01 • Risol Mayo

12 0 0
                                    

Hellow semuanya!

Ayo berikan dukungan kalian pada cerita baru aku ini.

Jangan lupa untuk vote dan komen kawan kawan.

Dan, harap dimaklumi ya kalau typo masih suka bertebaran, jempol suka kepleset sendiri soalnya awokwokwok🤭

Ikan hiu makan tomat

🦈 : Gak doyan monmaap

👉🏻❤️👈🏻

Siang hari sekitar pukul 13.00, saat matahari lagi panas-panasnya, Arbela justru tengah berkutat didapur, membaluri risol mayo yang ia buat sejak pagi dengan tepung panir.

Jam 14.30 nanti, Fanzo akan melakukan interview disalah satu pabrik yang memproduksi closet, jadi sebagai kekasih yang mencoba baik, Arbela membuatkan bekal makanan ringan karena Arbela yakin Fanzo tidak akan mau jika dibuatkan bekal makanan berat.

Risol bisa dinikmati Fanzo saat menunggu dipabrik nanti, atau bisa dimakan saat Fanzo selesai melakukan interview. Jadi, Arbela membuat risol ini sebagai bentuk semangat darinya untuk sang kekasih. Fanzo akan langsung mengingat wajah lumayan cantik milik Arbela saat merasakan kelezatan risol mayo buatan Arbela disetiap gigitan.

Arbela membuat agak banyak, karena dia juga sangat suka risol mayo. Lagi pula orang rumah juga harus mencicipi mahakarya dari Arbela dan ikut merasakan lezatnya sebuah 'risol mayo'.

Dengan bersenandung kecil Arbela menggoreng risol dengan penuh kesabaran, dengan api yang sedang agar tidak cepat gosong, dan terus di bulak-balik agar matangnya merata, bukan hanya satu sisi saja.

Setelah 15 risol tergoreng semua, Arbela menaruhnya diatas piring besar yang sudah dilapisi oleh tisu dapur agar minyak pada risol berkurang. Setelahnya ia membiarkan risol itu didapur, ia berjalan menuju kamar untuk mengambil ponselnya.

"Kamu goreng semua risolnya?" tanya Aminah–mamah Arbela yang masuk kedalam kamar Arbela.

Arbela yang berdiri didepan meja belajar seraya mengetik pesan itu pun mengangguk singkat. "Enggak, aku cuman goreng 15, yang 15 lagi ada dikulkas." balas Arbela tanpa menoleh pada Aminah.

"Mamah minta 2 aja boleh gak?" tanya Aminah penuh harap.

Arbela mendongkak, ia terkekeh geli mendengar ucapan sang mamah. "Atuh boleh, ambil aja berapa, sisain juga buat aku."

Aminah tersenyum simpul, ia memutar tubuhnya lalu berjalan keluar dari kamar Arbela. "Mamah kira buat Fanzo semua." ujar Aminah seraya berjalan keluar.

"Widih, mana mau dia bawa segitu banyak, liat aja nanti aku kasih 7 doang geh dia bilang banyak." keluh Arbela pasalnya Fanzo memang tak bisa makan dengan porsi banyak, atau nyemil dengan porsi banyak, berbeda dengan Arbela.

Aminah tertawa geli sebentar."Yaudah buruan kamu siapin tempat buat risolnya." Aminah tak perlu berteriak untuk berbicara karena letak kamar Arbela kedapur hanya sekitar 12 langkah saja.

"Bentar, aku mastiin dulu Fanzo udah siap siap apa belum." ujar Arbela, ia kini duduk diatas kursi dan menatap roomchat antara dirinya dan Fanzo. Kekasihnya itu belum membalas pesan dari Arbela yang menanyakan apakah cowok itu sudah siap-siap atau belum.

Dia Yang MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang