.
.
.
Hielberg semakin gelap dan dingin oleh derasnya hujan yang tak kunjung berhenti. Waktu pun terus berjalan hingga tak terasa sudah memasuki malam yang seharusnya kereta kuda istana sudah sampai ke lokasi di mana Suzette harus menemui Loid. Jelas-jelas tadi Max melihat kereta kuda istana sudah memasuki hutan dan paling lama akan sampai hingga hari petang. Meski terlambat, Loid bersyukur hujan menghalangi laju kereta mereka dan memperlambat waktu.
Geram bangsawan tinggi satu ini tak kunjung datang, Loid memutuskan memakai mantelnya kembali diikuti oleh Darrel. Mereka sepakat untuk menjemput Putri Suzette yang diperkirakan terjebak di hutan. Mereka melesat dengan kuda masing-masing di tengah hujan deras berharap ini akan cepat selesai dan Loid segera pulang ke kastil dengan membawa Anya.
"HIIIK"
Loid menarik kuat tali kudanya mendadak, begitupun dengan Darrel. Baru beberapa menit mereka menyusuri hutan ternyata rombongan Putri Suzette sudah menampakkan hidungnya.
"Fyuh..."
"Ayo cepat ikuti kami!"
"HIYA!"
Memang tak bohong, kondisi tanah di hutan hampir seperti lumpur jika tak ada bebatuan yang menumpu maka mustahil roda kereta bisa sampai. Sulit memang membawa kereta kuda di jalan tanah seperti itu. Lagi pula ini idenya siapa? Tanggung sendiri akibatnya. Setelah menyamakan tempo berkuda yang sangat lamban, terpaksa mereka sampai ke desa setelah satu jam kemudian.
Arahan Loid pun langsung dilaksanakan, tapi sedikit tidak memungkinkan karena kondisi bangunan kuil yang seadanya juga penampilan warga yang tidak tampak mewah dan makanan yang sederhana ini membuat kekhawatiran tersendiri untuk Loid, meski ia tahu tak bisa memaksakannya.
Sesampainya rombongan prajurit dan satu kereta kuda istana membuat warga yang belum pernah melihatnya serempak terkagum atas kemewahan ukiran yang ada di kereta tersebut. Loid sudah bersiap lebih dulu dan dengan mantel yang masih dipakainya, tangan telanjang yang dingin dengan rendah hati menyambut Putri Suzette yang akan hendak turun dari kereta kudanya.
KRIET
"Selamat datang Tuan Putri Suzette Fiona Boswell, saya Loid---"
"Aku tahu. Terima kasih." Potong Suzette dengan senyumnya melihat Loid yang sedikit berantakan menyambutnya di tengah hujan. Dibalasnya tangan Loid yang dingin untuk membantunya turun dan langsung menuntunnya untuk memasuki kuil.
Suzette juga disambut hangat oleh warga Hielberg yang serentak membungkuk hormat padanya sang putri Raja negeri ini. Putri terlihat senang meski dalam perjalanan dia kesal setengah mati oleh kondisi jalan terparah di Kerajaan Westalis, diam-diam juga kondisi ini membuat Loid malu karena daerah Duchy nya belum juga berkembang.
"Terima kasih sudah menyambutku wahai rakyat jelata di Hielberg. Dengan kedatanganku yang sangat mendadak ini, aku akan bermurah hati menerima semua kesederhanaan..." Ucap Suzette di ambang pintu kuil sambil melihat warga Hielberg yang sangat sederhana tersebut. Sepertinya Putri tak ingin berbasa-basi lebih lama di kondisi seperti ini, berantakan dan basah.
Darrel paham akan situasinya pun segera mengarahkan warga yang tadinya telah sabar menunggu kedatangan Putri untuk melanjutkan kegiatan mereka di rumah masing-masing, dengan kata lain terpaksa harus pulang secepat itu. Beberapa dari mereka jelas merasa kesal, karena usaha mereka hanya diberi ucapan terima kasih.
Putri dengan pelayan pribadinya duduk tenang di kuil menunggu kedatangan Loid yang tadi pergi menyiapkan kamar layak untuk Putri karena pasti mereka akan menginap setidaknya dua hari di sini. Merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loid And His Problem
Romance[SPY X FAMILY by ENDO TATSUYA] Genre: Fanfiction, Drama, Historical, Romance, Mature. Loid Charles Hagh Forger putra kedua dari keluarga bangsawan Forger, naik menjadi Duke memimpin keluarga menggantikan Ayahanda bahkan Kakaknya yang telah gugur di...