temanku yang sedang mencari tempat untuk mengisi kabar mereka atau mencegah dan minum minuman dingin di tempat bekerja ini.

"Hai, kalian dari mana?" Aku menghampiri mereka. Ada tiga orang, mereka adalah Puri, Putri dan Parmi tapi  biasa dipanggil Ami. Terkenal dengan Trio P. Baru memberikan daftar menu yang ada dalam warung tersebut.

"Tolong es teh tiga, es jeruk satu dan dua nasi goreng plus piring kosong satu ya."
Puri menyebutkan beberapa menu pilihannya untuk dicatat olehku.

"Ada lagi?" Aku menanyakan apakah mereka mau menambah makanan yang tidak akan dipesan atau tidak.

"Cukup dulu. Terimakasih Aeni." Putri menjawab pertanyaanku dan aku langsung pergi untuk segera menyiapkan pesanan mereka agar tidak menunggu terlalu lama.

Tidak menunggu lama pesan pun aku antar kemeja mereka bertiga dan mereka bertiga asyik menikmati. Siang ini warung cukup ramai dan pekerjaanku cukup banyak juga karena salah satu pegawai tidak masuk kerja. Bu asih yang memiliki warung ini pun dengan senang hati ikut membantu merapikan meja ketika aku sibuk di belakang untuk mencuci piring dan gelas kotor. Setelah semua rapi ibu Asih memberikan ongkos dan memberikan upah untuk satu minggu ini aku bekerja. Upah minggu ini lumayan banyak dibandingkan Minggu lalu karena minggu ini aku lebih banyak mengerjakan pekerjaan yang ada di warung.

Sepertinya aku harus bergegas untuk segera ke tempat pemberhentian bus yang menuju ke kampungku. Karena waktu udah menunjukkan pukul 05.30 petang, setelah itu bus datang lagi selepas salat isya dan itu akan lebih malam lagi untuk sampai ke rumah nanti. Aku terpopuga-pokok untuk sampai ke tempat pemberhentian bus karena hampir saja tertinggal jika aku tidak teriak dan berlari kencang. Bersyukur aku sudah berhasil naik bus ini sekitar satu jam lagi aku akan sampai ke desa tempat pemberhentian bus ini sebelum aku berjalan kaki untuk sampai ke rumah.

Tidak terasa 1 jam sudah perjalanan di bus ini karena tidak terlalu banyak berhenti untuk menurunkan penumpang di jalan. Beberapa orang dewasa duduk di depan dengan berpakaian formal mungkin mau menghadiri acara keluarga. Aku mengetuk kaca bus memakai koin untuk memberi kode kepada Pak sopir  memberhentikan bus ini agar aku bisa turun. Sesuai dengan yang aku mau berhenti tepat di jalan yang harus aku lewati dengan berjalan kaki karena tidak ada lagi kendaraan yang melintas kecuali yang memakai sepeda motor.

Berjalan kaki lebih dari satu kilometer biasa aku lakukan ketika tidak ada tetangga ataupun saudara yang berpapasan dan memboncengkanku sampai di kampungku. Sudah hampir 1/3 perjalanan untuk menuju kampungku bersyukur ada tetangga yang lewat dan mengajakku untuk membonceng di motornya.

"Baru pulang, dik?" Sapa Mbak Sarti ketika motornya sudah berhenti di dekatku.

"Iya Mbak. Kok Mbak Sarti sudah pulang?" Tanya aku balik pada Mbak Sarti tetangga desaku. Tidak biasanya dia sudah pulang ketika hari biasa masuk sekolah. Mbak Sarti ini kuliah di kota sebelah dan pulang satu bulan sekali.

"Iya dek, Ibu kurang dari Bandung dan bapak suruh aku pulang dulu karena ibu kangen." Jelasnya padaku.

Aku segera naik ke boncengan belakang dan motor yang kami kendarai segera laju untuk segera sampai ke tempat tujuan yaitu rumah kami masing-masing. Karena caranya tidak terlalu jauh Mbak Sarti mengantarkanku sampai ke depan rumahku aku hanya mengucapkan terima kasih. Tidak memungkinkan untuk Mbak Sarti mampir ke rumahku karena suara adzan isya udah berkumandang. Setelah motor Mbak Sarti hilang dari pandanganku, aku perlu berjalan untuk menuju pintu dan masuk ke rumah.

Seperti biasa hanya ibu yang menyambutku dengan senyuman khasnya. Sudah dipastikan ketika waktu salat Bapak tidak ada di rumah karena menjadi marbot masjid dan sekaligus muadzin juga imam sholat lima waktu.

Aku memberikan bungkusan yang dibawakan oleh Bu asih tadi kepada ibu untuk dihangatkan dan bisa untuk lauk kami sekeluarga besok pagi sarapan. Tidak anak satu macam tetapi berbagai macam lauk yang diberikan oleh ibu asih. Ikan kakap goreng satu, telur balado dua dan foto dua bungkus kesukaan ibu. Ada juga jajan pasar yang masih tersisa dan masih layak untuk dimakan. Ibu mengukus semua lauk itu dan akan digoreng kembali besok pagi.

Bapak dan Ibu jarang makan setelah salat isya biasanya kalau sekeluarga makan bersama selepas salat magrib. Aku pun tadi sudah makan di warung Ibu asih karena ada pelanggan yang membatalkan pesanannya tapi sudah dibayar. Bersyukur bisa bekerja di warung Bu asih karena bisa memperbaiki giziku beberapa waktu ini. Biasanya kalau kamu bisa keluar ke dalam keadaan kepepet, bener satu butir untuk makan dua kali sampai tiga kali untuk satu orang atau dibagi beberapa bagian untuk dimakan bersama.

Ibuku termasuk orang yang pandai memasak karena setiap masakannya hanya dibumbuin dengan bumbu seadanya tapi terasa begitu nikmat. Sayur yang kami makan adalah hasil kebun di sekeliling rumah kami.

***

Pagi ini seperti biasa semua murid berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan apel pagi sebelum pelajaran dimulai. Kepala sekolah menyampaikan ada beberapa aturan baru untuk siswa penerima pihak siswa sepertiku ini. Peraturan baru itu ialah harus menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, dari kecamatan dan juga dari kabupaten tempat kami tinggal di sekarang ini. Mau tidak mau aku pun harus mencari surat-surat itu agar beasiswa yang aku dapatkan lancar sampai nanti lulus.

Kebetulan hari ini jam terakhir kosong dan kami sekelas dipulangkan terlebih dahulu oleh wali kelas. Bu Sri rezeki adalah kepala sekolahku beliau mengampu mata pelajaran bahasa Jawa dan paduan suara. Bu Sri panggilan kami terhadap beliau, jangan memperhatikanku sebagai salah satu murid Putri yang disayangnya. Ada lagi Alif juga sangat diperhatikan oleh Ibu Sri karena kami sama-sama mendapatkan beasiswa pada tahun yang sama.

Aku menggunakan kesempatan ini untuk segera pulang dan mengurus surat-surat keterangan tidak mampu dari Bapak RT, Bapak RW, Bapak lurah selanjutnya ke bapak camat dan siapa Pak Bupati yang mungkin nanti akan dibantu oleh bapakku untuk mengurusnya.

Terkadang aku juga pengen merasakan bagaimana menjadi anak orang kaya yang tidak harus mengundang banteng menjadi surat-surat keterangan tidak mampu hanya untuk melanjutkan sekolah setinggi mungkin. Tapi mau bagaimana lagi hidup harus dijalani dan harus ikhlas menerimanya. Kehidupanku yang sekarang buat akun melalui dengan bahagia dan positif thinking. Ketika kita menjalani kehidupan yang bahagia maka apapun yang kita hadapi akan menjadi suatu hal yang menyenangkan bukan menjadi beban dan membuat kita merasa paling menderita.

Bersyukur berada di posisiku saat ini, karena keadaan keluargaku saat ini membuatku semakin berpikir dewasa dan tidak manja oleh keadaan orang tuaku.

📝📝📝

1208 kata.

Akhirnya lanjut juga ini cerita. Bagaimana menurut reader?

Jangan lupa tinggalkan bintang dan komen. Terimakasih banyak. Sehat selalu

RUMUS CITA-CITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang