03 • Malming

15 0 0
                                    

Hello Welcome!

Bagaimana kabar kalian hari ini?

Sekarang sudah masuk ke chapter 3, semoga kalian suka.

Jangan lupa untuk vote dan komen.

Harap maklum jika terdapat typo.

Happy Reading!

👉🏻❤️👈🏻

Setelah kemarin maka hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana yang pacaran keluar dari sarang mereka, mencari tempat nongkrong berdua, memadati jalanan, tidak hanya yang berpacaran, yang sudah menikah dan mempunyai anak juga ingin menikmati yang namanya malam minggu.

Ya, seperti Arbela yang kini sibuk memilih baju untuk keluar bersama Fanzo padahal cuman mau makan mie ayam tapi ribetnya kayak mau first date. Ia mencari baju hingga 15 menit lamanya, tapi ujung-ujungnya ia menggunakan kaos polos lengan pendek berwarna hitam dan celana kulot highwaish berwarna abu-abu sebagai pasangannya.

Setelah sibuk dengan pakaian kini Arbela sibuk dengan wajahnya, padahal Fanzo selalu bilang kalau keluar tidak terlalu jauh lebih baik pakai bedak dan lipstik saja agar tidak boros, tapi memang bebal Arbela tuh, jadi ia menggunakan foundation, bedak, blush on, maskara, lipcream berwarna nude dan lipcream berwarna merah bata – merah kecoklatan sebagai ombre.

Gadis itu terus menepuk-nepuk foundation ke wajahnya agar merata, setelah di rasa sudah merata Arbela membiarkan dulu foundation agar menempel sempurna. Seraya menunggu ia menyisir bulu alisnya agar tertata rapih, ia tak pandai membuat alis dengan pensil alis jadi ia hanya merapikannya.

Sekitar 15 menit kemudian Arbela selesai dengan makeup. Jadi, kini ia berdiri didepan cermin, mengamati penampilannya yang lumayan cantik dengan kulit mentah mendekati kuning langsat karena lumayan cerah, dulu pernah menjadi bahan bully karena dulu badan Arbela yang dekil, sawo matang dan itu menjadi titik insecure untuk Arbela.

Dengan tinggi 164, rambut panjang sedada yang sedikit bergelombang akibat sering di cepol dan dibiarkan terurai itu membuat penampilan Arbela semakin terlihat sempurna, apa lagi tubuh Arbela yang tidak kurus namun juga tidak gemuk. Perfect.

Merasa penampilannya sudah sempurna ia membalikan tubuhnya, berjalan beberapa langkah ke arah meja belajar, mengambil ponsel miliknya dan menatap 1 pop-up pesan dari Fanzo.

'Aku otw'

Itu pesan singkat dari Fanzo, dan pesan itu baru saja dikirim 1 menit yang lalu jadi masih butuh waktu sekitar 7 menit lagi hingga cowok itu sampai dirumah Arbela, jadi Arbela duduk dikursi meja belajar, membuka aplikasi tiktok dan mulai asik menonton video yang lewat fyp-nya.

Pintu kamar dibuka membuat Arbela menoleh singkat kearah Papahnya lalu kembali menatap layar ponsel miliknya.

"Neng ada korek kuping kapas?" tanya Ibnu–Papah Arbela yang masih berdiri di daur pintu kamar.

Arbela menyelisik meja belajarnya namun tidak menemukannya, ia bangkit dan berjalan menuju meja riasnya, disana terdapat sebungkus cotton bud yang Papahnya cari.

"Ini." Arbela berjalan menghampiri Ibnu, ia menyodorkan bungkus cotton bud itu.

"Satu aja." kata Ibnu, ia mengambil 1 batang dari dalam bungkusan itu, lalu memutas tubuhnya keluar dari dalam kamar.

Dia Yang MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang