SERBUUU!! Serba 15 Ribu!!
Pembelian khusus lewat jalur paket ya! Jadi jangan sampai ketinggalan sebelum harga kembali normal
*
"Mbak, bilangin Mang Sardi bukain pintu gerbang dong," ujar Arsen pelan serupa bisikan. Ia tak ingin membuat kegaduhan, hingga membangunkan Aljogo Neraka Jahanam.
"Gimana, Den?"
"Bukain gerbang!" nada Arsen naik setengah oktaf. Dia masih punya otak buat nggak teriakin Mbak Marni sekarang.
"Jangan kumur-kumur, sih, Den. Aden minta apa? Roti bakar?"
"Ya Allah, Mbak Marni! Mang Sardi suruh bukain gerbang rumah." Arsen membekap mulut, sadar kalau keceplosan. Gara-gara Mbak Marni, kan! Semoga aja mama-papanya masih pada ngebo cantik.
"Owalah."
Mata Arsen melotot. Kurang asem, memang. Mbak Marni, nih, kalau bukan asisten rumah tangga kesayangan sang mama, udah Arsen deportasi dari muka bumi. Lemot banget, sumpah! Pengen bongkar pasang otak janda muda di depannya Arsen tuh!
"Mau berangkat sekolah, Den?"
"Mbak!" Dengan gerakkan jari menggores bibir Arsen memberi kode supaya Mbak Marni diam. "Cepetan sana!" usir Arsen.
Arsen ngumpet di dalam kamar mandi dapur setelah Mbak Marni ngacir. Jaga-jaga, siapa tahu penunggu rumahnya udah melek. Sedia payung sebelum ujan lebih bagus dibandingkan kuyub.
"Den, udah."
Setelah mengucapkan terima kasih, Arsen bergegas keluar dari kamar mandi, berjalan pelan, masih dengan gaya sok-sok mau maling. Arsen bergidik sewaktu lewat di depan kamar orang tuanya.
"Punten, anak Brandon mau lewat." Arsen melangkah dengan sangat hati-hati. Sebisa mungkin ia tak membuat bunyi, meski itu dari suara ketukan sepatunya sendiri.
Sampai di garasi, Arsen mengumpat kasar. Motornya dikelilingi rantai! Ck, dasar licik itu pasangan bucin! Sorry aja, Arsen, sih, pinter. Nggak mau ribet, anak lelaki Brandon Ardiansyah itu mengelurkan HP dari saku celana, lalu membuka aplikasi jasa angkutan online. Percuma zaman udah canggih kalau nggak dimanfaatin.
"Mang, tolong sampein ke Mama ya, besok-besok rantai sekalian mobil gue."
Mang Sardi hanya mengangguk. Udah biasa banget liat majikan sama anaknya gelut perkara sepele.
"Semoga selamat sampai tujuan, Den," ujar Mang Sardi yang langsung mendapat pisuhan dari Arsen. Anak itu, entah mengapa, merasa seolah sedang di doakan agar kecelakaan di jalan.
Marischa Darmawan, atau yang lebih dikenal dengan nama Icha, menggelengkan kepala. Sembari terkekeh, ia menatap kepergian sang putra dari balkon lantai dua rumahnya. Si cerdik Arsen memang begitu menuruti dirinya kala muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Kawin!
RomanceGenre : Comedy-romance Rate : Dewasa (18+) Note's: Harap Membaca Dira & Dipta after Marriage (Cerita Oma & Opa Arsen) & Cacha-Deodorant (Ortu Arsen) : Versi cetak dapat di dapatkan di Karospublisher jika masih tersedia. Blurb Kawin...