Chapter 10: How (D)are You ?

59 3 2
                                    

.

"Dear Lady Yor.
Apa kabarmu nona? Semoga Dewa selalu melindungimu.
Di sini Anya sangat merindukanmu dan dia berharap kalian bisa bertemu secepatnya. Sudah lebih dari dua pekan semenjak aku pulang dari Hielberg, penyesalanku semakin membesar bahwa aku tak bisa membawamu ke kastil walau itu dengan paksaan.

Balas lah jika kau senggang. Aku ingin sekali bertemu. Maafkan atas keserakahanku.

Semoga harimu menyenangkan, sehatlah selalu.

Duke of Westenberg.
Loid Charles Hagh Forger."

(Source : Pinterest )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source : Pinterest )

Seperti untaian lirik puisi yang memiliki arti tersirat, hari yang cerah ini tak menutupi kehampaan hati seorang pemuda yang merasa sangat kesepian di himpunan para bangsawan. Ramainya aula kantor dewan di istana tak membuat perasaannya baik begitu saja. Terhitung sudah dua bulan kepulangannya semenjak mengunjungi Hielberg. Loid kembali memulai kehidupan dewan istana yang membosankan.

Terlepas dari teka teki yang diberi oleh Darrel.

"Terima kasih untuk para dewan bangsawan seluruh Westalis yang telah hadir mengunjungi istana untuk perayaan kecil ini. Anakku, Putri Mahkota Suzette telah menyiapkan pesta ini dengan sepenuh hati. Selamat menikmati!"

PROK PROK PROK PROK

Putri yang disebut oeh Raja Edmund pun maju ke depan dan membungkuk hormat. Perayaan kecil ini diadakan  sebenarnya bukan tanpa alasan. Suzette sengaja melakukannya untuk bisa mengundang Loid hadir tanpa paksaan.

"Tuan Duke, apa anda sedang tidak enak badan? Wajah anda pucat,"

"Ah... Tidak Armand. Tidak apa-apa, aku hanya bosan. Nikmati saja pestanya, aku mau cari angin saja."

"Ya baik, tolong jangan jauh-jauh dari aula...,"

Loid merasa tidak mood untuk sekedar meminum segelas sampanye atau kukis yang biasa ia cicipi. Kepalanya terus memikirkan kesalahan apa yang kira-kira ia lewatkan, kenapa suratnya tidak kunjung di balas? Anya juga akhir-akhir ini sering melupakan Loid karena terlalu seru bermain dengan yang lain di kastil. Proyek pembangunan kastil di perbatasan Westenberg juga ternyata belum ada perintah untuk dimulai. Masih malas pikirnya untuk mencari jawaban dari semua kejadian.

Pesta di saat matahari masih terjunjung tinggi ternyata bukan hal yang buruk. Loid memilih jalan-jalan di luar aula melihat-lihat taman yang lumayan sejuk. Ada kolam air mancurnya juga, berpatung duyung yang cantik. Ia dudukan bokongnya di tepian kolam sambil melihat pantulan wajahnya di air.

"Kemana hilangnya semangatku?..." Lirihnya. Pakaian formalnya yang gagah pun tak bisa membantu tubuh malas gerak nya ini. Sungguh, ini sisi Loid paling termalas selama ia hidup.

Loid And His Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang