CHAPTER 22

1.8K 191 15
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-

Tandai Bila Typo.

Anggota Thunder Wolfe's sedang menghadapi serangan mendadak dari sekelompok orang bertopeng yang tiba-tiba muncul. Di tengah-tengah hiruk-pikuk itu, beberapa wanita bertopeng hanya berdiri mengamati dengan tenang. Perkelahian segera meletus, setiap anggota geng Thunder Wolfe's terlibat dalam pertarungan sengit dengan lawan-lawan mereka.

Olla vs. Penyerangan Bertopeng Hijau.

Pertarungan pecah dengan cepat. Olla berhadapan dengan seorang penyerang bertopeng hijau. Kecepatan dan kelincahan Olla membuat lawannya kewalahan. Dia menyerang dengan serangkaian tendangan dan pukulan, memaksa penyerang itu bertahan dengan keras. Di sekitar mereka, suasana penuh dengan teriakan dan suara benturan, menciptakan aura ketegangan yang menggema di udara.

"Olla, hati-hati dengan belakangmu!" teriak Adel saat melihat dua penyerang lain bergerak mendekati posisi Olla.

"Tenang aja, Del! Gue kan punya radar," balas Olla sambil menghindari tendangan dari penyerangnya dan membalas dengan serangan cepat. Di saat yang sama, dia melirik sekelilingnya, memastikan tidak ada yang bisa mengejutkannya dari belakang.

"Waduh, kayak orang dongo, tapi boleh juga kemampuan lo," sindir penyerang bertopeng hijau dengan napas terengah-engah, matanya tajam menatap Olla.

Olla tersenyum sinis. "Congornya dijaga ya, om. Dongo gini bisa kali ngalahin lo," balasnya dengan nada mengejek. Dia menambah intensitas serangannya, bergerak seperti kilat, menghindari setiap serangan dan membalas dengan pukulan dan tendangan yang terukur.

Namun, Bughh!

Sebuah pukulan keras mendarat di pipi Olla, membuat sudut bibirnya berdarah. "Weh anjing!" umpatnya, merasakan rasa sakit yang menusuk. Darah mengalir dari sudut bibirnya, namun mata Olla memancarkan kemarahan yang membara.

"Jangan lengah!" teriak Adel, namun belum sempat dia menghindar, sebuah tendangan mendarat di perutnya, membuatnya terhuyung-huyung ke belakang.

"Dedel!! Kamu nggak apa-apa, sayang?" tanya Shani khawatir, segera memegangi Adel. Matanya penuh kecemasan, bibirnya bergetar melihat Adel kesakitan.

"Gapapa, Ci. Tetap di belakang Adel dan waspada ya, Ci," jawab Adel sambil berusaha menahan sakit. Dia berusaha berdiri tegak kembali, menatap penyerangnya dengan penuh determinasi. "Lo kira lo bisa ngalahin gue cuma dengan satu tendangan?" ucapnya dengan suara penuh tantangan.

Olla, yang marah karena terluka, menunjukkan kemampuan sejatinya. Dia bergerak dengan cepat di sekitar penyerang, membuat lawannya bingung sebelum memberikan pukulan akhir yang menjatuhkannya. "Liat nih, kemampuan gue bisa bikin lo pusing!" seru Olla dengan penuh kemenangan.

I'M ADELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang