Cerita ini sekarang tayang di Innovel. Teman-Teman bisa membaca geratis selama 14 hari ke depan disana.
*
*
Rokok √
Kaleng bir √
Arsen melirik Kevin dan Faza, memberi dua jempol kepada para sahabatnya yang duduk ngemper di depan gerbang rumah. "Hiji, loro, tilu. Tarik, Mang!" Kevin memukul pantat galon air sebanyak tiga kali, lalu disusul dengan suara cempreng Arsen. "Eta terangkanlah ... eta terangkanlah ... mama Arsen galak, eta terangkanlah." Arsen menunjuk Faza selaku master backing vocal agar bangkit.
"Eta ... eta terangkanlaaah ...." Arsen menaikkan setengah bar nada.
"Icik kiwir ... icik kiwir ...." Sang backing vocal mengeluarkan suara emasnya membuat Arsen terbahak. Faza emang paling mantep kalau disuruh jadi backing vocal.
Arsen mengulurkan tangan pada Kevin, memberi kode kalau sahabatnya itu harus ikut berjoget.
Lengkap sudah konser tunggal ala Arsen. Bodo amat kalau nanti satpam komplek Kevin negor lagi. Arsen nggak peduli! Tukang bikin onar udah mendarah daging di hidupnya. Jadi, urusan di-damprat pikir belakangan aja. Penting happy-happy dulu.
"Lagi! Lagi!" kata Faza membuat Arsen kembali membuka mulut, nerusin lagunya yang memang belum selesai.
"Ampunilaaah ...." Teriakkan menggema Arsen lalu diikuti oleh Kevin dan Faza sebelum ketiganya terbahak bersamaan.
"Ibab! Udahan. Aib mama-papa gue, Anjing!"
Lah, baru sadar si Arsen. Kan, biasanya juga lanjut sampai kata 'Mama-Papa sukanya ena-ena'. Kevin dan Faza menggeleng bersamaan. Tumben sekali Arsen cut bagian penting dari lagu ter-hits dalam playlist anak itu.
Membalikkan badan, Arsen diam. Perasaan rumah di depannya sepi banget. Yang punya rumah pada ke mana coba? Sia-sia dong dia main ke tempat Kevin.
"Heh, Combro! Ngapain lo liatin rumah Rachell sampai segitunya? Nungguin tuh anak keluar?"
Arsen melayangkan tangan ke kepala Faza. Anak Ashar-Magrib dan mulut lemesnya paling yahud emang kalau bikin malu. Kenapa, sih, pakai disebut segala. Kalau udah tahu, ya diem kan, bisa!
"Udah, sih, Fa, biarin. Arsen, kan, emang malu-malu kucing anaknya. Tinggal bilang suka aja repot. Dia tiap hari ngerjain Rachell, kan, biar selalu deket sama tuh anak."
Kampret. Kalau aja bunuh temen sendiri nggak bakal kena damprat mak-mak mereka yang galak, gue bunuh, nih, ibab-ibab, celetuk Arsen dalam hati.
"Ck ck ... nggak ketolong temen lo, Kev. Gue mau pesen kamar di RSJ, ah. Kali aja Arsen cepet gilanya. Secara kita pada tahu, nih, siapa cowok yang ditaksir sama Rachell."
Jari-jari Arsen terkepal. Pengen banget Arsen maskerin bibir Faza pake cabai. Lambe turah banget. Nggak tahu apa, hati Arsen dari beberapa bulan lalu udah nyut-nyutan. Lagian, Rachell pake nembak Marchellino segala. Arsen, kan, jadi patah hati.
"Bener, sih. Booking RSJ dulu secara saingan sama Bang El tuh ber ...." Faza yang nggak peka sama kode kiriman Kevin terus aja ngomong sampai-sampai nggak sadar kalau muka Arsen udah merah nahan amarah.
Brakk!
Bibir Faza mengatup. Suaranya tiba-tiba hilang ketika Arsen menendang motor sport milik anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Kawin!
RomanceGenre : Comedy-romance Rate : Dewasa (18+) Note's: Harap Membaca Dira & Dipta after Marriage (Cerita Oma & Opa Arsen) & Cacha-Deodorant (Ortu Arsen) : Versi cetak dapat di dapatkan di Karospublisher jika masih tersedia. Blurb Kawin...