ENCOUNTER

14 2 0
                                    

SPRING 2024 IN JILIN, CHINA.

Di sebuah desa kecil yang terletak di antara pegunungan yang menjulang tinggi dan hutan lebat, alam berbicara dalam bahasa yang tak terucapkan. Setiap pagi, sinar matahari menyelinap lembut melalui celah-celah dedaunan, menciptakan lukisan cahaya yang menari di atas permukaan tanah. Suara gemericik air dari sungai yang mengalir jernih menjadi melodi alami yang mengiringi kehidupan sehari-hari penduduk desa.

Di sini, burung-burung berkicau riang, seolah merayakan keindahan yang hanya tuhan bisa melukiskannya. Angin bergerak, membawa aroma bunga-bunga liar yang mulai bermekaran di sepanjang jalan. Alam tidak hanya memberikan kehidupan, tetapi juga mengajarkan pelajaran berharga tentang keseimbangan dan keharmonisan. Dalam setiap detak jantung hutan dan setiap riak air sungai, terdapat kisah yang menunggu untuk diungkap. Kisah tentang bagaimana manusia dan alam hidup berdampingan.

Sudah beberapa minggu berlalu sejak seorang anak Adam kembali ke tempat asalnya, meninggalkan hingar bingar dunia entertainment yang beberapa waktu terakhir membuatnya tercekik hingga susah bahkan hanya untuk bernafas.

"Renren cepat bangun lalu makan!" Wanita paruh baya yang terlihat cantik diumurnya membuka tirai jendela, membiarkan cahaya matahari merangsek masuk menerangi ruangan ber-design minimalis dengan sentuhan tradisional.

"Ya māmā, 5 menit lagi" laki-laki yang dipanggil Renren itu masih bertahan untuk memejamkan matanya, menego sang ibunda untuk tidur kembali.

"Renren ini sudah pukul 08.00. Jangan dibiasakan bangun siang" karena melihat putra sematawayangnya itu bergeming tak bergerak satu senti pun, nyonya Huang menghela nafas lelah kemudian memilih keluar dari kamar putranya.

30 menit kemudian...

Terlihat pergerakan dari dalam selimut oleh pemuda berusia 24 tahun itu. Renjun atau yang bernama lengkap Huang Renjun itu mulai terduduk melakukan peregangan diatas ranjangnya sembari menguap. Pemuda itu kemudian melirik jam di nakas dan berniat beranjak dari kamarnya menuju dapur karena merasa sedang membutuhkan kafein dari kopi seperti rutinitasnya sehari-hari.

"wàipó (nenek pihak ibu) mana māmā?" Tanya Renjun saat melihat wàipó nya  tengah memasak sesuatu di dapur"

"Kemana lagi memangnya? Pastinya māmā mu sudah berangkat ke hotel" ujar wàipó.

Sekedar informasi bahwa keluarga māmā Renjun mengelola hotel yang cukup terkenal. Setiap hari māmā Renjun akan pergi mengelola hotel sebagai salah satu manajer. Sedangkan bàba Renjun seorang pekerja kantoran di salah satu perusahaan terkemuka.

"Kalau wàigōng (kakek pihak ibu)? rasanya rumah ini sangat sepi" ujar Renjun sembari mengaduk kopinya.

"wàigōng mu pergi memancing di danau pagi tadi, sebaiknya kamu mandi dan menyusulnya untuk membawakan camilan ini" wàipó berkata sembari menata kue yang selesai dia buat.

"Baik..." Pemuda yang sudah rampung membuat kopinya itu kemudian memilih untuk pergi kembali ke kamarnya.

Beginilah aktivitas serorang Huang Renjun, K-Idol terkenal, member dari Boygroup NCT Dream yang beberapa waktu lalu memutuskan untuk hiatus dari dunia entertainment setelah 8 tahun dirinya debut. Masalah kesehatan ia gunakan untuk pamit dari publik sementara waktu, well, lebih tepatnya adalah kesehatan mental.

Ketenaran, pujian, sorotan adalah makanan sehari-hari Renjun sejak 8 tahun karirnya. Lelaki itu debut diusia 16 tahun, ukuran yang sangat belia dalam mendapat spotlight media dan banyak orang. Tuntutan profesional serta tanggung jawab agar terus nampak sempurna ia rasakan sejak dulu. Melelahkan namun juga mendebarkan, Tidak ada hidup yang sempurna tanpa masalah, Renjun menyadari hal itu. Renjun merasa cukup dengan hidupnya sampai ketika ketenaran yang bagai pedang bermata dua itu menyeretnya dalam pusara kegelapan.

RAIN🌧️ [Huang Renjun X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang